The Penultimate Peril by Lemony Snicket

The Penultimate Peril

Penulis: Lemony Snicket
Penerbit: HarperCollins
Tebal: 368 halaman
Seri: A Series of Unfortunate Events #12
Genre: Fantasi - adventure - misteri - fiksi ilmiah
Stew score: Almost - Yummy!
Target: teen (14 tahun ke atas)

Sececap The Penultimate Peril

Taxi yang ditumpangi Violet, Klaus dan Sunny Baudelaire bukanlah taxi biasa. Oh, bukan karena merk taxinya. Atau perusahaan taxinya. Atau mobilnya sudah dimodifikasi, dipasangi NOS sehingga bisa berlari kencang. Tapi karena sopirnya adalah Kit Snicket. Saudari Lemony Snicket!

Kit Snicket membawa mereka, sudah bisa ditebak, ke tempat teraman terakhir: Hotel Denouement. Di mana hari Kamis nanti akan ada pertemuan anggota-anggota V.F.D.. Tapi semua anggota tahu, bahwa tempat teraman itu telah menjelma menjadi tempat yang berbahaya. Sebab batas antara teman dan musuh telah lama buram.


Karena Baudelaires difitnah sebagai pembunuh, dan wajah mereka telah dikenali banyak orang, berkat berita salah yang dimuat oleh surat kabar terkemuka, sehingga mereka tidak bisa sembarangan nyelonong masuk, dan karena Hotel Denouement menjadi tempat yang berbahaya—sangat kontras dengan sebutannya sebagai tempat teraman terakhir, Kit Snicket menugaskan anak-anak menyamar, seperti yang terlihat pada cover, sebagai concierge (pelayan hotel). Yang mana bebas masuk ruangan mana saja ketimbang menyamar sebagai tamu dan bisa mencuri dengar informasi dari para tamu.

Selain tugas itu, Kit menugasi anak-anak untuk membedakan mana yang anggota V.F.D., atau biasa disebut volunteer, dan mana yang orang jahat, kebanyakan merupakan mantan dari anggota V.F.D..

Seperti penjelasan di buku sebelumnya, di tubuh V.F.D. telah terjadi perpecahan, menjadi dua kubu. Maka dari itulah tato mata di kaki Count Olaf, dan Jacques Snicket, sama dengan logo V.F.D..

Bagaimana anak-anak mengenali mana yang teman dan mana yang lawan? Apakah Kit Snicket membekali mereka peralatan canggih? Atau melungsurkan tips-trik membedakan orang?

Jawabannya, bukan keduanya.

Masih ingat kejadian sejak buku dua, The Reptile Room, hingga buku tujuh, The Vile Village? Kejadian yang mana anak-anak Baudelaires langsung mengenali penyamaran Count Olaf meski orang lain tidak? Atau ketika mereka bertemu Quagmires dan langsung tahu bahwa mereka orang baik? Eaps, itulah yang disarankan Kit: Baudelaires punya intuisi yang oke dalam mengenali orang baik dan jahat.

Tapi, apa benar?

Masalahnya di Hotel Denouement banyak sekali orang baik dan orang jahat. Bahkan managernya sendiri, Denouement bersaudara, telah terpecah menjadi dua kubu. Kit bilang Frank akan membantu Baudelaires. Tapi dia juga bilang, saudara kembar Frank, Ernest, yang berpenampilan sama persis, akan berusaha menggagalkan usaha mereka.

Kompleks sekali bukan? Tunggu sampai kalian membaca endingnya. Kalian akan tercengang dengan keputusan yang diambil Violet, Klaus dan Sunny Baudelaire!

Citarasa The Penultimate Peril

Menurutku, The Penultimate Peril merupakan salah satu akhir. Bukan bagi Baudelaires dan Count Olaf, tapi bagi para tokoh lainnya. Tokoh (yang bertahan hidup) dari buku pertama hingga sepuluh. Tokoh pembantu di buku 11 mungkin tak ada yang penting makanya tak ada yang nampak.

Maka jangan terlalu terkejut ketika kalian bertemu dengan Justice Strauss. Atau saat kalian bertemu dengan Charles dan partnernya, Sir (akankah kali ini asap yang menyelubungi wajahnya tersibak? Apakah kali ini namanya yang terkenal susah dieja dan diucapkan akhirnya diketahui pembaca?) Atau saat kalian bertemu kembali dengan staf dari Prufrock Preparotory School. Atau ketika kalian berjumpa dengan Jerome Squalor. Atau ketika kalian berjumpa dengan penduduk town of V.F.D. (Village of Fowl Devotees). Atau Hal yang pernah bekerja di Heimlich Hospital. Jangan kaget juga waktu bertemu dengan mantan pegawai Caligari Carnival. Tentu saja tak ketinggalan, sang banker "kesayangan," Mr. Poe (yang punya anak laki-laki bernama Edgar—selewat info). Dan masih banyak lagi.

The Penultimate Peril ini semacam reuni-lah.

Bila di The Slippery Slope Sunny terpisah sendirian, kali ini Violet, Klaus dan adiknya yang punya gigi tak biasa terpaksa mesti berpencar karena pekerjaan samaran mereka. Meski telah dikasih pemberitahuan oleh Lemony Snicket kalau tiga bab (satu anak satu bab) bisa dibatja tanpa berurutan, tapi lebih baik dibatja berurutan. Atau kalau mau lompat-lompat, sisakan bagian Sunny untuk dibatja terakhir.

Bagian Violet dan Klaus sama menariknya kok. Cuman, kalau mereka ditanyain mereka bisa menjawab tanpa kesusahan ngomong. Lah, kalau Sunny yang notabene belum lantjar ngomongnya? Tentunya membuat penasaran bagaimana dia bisa menghindari penyamarannya ketahuan.
Bukan Lemony Snicket namanya kalau tidak memasukkan keunikan di dalam karyanya (meski nama itu hanya nama pena yang kemudian jadi nama salah satu tokoh, lebih baik tetap menyebutnya begitu secara dia yang menulis kisahnya). Keunikan The Penultimate Peril ada pada sistem Hotel Denouement. Tidak terlalu istimewa, tapi tetap saja unik.

Tapi aku tetap penasaran dengan letak kolamnya. Bagaimana dia bisa menerima pantulan hotel tapi tidak menerima pantulan langit dan lanskap-nya? Mungkinkah kolamnya diletakkan vertikal? Tapi kalau gitu yang terjatuh...

Yang membuat penasaran lagi... Ah, mending ntar aku bahas lagi di The End, buku terakhir Unfortunate Events series, yang reviewnya bakal nampang besok. Ceritanya bikin kalian, yang belum batja, penasaran gitu :))

Overall, The Penultimate Peril ini salah satu buku terseru dalam serial (nomor dua setelah The Hostile Hospital—kalau dalam versiku). Ada kematian (lagi) seperti yang telah diperingatkan oleh Lemony Snicket. Endingnya sama menggantungnya seperti The Grim Grotto. Tak terlalu unfortunate kalau menurutku, tapi... Cukup mengejutkan. Violet, Klaus dan Sunny berada "dalam perahu yang sama" dengan Count Olaf!


Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!