The Wizard of Oz by L. Frank Baum

The Wizard of Oz

Penulis: L. Frank Baum
Penerbit: Atria
Tebal: 206 halaman
Seri: Oz #1
Genre: Fantasi - Adventure
Stew score: Sweet!
Target: Children (7 tahun ke atas!)

Sececap The Wizard of Oz

Angin puting beliung menyerang Kansas!

Tentu saja semua orang panik. Termasuk Dorothy beserta paman dan bibinya. Namun, baru separuh perjalanan menuju ruang bawah tanah, angin sudah mengguncang rumahnya. Menerbangkan rumahnya.

Karena tak ada yang bisa dilakukannya, dan rumahnya masih bergoyang-goyang, Dorothy memejamkan mata dan, mungkin saking nyamannya dia sampai, tertidur.

Saat terbangun, Dorothy mendapati dirinya dan Toto, anjing hitamnya, tak lagi berada di Kansas. Mereka berada di negeri yang indah dan penuh warna bernama Oz.


Meski Oz indahnya tak terbayangkan, tapi bagi Dorothy tak ada tempat senyaman rumahnya di Kansas yang kelabu dan minim warna (?) Maka, dengan petunjuk penyihir baik dari utara, dia mencoba mencari jalan pulang dengan cara pergi ke kota Zamrud guna menemui Penyihir Hebat dan Mengerikan (?) Oz [Yup, nama penyihir itu sama dengan nama negeri indah tersebut] dan meminta bantuannya.

Di tengah perjalanannya, Dorothy bertemu dengan Boneka Jerami yang menginginkan otak, Tin Woodman yang mendambakan jantung-hati, dan Singa Penakut yang mengharapkan keberanian. Apakah Oz mau mengabulkan permintaan mereka?

Beruntungnya, Oz mau. Tapi dengan satu syarat: Mereka berempat harus melawan penyihir jahat dari barat yang jahat dan keji.

Citarasa The Wizard of Oz

Pertama kali mengetahui soal The Wizard of Oz saat aku membaca Kissing Vanessa karya Simon Chessire. Judul buku itu disebut sekali di buku itu. Dan jujur saja aku belum ngeh itu sebuah judul buku saat itu. Aku kira itu serial tv seperti Dawson's Creek atau Charmed atau Buffy the Vampire Slayer.

Setelah tahu kalau The Wizard of Oz sudah diadaptasi ke layar lebar yang filmnya dirilis tahun 1939, aku meminta temanku mencari filmnya. Hanya saja, tak ada versi reboot untuk film dari dongeng yang terkenal itu. Yang terbaru malah prekuelnya, atau mungkin spin-off, kisah Oz si Penyihir Agung (yang mungkin saja merupakan satu dari banyak buku dalam serial Oz.)

Karena nonton filmnya duluan, otomatis bayanganku adalah kisahnya bakal tak jauh beda. Tapi ternyata kisahnya sama sekali berbeda. Di film malah banyak sekali unsur tambahannya. Dan unsur itu bagus karena, jujur saja, terlepas dari kalimat-kalimat atau quotesnya yang oke banget, untuk kisah petualangan The Wizard of Oz cukup membosankan.

Banyak tokoh yang punya peran cukup penting muncul cuman satu bab: penyihir dari utara, penyihir dari barat, Glinda. Perlindungan dari penyihir utara untuk Dorothy juga membuatku bertanya-tanya: penyihir itu mengaku sebagai penyihir paling lemah diantara semua penyihir di Oz, tapi mantra itu sangat kuat bahkan hingga penyihir barat yang tampaknya terkuat ketiga tak bisa mematahkan mantra itu.

The Wizard of Oz juga nggak punya unsur yang membuatku berdebar-debar. Ada beberapa adegan yang berpotensi menegangkan, tapi bagiku terasa lempeng saja. Belum lagi klimaksnya kurang bikin terengah-engah (?)

Terlepas dari hal-hal di atas, The Wizard of Oz merupakan kisah yang berisi. Banyak sekali quote yang bagus-bagus. Quote-quote yang berhubungan dengan otak, hati, dan keberanian dan hal-hal lainnya yang nggak kalah oke.

Sampul dan ilustrasi isi serta tata letak buatan Atria sejauh ini belum mengecewakanku. Penuh warna dan enak dilihat.

Overall, meski The Wizard of Oz cukup membosankan dan kurang mendebarkan, buku ini termasuk buku yang bagus karena banyak sekali makna yang dibawanya. Dan pada akhirnya, petualangan Dorothy bersama keempat kawannya bukanlah soal otak, hati, keberanian dan keinginan untuk pulang ke rumah lagi. Tapi tentang mengenali diri mereka sendiri. Jati diri mereka.

Terkadang kita terlalu sibuk mencari apa yang kita pikir tidak punya. Butuh pencarian panjang, atau bantuan orang lain, untuk menyadarkan kita bahwa apa yang kita inginkan telah ada di sekitar atau diri kita.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!