How to Train Your Dragon by Cressida Cowell

How to Train Your Dragon

Penulis: Cressida Cowell
Penerbit: Little, Brown Books for Young Readers
Tahun terbit: 2013
Tebal: 240 halaman
Seri: The Heroic Misadventures of Hiccup Horrendous Haddock III #1
Genre: Fantasi - Mythology
Stew score: Almost - Sweet!
Target: Children (6 tahun ke atas!)

Sececap How to Train Your Dragon

Sebagai anak dari kepala suku dari salah satu bangsa Viking, Hiccup sangat tidak memenuhi kriteria sebagai anak Viking sejati. Dia kurus kering, dia tidak kelihatan garang sama sekali, dia tak punya kemampuan untuk membentak, pokoknya dari segi penampilan dia sama sekali enggak Viking banget deh!


Makanya dia sering banget diejek oleh teman-temannya dengan panggilan Hiccup the Useless, Hiccup yang tak bisa apa-bisa.

Setiap anak laki-laki Viking yang beranjak dewasa, diwajibkan memiliki naga.

Namun, entah karena kesialan tak pernah jauh-jauh dari Hiccup, dia malah mendapatkan naga ompong yang kemudian mendapat nama Toothless.

Sebagai kepala anak suku, yang otomatis membuatnya jadi kepala suku selanjutnya, Hiccup harus membuktikan dirinya bahwa dirinya bisa melakukan banyak hal, dan naganya yang ompong bisa melakukan banyak hal luar biasa.

Citarasa How to Train Your Dragon

Satu hal yang pasti setelah aku kelar membaca buku ini: Aku lebih suka adaptasi filmnya.

Bukan. Bukan karena kisahnya jelek. Kisahnya bagus. Pesannya bagus. Dari zero menjadi hero. Tapi aku benci dengan hampir seluruh karakter di buku ini.

Nggak Hiccup, nggak Toothless, nggak sobatnya Hiccup, nggak naganya sobatnya Hiccup, semuanya bikin jengkel. Dan humornya... seringnya aku tak bisa menangkap di mana letak lucunya. Padahal nama-nama tokohnya unyu dan bikin gemas (?)

Kisahnya sendiri sederhana, karena Toothless itu manjanya minta ampun, dan suka banget membangkang, maka ceritanya berputar-putar bagaimana Hiccup melatih Toothless yang lebih suka bermalas-malasan ketimbang berlatih. Juga keseharian Hiccup yang diperlakukan kurang menyenangkan oleh orang-orang sekitarnya. Tapi walau begitu, walau sedikit kasihan dengan Hiccup, aku tidak bisa merasakan emosinya si Hiccup selain rasa sebalnya.

Mungkin, karena aku agak lupa (hahah), saat aku baca ini suasana hatiku sedang dalam amarah setinggi Burj Khalifa.

Secara keseluruhan, How to Train Your Dragon kisah yang memiliki pesan yang oke. Aku sudah tahu, secara sudah banyak yang mengatakannya, bahwa kisah dalam buku dan adaptasi filmnya berbeda. Tapi yang nggak aku sangka, perbedaannya sangat begitu jauh. Saking jauhnya, kisah aslinya yang berawal dari novel ini kurang bisa memuaskan diriku atau menarik diriku untuk ikut merasakan petualangan Hiccup.

Ah, semoga kisah di buku duanya lebih menarik dari buku pertamanya ini.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | read big

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!