Metamorfosis by Franz Kafka

Metamorfosis

Penulis: Franz Kafka
Penerbit: Homerian Pustaka
Tebal: 154 halaman
Genre: Fantasi - Klasik
Stew score: Sweet!
Target: Teen (13 tahun ke atas!)

Sececap Metamorfosis

Suatu hari, saat terbangun, Gregor Samsa menemukan dirinya telah berubah menjadi seekor kutu yang besar.

Tentu saja hal itu mengejutkan dirinya. Tapi tak menjadi alasan baginya untuk panik. Sebab, dia harus bekerja guna kehidupannya, dan juga melunasi hutang keluarganya pada atasannya.

Namun, ternyata hal itu tidaklah mudah. Tubuh barunya susah untuk digunakan bergerak. Belum lagi reaksi semua orang yang takut padanya. Apa yang akan terjadi pada Gregor selanjutnya? Apakah dia akan mendapatkan tubuh manusianya kembali?

Citarasa Metamorfosis

Benar kata orang, kalimat pembukaan Metamorfosis memang cukup menggemparkan. Dimulai langsung dengan adegan di mana Gregor menemukan perubahan bentuk pada dirinya.

Pada awalnya, setelah kelar membaca Metamorfosis, aku agak kesulitan mencerna maksud yang hendak disampaikan Franz Kafka (namanya keren yak?) dalam karya yang digadang-gadang sebagai masterpiecenya. Jujur saja, Metamorfosis cukup membosankan. Belum lagi terlalu banyak narasi dibanding dialognya.

Tidak ada quote yang bagus. Ada yang lumayan, tapi isinya... Cukup mengejutkanku.

Namun, setelah aku runut (dan aku renungkan) kisahnya dari awal sampai akhir... tiap adegan di Metamorfosis, meski susunan kalimatnya susah diingat, mudah diingat dan dibayangkan. Ternyata banyak sekali yang bisa kita dapat dari novella ini:

Masalah hutang. Hal ini merupakan yang disinggung pertama. Sumpah, punya hutang itu (apalagi hutang materi) sangatlah tidak nyaman.

Masalah menggantungkan diri (dan harapan). Jangan menggantungkan diri hanya pada satu orang saja. Memang benar, Gregor tulang punggung keluarga, tapi saat dia terkena musibah dan tak bisa menjadi tempat gantungan bergantung lagi... Bayangkan dirimu adalah anggota keluarga Gregor, apa kira-kira reaksimu?

Masalah sosial. Bila keluargamu berubah, semisal secara fisik menjadi jelek atau cacat, atau berubah drastis macam Gregor yakni menjadi hewan, apakah kamu akan menerimanya dengan lapang dada? Atau malah menyembunyikan mereka dari dunia, karena kamu malu setengah mati?

Dan beberapa hal lainnya, salah satu yang lain yang cukup oke adalah kematian—yang sebelum kurenungkan dan aku telaah lagi sempat menuduh beberapa tokoh telah berbuat kejam. Sebagai contoh kasusnya: orang tercinta seseorang dibantu agar tetap hidup dengan peralatan, bila peralatan itu dicabut maka orang tercinta itu akan meninggal. Seseorang itu sadar bahwa orang yang dicintainya sebenarnya telah meninggal, tapi dia berharap atau berpura-pura bahwa suatu hari kondisi kembali normal.

Overall, Metamorfosis karya yang lumayan. Tipis tapi menyiratkan banyak makna, problem sehari-hari yang mana masih aktual hingga sekarang. Meski yah, jujur agak datar dan membosankan secara Franz Kafka kurang mengeksplorasi konflik batin Gregor, yang mana pasrah sekali menerima kondisi barunya dan tidak mempertanyakan kenapa dia jadi kutu raksasa (yang merupakan strategi yang cukup oke supaya pembaca tidak terpicu ikut mempertanyakannya), dan kurangnya dramatisasinya. Meski sebenarnya aku curiga hal itu memang sengaja diset seperti itu oleh Franz, supaya pembaca membaca Metamorfosis ini secara perlahan-lahan.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
|

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!