Kalimat pertama Jusktaposisi: Cetika tuhan Mati
Gadis itu ada di sudut kamarnya.
Sececap Jusktaposisi: Cetika tuhan Mati
Apakah kau pernah tahu dan mendengar sebuah cerita, sebuah cerita yang mengatakan bahwa tuhan itu seorang anak perempuan?
Ya. Ada cerita bahwa tuhan itu seorang anak perempuan. Pada mulanya, ada gelap dan setitik Chhya. Tapi Chhya tak mau ada hal lain selain dirinya. Jadi dia pun memakan anak perempuan itu dan tertidur selamanya. Di sebuah dunia hampa tanpa tuhan, tanpa mimpi, dan tanpa dirimu.
Citarasa Jusktaposisi: Cetika tuhan Mati
Bingung? Penasaran? Ingin mentjoba memahaminya? Sayangnya, novel juara tiga Sayembara Novel DKJ tahun 2006 ini sudah teramat sangat langka keberadaannya. Aku pun menemukannya setjara tak sengaja di lapak buku online. Dengan harga yang ... Sedikit melebihi harga aslinya ketika buku ini baru rilis.
Jusktaposisi: Cetika tuhan Mati bukanlah buku biasa. Dan tidak, aku bukan tidak sengaja menulis kata tuhan dengan huruf 'T' kecil. Aku hanya mengikuti apa yang tercetak di sampulnya. Aku menebak hal itu ada hubungannya dengan jumlah, seperti dewa misalnya, tapi mungkin lebih dari itu. Penulisnya memberi penjelasan di Goodreads, dan aku belum sempat membatjanya sampai tuntas. Selain kata itu, buku ini juga membawa salah satu teori bahwa sebenarnya tuhan dan manusia itu ... *untuk tahu isi titik-titik silakan batja review orang lain yang ngasih sop iler xD atau boleh juga tanya padaku via Telegram di @Photorean xD *
Ceritanya sendiri ketika baru dibatja tampak seperti rangkaian adegan-adegan biasa dari kehidupan seorang yang biasa. Terkesan cukup absurd, dan tak ada istimewa-istimewanya. Tapi nama para tokohnya pasti akan langsung mengundang perhatian, setjara namanya seperti gabungan nama Indonesia dan India.
Gaya berceritanya sederhana, terkesan datar dan tak mau buang-buang waktu dengan menciptakan filler atau adegan-adegan yang tak ada penting-pentingnya selain memperdalam karakter dan hubungannya dengan para tokoh di dalam buku maupun dengan sang pembaca. Sehingga chemistry antar tokoh kurang terjalin dengan baik. Dan untuk ukuran sastra, pilihan katanya bisa dibilang tak penuh puntiran dan mudah sekali untuk dipahami (atau kadang juga tidak, karena meski sederhana mungkin makna yang dikandungnya jauh lebih dalam dari jalinan kalimat itu bila diartikan setjara harfiah).
Adalah Ashra, gadis remaja yang merupakan tuhan, yang harusnya menjadi Prima Causa, tuhan dari segala tuhan. Tapi dia tak menyadarinya. Begitu juga dengan kebanyakan tuhan lainnya.
Tapi ada yang tidak ingin Ashra menjadi Prima Causa. Dan dia adalah Chhya. Dan Chhya ini menelan Ashra, persis seperti yang tertulis di sinopsis di punggung bukunya.
Menurutku ini unik. Menurut pemahamanku, Chhya itu tuhan yang terang (sederhana banget yak? XD ), atau yang memiliki kemampuan akan cahaya, dan itu unik. Biasanya yang jadi tokoh antagonis adalah kegelapan. Yah, tidak selamanya terang selalu baik, kan? Terlalu terang kadang menyilaukan, bukan?
Novel Jukstaposisi ini menggunakan setting di Indonesia. Dan tokoh-tokohnya masih remaja semua. Tak ada istilah bahasa Inggris, atau kalau ada merupakan bahasa serapan. Istilah penting menggunakan bahasa Indonesia. Tapi ada bahasa asing yang aku tidak tahu. Mungkin bahasa buatan penulisnya. Yang mungkin mengadaptasi bahasa dari bahasa negara Skandinavia.
Kendati tidak menutupi apa yang menanti di penghujung halaman, penulis dengan sangat piawai membeberkan satu demi satu hal yang akan menjelaskan 'dongeng'-nya. Membuatku sempat cemas dan berharap semoga yang terjadi pada Ashra ... Tidak benar-benar terjadi.
Secara keseluruhan, Jukstaposisi: Cerita tuhan Mati novel yang anti biasa. Alih-alih menghadirkan adegan-adegan yang sarat emosi, novel ini lebih ke mengajak pembatjanya untuk berpikir, mengenai kehidupan, mengenai dunia ini. Padahal, Jukstaposisi ini novelnya nggak tebal, menggunakan font yang cukup besar, juga spasi yang cukup lebar, tapi sumpah bikin super mikir. Berbagai pertanyaan timbul di benakku sepanjang aku membatja buku ini: Apa benar dunia tempat yang kita ini dunia mimpi? Apa benar ada realitas sebenarnya, yakni tempat tuhan-tuhan sebelumnya tinggal? Dan bila benar kita hanya tercipta dari mimpi, dari mimpi tuhan yang mana, dan bila kita ini mimpi lantas bagaimana dengan takdir, apakah dia eksis? Dan bila kita ini mimpi dari seorang tuhan, berapakah jumlah tuhan, apakah sebanyak jumlah manusia, ataukah seorang tuhan dapat memimpikan banyak orang? Juga, bila tuhan jumlahnya banyak, dan ada tuhan dengan empat huruf, lantas apakah mereka sama?
Lalu kemudian pikiran-pikiran itu membuat aku teringat dengan The Matrix, di mana manusia dibikin tidur dan menjalani kehidupan 'indah', kehidupan seperti yang kita alami, di dunia yang disebut The Matrix oleh mereka yang bangun. Juga teringat karakter Tidus dari Final Fantasy X, yang tercipta dari impian para aeon.
Absurd? Ya, aku tau itu XD
Tapi aku rasa lebih absurd gambar di sampul depan bukunya :3
Jusktaposisi: Cetika tuhan Mati
Penulis: Calvin Michel Sidjaja
Penerbit: Gagasmedia
Tahun terbit: 2007
Tebal: 280 halaman
Genre: Fantasi
Stew score: Almost-Yummy (3,5 of 5 stars)
Target: Young-Adult (16 tahun ke atas)
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar