Icip-icip The Alchemist
Seorang bocah
penggembala domba bernama Santiago tiba-tiba mendapat mimpi teraneh. Dia
kemudian mendatangi wanita peramal yang tahu apa arti mimpi anehnya
tersebut: dia akan menemukan harta karun jika pergi ke Piramida di
Mesir.
Santiago jelas bingung.
Bagaimana dia pergi ke Mesir dengan domba-dombanya yang jumlahnya
banyak? Di tengah-tengah kebingungannya, dia bertemu seorang Raja. Dia
mau membantu, tapi dengan syarat, Santiago mau menyerahkan sebagian
dombanya. Santiago menerima syaratnya. Sebagai gantinya, Raja itu
memberinya dua batu yang akan mengingatkannya akan misinya mencari harta
karun dan sebuah petuah, yang kurang lebih berbunyi: Berusahalah
mewujudkan mimpimu, maka jagat raya akan bersatu padu membantumu.
Akankah Santiago
berhasil mencapai Piramida? Ataukah rintangan-rintangan yang
menghadangnya berhasil membuatnya goyah dan melupakan mimpinya?
Setelah mengunyah The Alchemist
Kesan pertama saat membaca buku ini adalah ini adalah buku paling sederhana dan sangat menginspirasi yang pernah aku baca.
Bab pertamanya, meski
aku rasa kurang ada hubungannya dengan kisahnya si Santiago (atau aku
yang kurang bisa menangkap apa yang tersirat di dalam sepenggal kisah
antara Narsissus dan danau tempatnya bercermin), tapi kisah itu cukup
mengejutkan bagiku.
Buku The Alchemist
ini bisa dibilang nggak bertele-tele. Minim diksi dan langsung ke pokok
masalah. Tapi pesan yang dibawanya sangat dalam. Dan memang benar,
dalam perjalanannya Santiago “dibantu” oleh jagat raya. Kemalangan
sering menimpanya, tapi apa artinya perjuangan bila tak ada batu
sandungan? Sangat mustahil jalan menuju puncak tidak terjal
Jujur saja, saat aku
membaca buku ini, aku seolah dibawa ke masa lalu. Dimana aku percaya apa
yang terjadi di sekitarku adalah “jawaban” dari pertanyaanku pada Sang
Pencipta. Beberapa orang menganggapku terlalu serius pada hal-hal
sepele. Aku rasa mereka harus membaca The Alchemist. Mereka akan tahu apa yang aku percayai sebagai “jawaban dariNYA” disebut sebagai pertanda.
Oia, bukan sejenis pertanda seperti yang ada di film-film Final Destination ya, hehe.
Awalnya, aku mengira
buku ini akan menceritakan tentang petualangan Santiago saja mencari
hartanya, tapi ternyata tidak. Mr Coelho tidak meninggalkan unsur utama
dalam kehidupan manusia: Cinta. Ya, ada kisah cinta antara Santiago dan
seorang wanita padang pasir bernama Fatima.
Secara ending, well,
sangat mengejutkan! Dan membuatku teringat akan pepatah lama, sesuatu
yang kita kejar sebenarnya tepat berada di depan mata. Begitu dekatnya
tapi harus melalui jalan berputar untuk menyadarinya. Aku juga tahu
kenapa jalan berputar itu diperlukan. Jalan berputar itu berfungsi untuk
menyiapkan kita.
Nah, lho, malah lebih banyak perenungan pribadi ketimbang reviewnya, haha.
Selain seorang raja dan
wanita peramal, juga Fatima, masih banyak tokoh unik yang terlibat di
dalamnya. Penjual Kristal yang bermimpi ke Mekkah tapi tak ingin pergi
kesana (coba tebak apa alasannya?). Seorang pemuda terpelajar yang
mencari The Alchemist, tapi saat menemukannya, dia malah diusir oleh The Alchemist. Dan The Alchemist sendiri yang… Misterius.
Bagi penggemar kisah fantasy, The Alchemist juga memberi suguhan hal-hal fantastis.
Kisah sederhana namun inspiratif ini membuatku harus memberikan lima mangkuk semur!
Judul: The Alchemist
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 216 halaman
Stew Score: 5 of 5 bowls
0 comments:
Posting Komentar