The Confessions of Shopaholic

The Confessions of Shopaholic

Penulis: Sophie Kinsella

Penerbit: Dell

Tebal: 368 halaman

Stew score: Sweet!

Caution: Sop Iler!

Icip-icip The Confessions of Shopaholic

Namanya Rebecca Bloomwood. Dan dia… Suka sekali berbelanja. Sahabat baiknya adalah kartu kredit. Bergaul dengan diskon. Wangi kesukaannya adalah bau toko.

Becky, sapaan akrab Rebecca, bekerja sebagai jurnalis di sebuah majalah yang bertolak belakang dengan kegemaran menghabiskan uang, majalah keuangan bernama Successful Saving.

Becky tidak menyangka kegemarannya membeli sesuatu berdampak dia punya hutang pada Bank dengan total… Lumayan banyak. Bahkan gajinya tidak cukup untuk melunasinya. Sementara debt collector terus-menerus memburunya–tidak hanya satu, tapi banyak.

Apa yang akan dilakukan Rebecca untuk melunasi hutang-hutangnya?

Citarasa The Confessions of Shopaholic

The Confessions of Shopaholic. Buku pertama dari serial Shopaholic karya Sophie Kinsella.

Buku ini juga telah diadaptasi ke layar lebar. Dan filmnya, termasuk salah salah satu film kesukaanku. Sangat lucu dan menghibur.

Karena aku rasa telah banyak yang ngereview buku ini, apalagi ini buku lama, aku akan membahas perbedaan film dan buku–terlepas keduanya menyajikan dua hal yang berbeda.

Confessions of Shopaholic (Books)
- Rebecca telah bekerja selama (sekitar) 3 tahun di Successful Saving
- Rebecca telah mengenal Luke Brandon
- Rebecca dipinjami uang oleh Luke di acara semacam konferensi pers ala dunia perekonomian
- Scarfnya berwarna biru, menyebut merk, dan tidak terlalu penting
- Rebecca hanya menulis satu artikel “unik” saja
- Finlandia hanya disebut beberapa kali
- Alicia bekerja di majalah keuangan
- Tarquin (Tarky) adalah keponakan Suze, dan dia naksir pada Rebecca
- Derek Smeath bukan orang yang jahat

Confessions of Shopaholic (Film)
- Rebecca bekerja di sebuah majalah yang telah bangkrut dan baru akan melamar ke Successful Saving
- Rebecca mengenal Luke Brandon ketika secara tak sengaja mereka bertemu ketika beli hotdog
- Rebecca meminjam uang dari Luke di pertemuan pertama mereka
- Scarfnya berwarna hijau, merk tidak disebut, menjadi bagian penting dari keseluruhan kisah
- Rebecca banyak menulis artikel unik
- Finlandia sering banget disebut
- Alicia bekerja di majalah mode
- Tarky adalah pacar Suze, dan mereka akan menikah
- Derek Smeath dikesankan sebagai orang jahat

Perbedaan lainnya:
- Di buku, Luke telah memiliki pacar
- Di film, ada perkumpulan penggila belanja

Meski begitu, aku memberikan nilai yang sama pada keduanya. Ada beberapa bagian di film yang lebih aku suka, semisal kejadian “ajaib” di buku dibuat masuk akal di film, begitu pula sebaliknya, kejadian nyeleneh di film penjelasannya ada komplit di buku.

Seimbang-lah.

Kesamaan dari dua “unsur” yang berbeda itu adalah karakter Rebecca Bloomwood yang lebay tapi kocak banget. Tapi tetep, aku masih lebih suka Suze. Dan, untungnya, baik di buku maupun di film dia digambarkan sebagai seorang yang setia kawan.

Jujur saja, aku lebih dulu melihat filmnya. Dan saat baca bukunya, aku berharap Suze sama Tarky… Yah, mereka pasangan yang cocok bila di film. Tapi karena Suze dan Tarky masih keluarga dan tampaknya bakal jadi incest (masih tampaknya lho ya, siapa tahu Tarky berasal dari keluarga pihak yang boleh menikahi Suze), jadi ya, aku mesti menerimanya. Emang apa yang bisa kuperbuat? Komplain ke penulisnya? Kalau ada yang mau meminjami mesin waktu aku akan melakukannya.

Lalu ada istilah “sapi” untuk mengolok seseorang yang menyebalkan. Ini kali kedua aku membaca istilah tersebut setelah pertama kali menemukan istilah tersebut di novel Harry Potter and The Goblet of Fire. Tampaknya kata “sapi” ini berkorelasi dengan “anjing” kalau di Indonesia. Oh iya, setting tempat Confession of Shopaholic versi buku adalah Inggris.

Ada satu adegan favoritku, dan tampaknya jadi favorit banyak orang karena di film adegan ini tidak dihilangkan. Here we go.

Oh My God. I, Rebecca Bloomwood, have been the victim of a crime. (Astaga. Aku, Rebecca Bloomwood, baru saja jadi korban tindak kriminal.)

Dari sepotong kalimat itu, jelas tampak sekali bahwa Becky itu dramaqueen sekali. Tapi sikap lebaynya itu alih-alih bikin jengkel malah mengocok perut. Dan bila kalian belum melihat filmnya, adegan itu ada di menit-menit awal.

Sebagai awal seri, Confessions of Shopaholic telah sukses bikin aku mau melanjutkan melahap hidangan Sophie Kinsella berikutnya.

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!