Ulysess Moore: Pintu Waktu

Ulysess Moore: Pintu Waktu

Penulis: Pierdomenico Baccalario
Penerbit: Erlangga for Kids
Tebal: 222 halaman
Seri: Ulysess Moore #1
Judul Asli: Ulysess Moore La Porta del Tempo
Genre: fantasy - adventure
Stew Score: Yummy

Tampaknya rumah-rumah tua menjadi tempat favorit para misteri untuk bersemayam. Terbukti dengan banyaknya kisah-kisah misteri dari yang fantasi hingga ke crime, menggunakan rumah tua sebagai setting lokasi.

Kali ini giliran misteri di rumah tua di kota kecil di pesisir Inggris yang unjuk gigi. Diriku yang selalu penasaran tergelitik untuk mengcukili misterinya hingga ke dasar.


Di sini sudah ada si kembar Covenant, Jason dan Julia, yang orangtuanya baru saja membeli Argo Manor, nama rumah tua itu, dan sahabat mereka, Rick Banner. Nah, apa kabar kalian?
All: Baik.

Denger-denger, kalian suka sekali bertualang, apa itu benar?
Jason dan Rick: Ya.
Julia: Tidak juga. Aku biasanya lebih suka berbelanja--
Jason: Tapi dia mudah penasaran--
Julia: Terima kasih, Jason, atas bantuanmu.
Jason: Sama-sama.

Kombinasi yang tepat dong, kalian suka berpetualang dan mendapatkan rumah tua yang luas dan cocok untuk penjelajahan.
Jason: Ya. Kami sangat beruntung.
Julia: Ya benar, kami sangat beruntung terperangkap di kota kecil ini.
Rick: Hei !
Julia: Maaf ya, Rick. Tapi London lebih menarik bagiku.

Apa nama kota kecil kalian itu?
All: Kilmore Cove.

Banyak yang mengaku nggak pernah dengar soal kota itu. Sebenarnya di mana sih letaknya?
Rick: Cornwall, pesisir tenggara Inggris.

Untuk si kembar, bagaimana orangtua kalian tahu soal Argo Manor?
Jason: Mungkin mereka... Mendapatkan pertanda. Semacam... Bisikan takdir.
Julia: Maafkan dia yang suka hal-hal supernatural dan kisah-kisah--
Aku juga suka hal-hal seperti itu.
Julia: Ohh... Okay.

Coba aku tebak, orangtua kalian pasti pergi keesokan harinya?
Jason: Bagaimana anda tahu?
Bisikan takdir, hahah. Aku sebenarnya sudah membaca manuscript petualangan kalian, tapi anggap saja aku belum membacanya. Pasti ada pemirsa Story Eater Tales yang belum batja kisah kalian. Tapi sejujurnya hal itu mudah sekali ditebak. Bagaimana kalian bisa berpetualang secara leluasa kalau ada mereka?
Julia: Masuk akal juga.

Nah, bagaimana petualangan kalian berawal?
Rick: Susah untuk menjelaskannya...
Jason: Mungkin, sejak aku terpeleset di tebing.
Julia: Atau bisa juga dimulai saat Rick menceritakan soal desas-desus di kota kecilnya.
Jason: Dan kemudian kami menemukan pintu yang... Ajaib. Seolah tangan takdir menuntun kami menemukannya, kalau boleh kutambahkan.
Rick: Banyak noda... Yang aneh di sekitar pintu itu dan tampaknya ada yang sengaja menutupi keberadaannya.
Julia: Dan pintu itu memiliki lubang kunci sebanyak empat.

Ah, apakah itu pintu waktu?
All (Jason mendahului): Ya.

Tampaknya mudah sekali bagi kalian menemu--
Rick: Eh, tidak juga. Kami harus memecahkan banyak sekali teka-teki untuk membuka pintu itu.
Julia: Dan kadang teka-tekinya tidak ditulis dalam bahasa Inggris, tapi dari bahasa kuno.

Bahasa kuno? Seperti hieroglif?
Rick: Kurang lebih.

Jason (seperti kerasukan): Pada akhirnya kami bisa membuka pintu itu. Namun pintu itu merupakan awal dari petualangan kami yang sebenarnya.

Julia (dengan tatapan meminta maaf): Maaf, Mr. Ismarianto. Saudara saya kadang--

Tidak apa-apa, Julia. Oh ya, tentunya ada tokoh jahat dong di kisah kalian.
Julia: Sejauh kami menelusuri misteri di Argo Manor kami tidak menemukan orang yang mencegah kami bergerak maju.
Rick: Mungkin ada.
Julia: Benarkah?
Rick: Ya. Ketika aku hendak masuk ke rumah kalian, Nestor, penjaga Argo Manor, sedang adu mulut dengan seorang wanita bernama Oblivia Newton. Tampaknya wanita itu hendak membeli Argo Manor, tapi keduluan orangtua kalian.

Wah, wah, baru mau menuju awal saja sudah... Menerbitkan hasrat untuk membatja autobiografi kalian. Gimana ketika petualangan kalian yang sebenarnya dimulai?
Jason: Pastinya seru dan menegangkan! Buktikan sendiri.

Menarik sekali berbincang dengan si kembar Covenant dan sahabatnya Rick Banner (bila kalian suka atau penasaran dengan mereka, tenang saja, aku masih akan mengundang mereka lagi). Mengingatkanku ketika aku masih kecil dan masih sangat bersemangat. Kebanyakan anak kecil memiliki semangat yang tinggi. Mungkinkah karena mereka masih berpikir praktis dan percaya pada semua hal? Atau mungkin karena tidak pernah tersentuh realita beraroma suram?

Saya F.J. Ismarianto, dan inilah Story Eater Tales.

Target Pembaca: Children (7 tahun ke atas). Bahasa mudah dipahami. Dilengkapi dengan ilustrasi keren sepanjang buku buatan Iacopo Bruno. Dan mengajak anak-anak memecah misteri dengan cara yang fun.

P.S.
[1] Buku ini diawali dengan cara yang tidak terduga: email dari editor yang membuat seolah-olah kisah di buku ini benar-benar terjadi di dunia nyata. Email juga bakal ditemui oleh pembatja di akhir buku, sebagai penutup sekaligus yang bikin pembatja yang mudah penasaran untuk membatja kelanjutannya.

[2] Aku nggak akan bicarakan ilustrasi di dalam buku, sebab aku suka semuanya! Aku bakal bicarain covernya saja. Aku suka desain cover buku satu ini. Melihatnya saja membuatku seolah menatap buku ajaib yang mengandung sihir kuno.

[3] Aku menghargai usaha penerjemah untuk tetap memberi rima pada pantun, tapi jujur saja ya, pantunnya jadi terasa aneh.

[4] Sempat aku mempertanyakan bagaimana anak-anak bisa paham bahasa Mesir Kuno hanya dengan mendengarnya saja? Mungkinkah dengan memasuki pintu waktu secara ajaib mereka jadi bisa semua bahasa? *Oops spoiler nggak ya? Jelas spoiler kayaknya, hahah.


Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | | | Hotter Potter |

2 comments:

  1. Hahaha, itu jawaban wawancara-nya Julia, 'Julia' banget :D

    Setuju, pantunnya jadi rada aneh.

    BalasHapus
  2. Mencoba sebaik mungkin meniru tokohnya, heheh.

    Tapi, seandainya tidak dibikin berima, bakal gimana ya reaksi para pembaca? Kalau aku sih, mending ditulis dalam bhs Inggris terus dikasih terjemahannya di sebelahnya.

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!