The Graveyard Book by Neil Gaiman

The Graveyard Book

Penulis: Neil Gaiman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2013
Tebal: 360 halaman
Judul terjemahan: Kisah Dari Pemakaman
Genre: Fantasi - Retellings - Adventure - Bildungromans - Humor
Stew score: Delicious! (baca soal rating di sini)
Target: Teen (12 tahun ke atas!)

Sececap The Graveyard Book

Namaku Nobody Owens. Aku biasa dipanggil Bod.

Orangtua kandungku, beserta kakakku, meninggal dalam tidur. Mereka di bunuh oleh pria bernama Jack. Aku harusnya dibunuh juga. Tapi aku secara tak sengaja meniti jalan menjauhinya. Memasuki permakaman tak jauh dari rumahku.

Di malam yang sama, aku mendapat orangtua baru dan keluarga baru. Pasangan suami-istri Owens mengadopsiku dan memberiku nama belakang mereka. Mereka baik. Mereka penuh kasih. Mereka... Apapun yang aku lakukan, rasanya mungkin tak akan pernah cukup untuk membalas kebaikan mereka.

Tapi jangan heran bila kalian tak bisa melihat mereka, meski mereka berdiri di samping kalian. Sebab mereka telah lama meninggal.

Ya, mereka hantu. Tapi jangan takut. Mereka hantu paling baik di seluruh dunia. Aku sangat beruntung bertemu dan mengenal mereka.

Namaku Nobody Owens. Dan inilah kisahku. Bocah hidup yang tinggal di permakaman, di antara orang-orang mati.

Citarasa The Graveyard Book

The Graveyard Book edisi Indonesia
Setelah kelar membaca buku ini dalam dua hari, hal pertama yang melintas di benakku adalah, "Gila, buku ini jauh melebihi ekspektasiku!"

Hal kedua yang muncul di benakku, "Coba The Graveyard Book ini terbit saat aku masih kanak-kanak, mungkin aku jadi tak terlalu takut dengan kompleks permakaman."

Hal ketiga yang timbul di benakku, "Aku tidak akan heran bila nanti buku ini diadaptasi ke layar lebar. Buku keren gini, dengan pesan moral yang juga keren, pasti keren banget ketika dibuat visualisasinya."

Berapa kali aku menyebut kata keren?

Hal keempat yang mampir ke benakku, "Tidak sia-sia aku memilih buku ini. Buku ini, boleh dibilang, bukanlah buku yang sempurna. Tapi aku menemukan kehangatan saat sedang dan setelah membacanya."

Oh ya, buku ini memang tidak sempurna. Ada beberapa adegan yang cukup bikin aku bosan, tapi di ujung perjalanan, aku puas dengan hasilnya. Bosan itu terbayar dengan senyum manis. Hal aneh bin nyeleneh yang bikin bosan nyaris setengah mati itu pada akhirnya membuatku sedikit iri pada Bod :')

The Graveyard Book memang buku fantasi. Beberapa hal ajaibnya ada yang tak terjelaskan, atau menantang logika untuk membuatnya masuk akal. Premisnya saja, bahwa Bod dibesarkan oleh orangtua hantu, yang sudah lama meninggal saja, sudah bikin mikir. Gimana mereka bisa membesarkan Bod? Gimana mereka memberinya makan, minum, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh seorang anak yang hidup? Di mana Bod menghabiskan jam tidurnya, apakah di atas tanah permakaman, atau di dalam tanah di samping atau di dalam peti mati kedua orangtua angkatnya? Apakah Bod nantinya bakal bersekolah?

Tapi tak masalah. Hal tak terjelaskan itu juga cuman seuprit. Tidak terasa sama sekali. Dan tidak akan mengganggu proses membaca kalian. Atau kalaupun terasa, hanya terasa sepintas lalu dan kalian mungkin akan segera lupa, heheh.

Secara keseluruhan, The Graveyard Book jelas jadi salah satu buku favoritku tahun ini. Aku tidak hanya mendapatkan kisah yang fantastis dan luar biasa, kisah yang menawan dan mendebarkan, tapi aku juga mendapatkan rasa hangat yang sudah jarang aku dapat dari buku-buku masa kini yang mengedepankan aksi-aksi yang mengundang kehadiran adrenaline saja.

Bukan berarti di The Graveyard Book tidak ada aksinya. Ada aksi dalam buku ini, tapi dalam porsi yang seimbang. Tidak kebanyakan yang jatuhnya bikin bosan, atau bikin endingnya mudah ditebak.

Bod juga tak digambarkan sempurna. Dia seperti remaja pada umumnya, mengalami fase pemberontakan, membangkang pada nasehat orangtua, jatuh hati, ingin memiliki teman, belajar membedakan mana yang baik dan mana yang benar, ingin minggat, merasa disalahpahami, tapi juga sadar bahwa tak ada tempat yang seindah dan senyaman rumah tempat di mana orang-orang yang menyayanginya memberinya cinta dan kasih dan perhatian yang tulus tanpa meminta imbalan. Walau tempat yang disebutnya rumah tersebut adalah tempat yang bagi sebagian orang tempat yang menyeramkan.

Rumah bukan soal lokasi, tapi seseorang yang ada di dalamnya, dan yang menunggu kita dengan cinta kasih yang tiada batas.

Dan ya, seperti yang sempat aku bilang, pada banyak titik dalam kisah di buku ini, aku iri bin jealous dengan Bod :')

Satu kalimat untuk kalian sebelum kalian melakukan aktifitas lainnya, semisal membaca review buku lainnya di blogku ini: Barangsiapa belum membaca buku karya Neil Gaiman berjudul The Graveyard Book ini, sesungguhnya mereka adalah dari golongan yang merugi.

P.S.
[1] Terima kasih untuk kak Truly, juga teman-teman kak Truly, yang telah memberiku kesempatan untuk membaca buku keren ini :'D

[2] Neil Gaiman memasukkan beberapa tokoh terkenal dalam bukunya ini: seorang penulis buku klasik, seorang presiden, dan seterusnya. Aku penasaran apa kira-kira motivasinya memasukkan mereka dalam kisahnya? Apakah ingin bikin pembaca penasaran dengan sosok mereka? Kalau iya, berarti itu berhasil padaku. Aku terutama penasaran dengan sosok si presiden. Dan saat aku menemukan fakta soal si presiden... bisa dibilang aku cukup terkesima.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!