Sever by Lauren DeStefano
Penulis: Lauren DeStefano
Penerbit: Simon and Schuster
Tebal: 384 halaman
Seri: The Chemical Garden #3
Genre: fiksi ilmiah - dystopia - romance
Stew score: Almost - Sweet!
Target: Young - Adult (15 tahun ke atas!)
Bagaimana kalau kalian tahu kapan kalian, saudara/i kalian, teman kalian, orang-orang yang kalian cintai, kematian datang menghampiri? Rata-rata orang yang aku tanyai menjawab, "Menjalani hidup yang kita miliki semaksimal mungkin."
Tapi bagaimana kalau aku menambahkan pertanyaan ini, "Bagaimana kalau para ahli menjanjikan akan membuatkan obat yang bisa memperpanjang usia, apakah kalian tetap pada keputusan kalian? Atau berharap obat mereka segera hadir?"
Di Story Eater Tales sudah ada Rhine Ellery, yang umurnya tinggal 3 tahun sebelum mencapai umur 20 tahun. Usia yang mana, sebagai wanita, dia pasti meninggal. Bukan begitu, Rhine? Tapi sebelumnya maafkan atas ketidaksopananku menyebut-nyebut soal... Waktumu yang terbatas.
Rhine: Tak apa, Mr. Ismarianto. Memang demikian kehidupan di dunia tempat saya tinggal. Wanita hidup selama 20 tahun, sementara pria lebih lama 5 tahun.
Beberapa pembaca pasti ada yang belum tahu, kenapa hal itu bisa terjadi?
Rhine: Karena virus. Virus yang ironisnya muncul dari usaha para ahli dalam menciptakan anak-anak yang imun dari berbagai macam-macam penyakit. Usaha itu berhasil. Namun, saat anak-anak imun itu, yang telah dewasa, melahirkan anak-anak... Anak-anak mereka menjadi lemah dan... dan... Terciptalah kondisi seperti sekarang ini. Setelah itu, anak-anak imun itu disebut generasi pertama. Anak-anak yang lahir dari mereka disebut generasi baru.
Tapi bagaimana dengan pemerintahmu? Apa dia tak berusaha melakukan apapun?
Rhine: Di waktu sekarang, di dunia saya, Presiden hanya jadi sebuah simbol saja. Dia, dan banyak presiden lainnya, mencoba menemukan obatnya. Rakyat terbagi dua golongan: Yang Pro pada penemuan obat dan yang pro pada hal yang alami: yang mana membiarkan hal itu terjadi, dan mereka yakin inilah yang dikehendaki alam, bahwa waktu bagi manusia telah habis.
Bagaimana dengan negara lain? Kamu tinggal di Amerika kan?
Rhine: Ya, Amerika abad... Entahlah. Yang jelas bukan abad 21. Lebih dari abad tersebut. Mungkin abad 22, mungkin pula 26. Kami telah diajari bahwa dunia di luar Amerika telah tiada. Termasuk dua negara bagian Amerika, Hawaii dan Alaska.
Kamu ada masalah dengan pemerintah?
Rhine: Tidak.
Bagaimana dengan saudara kembarmu, Rowan, apakah dia punya masalah dengan pemerintah? Aku mengikuti berita tentangnya, soal aksi terorisnya. Mungkinkah itu sebuah aksi revolusi, ditambah lagi Rowan tidak menyembunyikan siapa dirinya?
Rhine: Itu... Sebenarnya itu bagian dari konspirasi.
Konspirasi? Menarik sekali. Tapi aku tetap heran, kalau bukan pemerintah, lalu siapa antagonisnya?
Rhine: ayah mertuaku, Vaughn. Dia seorang ilmuwan yang telah lama meneliti obat penyembuh. Dan mau melakukan apa saja demi menemukannya. Bahkan membunuh!
*membuat isyarat aku tidak menyala*
Menculikku. Memenjarakanku. Membunuh saudari (angkat)ku, Jenna. Melakukan penelitian padaku tanpa seizinku. Dan masih banyak lagi. Tapi... baru-baru ini dia melakukan tindakan yang tak terduga: Mengajakku dan Rowan keluar Amerika dengan pesawat.
Tunggu sebentar, keluar Amerika dengan naik pesawat? Kemana tujuan kalian? Untuk apa? Tapi sebelum itu bagaimana kamu dan Rowan akhirnya bertemu?
Rhine: Kami bertemu dengan bantuan Jared.
Jared yang dari Carnival itu? Yang anak buah madame, yang punya usaha prostitusi itu?
Rhine: Ya, dia. Ternyata madame punya hubungan khusus dengan Vaughn.
Aku sudah menduganya.
Rhine: Tapi saya jamin anda akan terkejut saat mengetahui fakta selengkapnya.
Benarkah? Mungkinkah dia ibu kandung Linden?
Rhine: Hampir benar. Tapi saya tidak akan membocorkannya.
Oke. Lalu, kemana kalian diajak Vaughn? Indonesia?
Rhine: Kami ke Hawaii.
Hawaii, tapi bukankah katamu tadi "tak ada lagi Hawaii" ?
Rhine: Aku juga sama terkejutnya seperti anda. Malahan bisa dibilang, selama di sana, saya terkejut. Kehidupan di Hawaii... Tidak sama seperti di Amerika daratan. Seolah-olah Hawaii memiliki kehidupannya sendiri.
Apa tujuan kalian ke sana?
Rhine: Sebagai subjek penelitian Housemaster Vaughn, yang masih getol nyari obat penyembuh. Sebuah harapan yang biasanya mengecewakan banyak orang.
Sebagai subjek?! Tapi kamu kan—
Rhine: Ya. Kali ini saya bersikap kooperatif sebab Housemaster Vaughn punya sebuah kartu yang membuat saya mau tak mau mesti menurutinya. Belum lagi Rowan termakan omongan orang jahat itu, dan menganggapnya sebagai pahlawannya.
Bagaimana Gabriel? Bagaimana Linden? Dua cowok yang aku kira... Kamu cinta?
Rhine: Linden itu temanku! Dan dia... *menggelengkan kepala, seolah mengusir pikiran buruk yang hendak menghampirinya* kalau Gabriel, dia... Kondisinya sama buruknya denganku saat aku tertangkap kembali oleh Vaughn.
Aku masih penasaran, kenapa kamu dan kembaranmu yang diajak ke Hawaii? Apa karena mata kalian, yang berbeda warna itu?
Rhine: Ya. Dan karena sebab lainnya. Sebab yang kemudian menyeret nama orangtua kami.
Aku tahu orangtua kalian adalah ilmuwan, yang juga berusaha menemukan obat. Tunggu sebentar, jangan-jangan kalian...
Rhine: Ya. Anda benar, Mr. Ismarianto.
Tapi tentu saja kasih sayang mereka tidak palsu. Mereka hanya suka menyembunyikan kebenaran, karena kalian belum siap. Tidak seperti Vaughn yang selalu berbohong.
Rhine: Ya. Ya, saya juga berpikir seperti itu. Kembaran saya juga berpikir begitu.
Satu pertanyaan lagi dan kamu bisa bebas—
Rhine: *sekilas wajahnya nampak menerawang, seolah teringat dengan sesuatu.*
Apa?
Rhine: Maaf?
Kamu teringat sesuatu saat aku mengatakan kata bebas. Apa itu?
Rhine: Oh... Saya teringat kata-kata ayah mertua saya soal kebebasan. Kata-kata setelah even di rumah kakaknya, Reed, paman Linden.
Sebenarnya aku penasaran seperti apa kebebasan versinya, apakah kebebasan itu berbahaya mengingat hobinya yang suka mengurung orang-orang di mansionnya. Tapi waktu kita sudah habis, dan di mulutku masih tersisa satu pertanyaan yang tak sabar dilontarkan: Apakah kamu sudah... Disembuhkan?
Rhine: *tampak kaget berlebihan* Saya kira Anda sudah tahu?
Well, aku tidak... Aku mengikuti perjalananmu dari ketika kamu diculik oleh Gatherer, hingga akhirnya kamu... Tidak mungkin aku tidak tahu. Tapi Setor tentu penasaran akhir "autobiografi"-mu di Sever ini.
Rhine: Setor?
Story Eater Tales Reader.
Rhine: Saya... Saya rasa akan lebih baik bagi setor untuk membacanya sendiri. Untuk happy atau tidaknya, biarlah pembaca yang memutuskan. Tapi saya bisa menjamin, setelah mencapai ending Sever, tidak akan ada lagi misteri atau sesuatu yang bakal mengganjal di benak pembaca setia The Chemical Garden. Tidak semuanya tuntas, tapi pembaca bisa dengan mudah membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya di dunia saya.
Oke, terima kasih Rhine Ellery atas kehadirannya di Story Eater Tales.
Omong-omong soal Sever, ada beberapa hal yang bolak-balik dibahas: harapan dan cinta. Dua hal baik, tapi kalau implementasinya salah, akan mendatangkan keburukan yang maha dahsyat. Saya, F.J. Ismarianto, dan inilah Story Eater Tales.
P.S.
[1] Aku tak bisa menghapus pikiranku bahwa serial ini sengaja dipanjang-panjangkan. Menurutku The Chemical Garden ini bisa selesai dalam dua buku saja.
[2] Entah kenapa, di Sever ini, pembaca seolah dipaksa untuk menyukai Rhine. Kata tokoh yang ini, dia begini-lah. Kata tokoh yang itu, dia begitu-lah. Yang jelas, menurutku, penampilan Rhine yang oke hanya ketika dia ada di buku pertama saja: Wither. Di Fever, yang paling menonjol itu Gabriel. Sementara di Sever ini, Linden dan Cecily. Kalau Vaughn jangan ditanya, dia merupakan tokoh yang karakternya udah mantap; nggak ada labil-labilnya.
[3] Merupakan buku dystopia pertama yang kubaca yang mana musuh utama protagonisnya bukanlah pemerintah. Dan yang hanya mengandalkan negeri tak ingin ditinggali itu sendiri, yang kemudian menimbulkan sistem permasyarakatan jadi kacau-balau.
[4] Perhatian, bagi yang tidak suka buku ber-pace lambat, kemungkinan kalian tidak akan suka Sever. Tapi kalau kalian terlanjur sudah baca buku pertamanya yang seru, buku keduanya yang bikin ngantuk, setidaknya cobalah baca Sever ini hingga 1/3-nya dulu. Buku ini, menurutku, mulai seru di 2/3 buku. Dan endingnya, sangat memuaskanku.
[5] Kalau soal covernya yang cantik, tak usah dibahaslah ya. Untuk romance di buku ini, sebenarnya kadarnya juga terlalu sedikit. Rhine juga... pokoknya kalau menyangkut kemana hatinya berlabuh... dia itu menyebalkan. Kecuali ending, Wither emang yang paling juara pada seri ini.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar