Sinopsis Catching Fire
Kemenangan Katniss Everdeen dan Peeta
Mellark dalam Hunger Games berbuntut panjang. Kemenangan mereka menyulut
api pemberontakan para penduduk di beberapa distrik. Karena untuk
pertama kalinya, selama 74 tahun Hunger Games berlangsung, memiliki
tidak hanya satu pemenang tapi dua. Menunjukkan kredibilitas juri Hunger
Games menurun.
Presiden Snow berkunjung ke rumah Katniss. Membahas tentang tur kemenangannya. Atau lebih tepatnya, memintanya melakukan apa yang disuruhkan saat tur kemenangannya untuk meredam percikan pemberontakan pada para penduduk. Caranya mudah, dia hanya harus meyakinkan para penduduk di semua distrik bahwa Katniss benar-benar jatuh cinta pada Peeta; seperti Peeta yang sepenuh hati mencintai Katniss.
Yang jelas Katniss gagal (okay, aku membocorkannya, tapi ini bukan bagian serunya sih). Dan kegagalannya membawa dirinya dan Peeta kembali ke Hunger Games sebagai peserta untuk kedua kalinya! Tidak hanya itu, peserta tidak diambil dari remaja-remaja canggung yang baru pertama kali masuk arena, tapi dari para pemenang Hunger Games yang masih hidup!
Sanggupkah kali ini Katniss dan Peeta keluar menjadi pemenang untuk kedua kalinya?
Setelah aku mengunyah Catching Fire
Buku kedua dari The Hunger Games
Installment ini benar-benar membuatku begadang–persis seperti kata
Stephanie Meyer dalam sampul belakang buku Catching Fire. Dan langsung menempati daftar novel teratas favoritku melewati Eragon dan Harry Potter.
Catching Fire menyuguhkan tidak
hanya ketegangan, keseruan, persahabatan, cinta segitiga, tapi juga
masalah kemanusiaan. Hal yang paling aku ingat dari novel ini (okay, aku
membocorkannya lagi, tapi rasanya ada yang salah bila aku tak
menuliskannya bagian paling mengena di Catching Fire), dan selalu bikin
bulu kudukku merinding tiap ingatan itu mampir ke benakku, saat pesta di
rumah presiden di Capitol. Dimana makanan selalu berlimpah. Dimana tak
pernah ada makanan habis di meja. Dimana banyak orang (maaf) MEMUNTAHKAN
isi perutnya supaya bisa makan makanan lezat lagi!!
Novel ini, novel yang wajib dibatja
dibaca. Setidaknya untuk sekali saja dalam masa singkat kita di dunia.
Tidak hanya para penggemar novel science-fiction dan fantasy yang bakal
terpesona oleh kisah yang dituangkan Mrs. Collins dalam Catching Fire ini, tapi aku rasa penyuka novel romance dan action akan menyukainya.
Di buku Catching Fire
ini aku masih menemukan masalah yang sama seperti di buku pertama,
hilangnya tanda petik di akhir kalimat percakapan. Beberapa typo juga
masih terlihat. Bukan masalah besar sebenarnya, haha.
Penulis: Suzanne Collins
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 424 Halaman
0 comments:
Posting Komentar