Percy Jackson and the Olympians: The Sea of Monsters by Rick Riordan

Percy Jackson and the Olympians: The Sea of Monsters

Penulis: Rick Riordan
Penerbit: Disney Book Group
Tahun terbit: 2009
Tebal: 198 halaman
Seri: Percy Jackson and the Olympians #2
Genre: Fantasi - Mythology - Adventure - Suspense
Stew score: Almost - Yummy!
Target: Teen (12 tahun ke atas!)
Caution: Ekstrak sejumput sopiler!!

Sececap Percy Jackson and the Olympians: The Sea of Monsters

Perkemahan Blasteran (manusia setengah dewa) tidak menjadi tempat yang aman lagi bagi anak-anak blasteran. Banyak monster kini bisa menerjang masuk dan menyerang para pekemah.

Tapi kenapa bisa begitu?

Karena pohon Thalia, pohon pelindung yang menjaga batas perkemahan diinfeksi oleh racun! Diduga kuat, racun itu disuntikkan oleh Luke, mantan teman Percy yang kini mengabdi pada Titan Kronos.

Satu-satunya cara untuk menyelamatkan pohon Thalia adalah dengan mencari Golden Fleece, yang dipercaya telah hilang selama ribuan tahun. Namun, Grover secara tak sengaja menemukannya di lokasi yang sayangnya ada di... Lautan Monster!

Walau Lautan Monster tempat yang berbahaya, Luke bersama kawanannya, baik monster maupun anak-anak blasteran, yang setia pada Titan Kronos, juga menuju ke sana untuk mendapatkan Golden Fleece.

Siapakah pada akhirnya yang mendapatkan Golden Fleece?

Tentu saja, Percy dan kawan-kawan dong. Dan Luke tahu itu dan membiarkannya.

Lho, kok? Atau, jangan-jangan Luke membiarkan Percy cs mengerjakan yang sulit, baru kemudian dia merebut fleece dari tangan Percy?

Ya, memang rencana Luke begitu. Tapi dia hanya meminjamnya kok. Setelah selesai dia akan mengembalikannya pada Percy cs.

Hah?!

Citarasa Percy Jackson and the Olympians: The Sea of Monsters

Buku ini lebih keren ketimbang buku pertamanya. Tapi part mimpinya jauh lebih menganggu ketimbang yang ada di prekuelnya.

Di buku dua ini, kita akan dikenalkan tokoh baru yang punya peran krusial: Tyson. Tyson ini juga blasteran. Tapi bukan setengah manusia, melainkan cyclops. Dan tahukah dia anak dewa siapa? Poseidon!

Jadi, ya, dia semacam saudara bagi Percy.

Yang sedikit mengejutkanku adalah Percy tidak terima Tyson itu saudaranya. Pada awalnya. Yang tidak aku mengerti. Sejak di buku pertama, Percy ini sosok yang tak terlalu masalah dibully. Secara dia sudah biasa. Malah kali ini jauh lebih sederhana dibanding pembullyan di buku pertama, yakni cuman jadi bahan olokan tanpa disertai luka fisik seperti pada The Lightning Thief. Pembullyan tentu tidak enak. Tapi apa sih jeleknya disamain dengan Tyson yang baik itu? Ah, ya, tentu cyclops wajahnya jelek. Dan Percy... dia tampaknya mau dikatain yang lain asal bukan jelek secara tampilan fisik.

Karakter yang jadi keren di sini adalah Clarisse. Pantas saja di adaptasi filmnya si Clarisse ini amat sangat jauh lebih cantik dibanding Annabeth x)) #eaaak

Di Percy Jackson and the Olympians: The Sea of Monsters dikenalkan hal sihir lainnya yang disebut dengan Tautan Empati. Entah bagaimana cara membuatnya, yang jelas siapa yang tertaut itu bila salah satunya mati, maka yang lain ikut mati juga. Mengerikan bukan? Tapi tautan ini juga punya kelebihan yakni mereka jadi bisa berkomunikasi lewat batin dan mimpi.

Secara keseluruhan, Percy Jackson and the Olympians: Sea of Monsters lumayan oke. Aksinya yang lumayan banyak untungnya tidak sampai bikin aku bosan dan jatuh tertidur. Adegan mimpi nyaris bikin sebal seandainya tak ada Tautan Empati itu. Karena sudah nonton adaptasi filmnya, juga sudah baca sopiler yang dibagikan mereka yang sudah baca dan nonton di sebuah komentar di sebuah grup, aku tak lagi terkejut saat Golden Fleece melakukan kerja yang terlalu baik. Yang ternyata... juga merupakan rencana sang musuh!

Oh iya, satu lagi, karakter-karakter legenda di lautan, atau tokoh-tokoh terkenal yang pernah hilang di lautan, tak luput dari pena Rick Riordan. Amelia Eckhart dan Blackbeard pun "diakui" sebagai blasteran juga! XD

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | | read big

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!