Every Day by David Levithan

Every Day

Penulis: David Levithan
Penerbit: Ember
Tahun terbit: 2013
Tebal: VI + 378 halaman
Seri: Every Day #1
Genre: Fantasi - Romance - Supernatural
Stew score: Delicious!
Target: Young - Adult (15 tahun ke atas!)

Sececap Every Day

Setiap hari aku berganti badan.
Setiap hari aku berganti kehidupan.
Setiap hari aku jatuh cinta pada gadis yang sama.

A bukanlah manusia. Atau dia itu manusia, hanya saja dia tak memiliki tubuh sendiri. Selama hidupnya, dia habiskan untuk berganti-ganti tubuh dan kehidupan milik orang lain setiap hari. Menginvasi, menginterupsi, meminjam—atau apapun sebutan kalian, satu hari kehidupan seseorang.

Hari ini dia bisa jadi cowok, besoknya dia bisa jadi cewek. Hari ini dia cowok cungkring berkacamata, besoknya dia bisa jadi cowok berotot besar olahragawan. Hari ini dia jadi cewek dari keluarga baik-baik, besoknya dia jadi cewek yang bahkan ditakuti oleh keluarganya sendiri.

A bisa jadi siapa saja. Tanpa dirinya bisa mencegahnya. Sebab, begitulah caranya dia hidup. Dia sudah lama menerima kehidupannya yang "nomaden" tersebut.

Hingga...


Dia memasuki kehidupan Justin. Dan bertemu pacar Justin, Rhiannon. Lalu jatuh cinta pada gadis tersebut.

Sejak bertemu dengan Rhiannon, A berharap, sangat berharap, bisa memiliki tubuhnya sendiri.

Citarasa Every Day

Tidak salah aku mengidam-idamkan buku Every Day ini. Buku ini memang super keren, top markotop, mantap-surantap!

Secara sekilas, Every Day mungkin terlihat seperti novel romance fantasy biasa. Atau luar biasa bila dipandang dari segi ide yang anti biasa. Maksudku, kisah dengan bertukar jiwa itu sudah biasa, kisah dengan jiwa yang menginvasi jiwa orang lain juga sudah biasa, nah ide David Levithan ini bisa dibilang cukup unik (dan absurd) karena membuat tokoh utamanya berganti-ganti tubuh "pinjaman" tiap hari, tiap 24 jam sekali. Tapi bila kita mencernanya lebih dalam, maka kita akan mendapati pesan yang hendak dikumandangkan David pada dunia:

"CINTA TIDAK MENGENAL BATAS."

Cinta tidak mengenal batas jarak. Sejauh apapun, bila hati telah bertaut, jarak yang jauh pun terasa nikmat untuk dilalui, apalagi garis finishnya menjanjikan kehangatan.

Cinta tidak mengenal batas sosial. Tak usah dibicarakan lagi kali ya soal yang satu ini, hahah.

Dan tentu saja, cinta tidak mengenal batas gender atau jenis kelamin. Melalui karakter A, yang satu hari bisa jadi cowok dan keesokan harinya jadi cewek, dan dia jatuh cinta pada seorang cewek bernama Rhiannon, jelas sekali David ingin meneriakkan poin ini.
Yang kemudian bermuara pada, bahwa cinta ya cinta. Cinta itu milik siapa saja. Tak masalah kamu cowok, kamu cewek, kamu hitam, kamu putih, kamu kuning, kamu cokelat, kamu hetero, kamu gay, kamu boleh memiliki cinta dan bebas mencintai siapa saja :')

Tentu dengan catatan, tak ada paksaan. Karena cinta timbul dari hati yang tulus, bukan tercipta dari rasa takut.

Lalu, bagaimana perjuangan A dalam mendapatkan cinta Rhiannon?

Pada awalnya tidak mudah. Eh, sampai kapanpun tidak akan mudah ding. Apalagi dengan A yang tak punya tubuh sendiri. Apalagi dengan ketidakpastian yang selalu menunggu di esok hari.

Apa sih keistimewaan Rhiannon hingga bikin A klepek-klepek?

Kalau aku boleh sangat kritis, sejujurnya tak ada yang istimewa dengan Rhiannon. Dia baik, dan begitu juga dengan banyak orang baik lainnya. Dia cantik, tapi ada yang lebih cantik lagi daripada dirinya. Dia pintar, sama halnya seperti cantik, ada yang lebih pintar dari dirinya. Jadi, ya, tak ada yang istimewa dengannya. Tapi, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, di mata atau benak atau pikiran A, Rhiannon adalah manusia paling istimewa. Saking istimewanya dia, A sampai menceritakan kehidupannya yang dari hari ke hari menjadi "tamu" di tubuh orang lain pada Rhiannon.

Tentu, pada awalnya, Rhiannon tidak mempercayainya. Itu reaksi dasar manusia. Tapi lama-kelamaan dia bisa menerimanya. Apalagi A selalu menemuinya dengan "tubuh baru" setiap hari. Dan pada satu titik, Rhiannon bisa mengenali bahwa orang itu adalah A tanpa harus lagi menebak-nebak.

Apakah konfliknya cuman itu saja?

Tidak. A sempat ceroboh ketika berada di tubuh bocah lelaki. Dia kehabisan waktu, tak sempat kembali ke rumah si bocah tepat waktu. Alhasil, si bocah mengira tubuhnya diambilalih setan.

Itu kecerobohan A yang pertama. Gara-gara cinta.

Kecerobohan A yang kedua, masih di kehidupan bocah lelaki yang sama, dia lupa menghapus history selancar internetnya. Sehingga si bocah jadi tahu cara menghubunginya, membombardirnya dengan jutaan pertanyaan, mempertanyakan maksudnya, melaporkan A ke polisi karena telah berbuat hal tidak menyenangkan.

Bagaimana akhirnya?

Pada akhirnya, bocah itu bukanlah orang jahat. Sudah itu saja. Aku tidak mau kasih spoiler.

Terus-terus, gimana dengan kelanjutan hubungan A dan Rhiannon?
Aku sendiri, selama proses mengunyah Every Day, sulit membayangkan apa yang menantiku di halaman terakhir buku karya David Levithan ini. Apakah A dan R akan menemukan cara bersatu? Ataukah tidak? Yang jelas, endingnya bikin aku geregetan pengen ngeguncang-guncang penulisnya!! Yang terutama adalah disinggungnya sangat sedikit sekali bagian orang dewasa yang sangat "mengenal" A.

Apakah masalah A hanya berputar antara kisah asmaranya dengan Rhiannon dan si bocah lelaki yang menuduh dirinya mengambilalih kehidupannya selama sehari?

Tentu saja tidak. Walau memang porsi untuk dua masalah itu lebih banyak. Secara sepintas lalu dan tersirat, A yang menjalani banyak sekali kehidupan nyaris membicarakan banyak hal. Soal manusia, soal sosial, bahkan soal agama dan keyakinan.

Juga tentunya hal-hal fantasiah di dalamnya. Seperti perpindahannya, apakah si A pernah berusaha untuk bertahan dalam satu tubuh saja, apa yang dirasakan seseorang ketika satu hari dalam hidupnya disusupi oleh A.

Secara keseluruhan, Every Day karya yang super sekali. Lewat Every Day, David Levithan tidak hanya menuliskan kisah cinta, tapi dia menulis tentang manusia. Manusia pada umumnya. Manusia yang punya banyak keunikan. Manusia yang sama satu dengan lainnya, walaupun warna kulit, agama, ras dan sukunya berbeda.

Daritadi kok kayaknya aku memuji buku ini, ya? Apa tidak ada kekurangannya? Tentu saja ada. Tapi tak terlalu menggangguku. Kekurangan itu ada di logika fantasinya. A pernah menyebut, dia tidak pernah memasuki tubuh seseorang lebih dari sekali. Dan selama masa pengenalan akan "kelebihannya", dia menyadari dirinya hanya "bertamasya" di tubuh-tubuh manusia seusianya. Yang bikin aku bertanya-tanya, ketika anak-anak itu bertambah usia, dan otomatis A juga bertambah usia, masa iya tidak ada kemungkinan dirinya menjadi intruder untuk kedua kalinya? Aku tahu jumlah manusia itu banyak, tapi tentunya manusia yang seumuran dengannya jumlahnya... oke, banyak, tapi tak sebanyak itu, kan?

Belum lagi tidak ada penjelasan darimana A ini berasal. Atau kenapa dia ada di dunia ini.

Tapi tentu, ada beberapa hal yang tidak perlu penjelasan. Bukankah di dunia nyata sendiri ada banyak hal yang hingga kini belum terjelaskan? Jadi, ya, dua hal di atas tak menggangguku sama sekali. Apalagi gaya bercerita David bagus (humor ala dirinya, yang pernah aku temukan di novel-novelnya yang lain, juga aku temukan di sini), dan tema yang diangkat, yakni kemanusiaan (cinta juga termasuk bagian dari manusia), adalah tema yang aku suka.

Jadi, ya, tanpa ragu aku mengganjarnya dengan nilai sempurna :')

P.S.
[1] Aku berkesempatan membaca Every Day karya David Levithan ini berkat kak Astrid @ Books to Share. Terima kasih, kak Astrid :'D


[2] Masih ingat dengan review Six Earlier Days-ku? Six Earlier Days adalah prekuel Every Day. Nah, dalam reviewku tersebut, aku berharap sekali prekuel yang dirilis dalam bentuk ebook tersebut dibikin dalam bentuk cetak. Bila dibikin dalam bentuk cetak, tanpa ragu aku pasti akan membelinya! Tapi tak kusangka, ketika aku memilih Every Day terbitan Ember ini aku... Coba kalian lihat gambar di bawah ini:



Yap, I got my Six Earlier Days in print! :'D

Ketika kita berharap dengan sungguh-sungguh, semesta akan berkonpirasi mewujudkan harapan tersebut menjadi nyata!

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | read big


0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!