Redfang by Fachrul R.U.N.

Kalimat pertama Redfang
Dua pemuda berjalan memasuki hutan.

Sececap Redfang

Demi menyandang gelar warisan sang ayah, Cassius Redfang membunuh Velius Redfang, adik kandungnya sendiri, yang merupakan pewaris takhta yang sah sesuai wasiat sang ayah. Meski para pendukung adiknya curiga ada sesuatu yang mencurigakan terkait menghilangnya Velius, mereka tidak memberontak karena di bawah pemerintahan Cassius, Canivius menjadi makmur.

Namun... Delapan tahun kemudian, Velius kembali.

Cassius sontak terperanjat. Bagaimana bisa seorang yang telah meninggal kembali lagi?! Mukjizat para Vanadis-kah? Atau justru berkah dari Penguasa Kegelapan? Atau pemuda itu hanya seorang penipu yang mengaku-aku sebagai Velius?


Dilanda kebingungan, dan rasa takut yang teramat sangat, serta dipandu mimpi ganjil istrinya, Cassius mencoba mengungkap teka-teki di balik kebangkitan adiknya yang tampak jelas sekali ingin mengambil kembali haknya.

Citarasa Redfang

Karya pertama Fachrul yang kubatja dan... Langsung membuatku terpukau!

Yang membuatku terpukau ada dua:

Pertama, karakternya. Tidak ada karakter yang benar-benar baik. Semuanya jahat. Bahkan antagonis kita, Cassius, dia juga jahat. Dia mau melakukan apa saja, bahkan membunuh saudaranya sendiri, sahabatnya sejak kecil, demi untuk dapat menduduki takhta! Tidak cukup puaskah dia dengan menduduki jabatan yang lain? Haruskah dia mesti jadi pemimpin? Memang benar dengan dia jadi pemimpin kotanya tercinta dan daerah yang dipimpin sejak dari pendahulunya mencapai kegemilangan yang mungkin belum pernah dicapai oleh kakek-kakek buyutnya, tapi apakah itu bisa jadi pembenaran? Apakah menjadi pemimpin, mengurusi orang banyak, lebih penting dari memiliki keluarga?

Meski tidak gampang disukai, Cassius ini tidak sampai bikin sebal atau benci. Mungkin sifat jahatnya itu diimbangi dengan cintanya yang begitu mendalam pada istrinya (yang merupakan mantan Velius #jeng #jeng).

Dibandingkan Cassius, yang benar-benar menyita perhatianku itu Ninh, pengawal setia Cassius (dia beberapa kali disorot seorang diri!), dan wanita dari keluarga Hailstorm, dari gambarnya yang tjantik dan sikapnya yang misterius.

Oh ya, tampaknya tiap buku Vandaria Saga (yang bukan kumcer) diberi awalan berupa pengenalan singkat karakternya dan dilengkapi ilustrasi ciamik perwujudan mereka. Tapi dibanding Takdir Elir yang memberi deskripsi terlalu banyak, perkenalan tokoh di Redfang ini cukup bikin penasaran.

Kedua, cara bercerita penulis. Enak dan sangat mengalir. Meski tergolong high-fantasy, Redfang tidak dilengkapi bahasa-bahasa canggih. Atau mungkin karena aku sudah famliar dengan Vandaria saga; Redfang adalah buku ketiga dengan semesta Vandaria yang aku batja, maka aku sudah tidak asing dengan istilah seperti frameless atau Vanadis? Mungkin saja. Tapi yang pasti, cara bercerita Om Fachrul (?) ini, seperti yang sudah kutulis di awal paragraf, sangat mengalir. Sehingga mudah untuk mengikuti kemana arus akan membuatku terhanyut.

Bagaimana dengan kisahnya?

Kisahnya sendiri... Bagiku biasa saja. Tidak ada yang benar-benar mengejutkanku. Bahkan kejutan di klimaks juga tidak mengejutkanku. Tapi terasa nikmat mengikuti petualangan Cassius, juga Ninh, dan seorang frameless detektif yang punya kemampuan membatja pikiran dan masa lalu seseorang dengan sentuhan. Ibarat kue, Redfang itu kue favoritku. Aku sudah tahu bagaimana rasa dan tekstur makanannya, atau kalau mataku ditutup, aku sudah tahu sajian yang kukunyah ini mengandung ini-ono, ini-ono, ini-ono, kucrut (?) dan karena lidahku seleranya makanan seperti ini, jadi ia pun tak kelojotan (?), atau terkejut, atau bertanya-tanya, hanya mengunyah dan mengunyah karena rasanya sudah terasa pas, seperti yang diharapkan.

Hnnn... Jadi lapar beneran :))

Secara keseluruhan, Redfang adalah karya yang luar biasa. Tidak ada karakter yang sempurna, bahkan si detektif frameless yang tidak pernah berbohong. Banyak adegan aksinya, sejak halaman pertama malah. Meski memiliki banyak tokoh utama, nyaris tidak ada yang terlewat untuk diselami. Semuanya mendapat porsi masing-masing, sehingga kita akan mengetahui motif dari setiap karakter melakukan tindakannya. Dilengkapi dengan ilustrasi dan ilustrasinya bagus cenderung keren (?) Oh, dan lihat covernya. Covernya keren pakai dewa! Dan tahukah kalian, dua pemuda yang ada di gambar tersebut adalah kakak beradik Redfang? Belum? Sekarang kalian tahu :))

Sangat direkomendasikan bagi penyuka cerita fantasi dan aksi. Dan terutama bagi penikmat cerita bergenre high-fantasy dengan setting medieval.

Redfang

Penulis: Fachrul R.U.N
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2011
Tebal: XXVI + 430 halaman
Genre: (High) Fantasi - Misteri Thriller - Adventure - Romance
Score: Delicious (5 of 5 stars!)
Target: Young - Adult (16 tahun ke atas!)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::

Kategori: Support Local Author!

https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
Kategori: First Initial

|

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!