The Ptolemy's Gate by Jonathan Stroud

Kalimat pertama The Ptolemy's Gate
Pembunuh-pembunuh bayaran melompat masuk ke halaman istana pada tengah malam, empat bayangan bergerak cepat di dinding.

Sececap The Ptolemy's Gate

Karena tak diizinkan untuk pulang ke "kampung halaman" oleh sang master, Bartimaeus, jin unyu berusia ribuan tahun, yang di masa dulu pernah berjaya dan bersahabat dengan master penyihir lain, Ptolemy, harus merasakan rasa sakit yang teramat sangat akibat "tusukan" yang merupakan "berkah" dari dunia manusia.


Nathaniel, master Bartimaeus, yang dikenal oleh masyarakat sebagai John Mandrake, memperlakukan Bartimaeus seperti itu mungkin karena dia takut, takut rahasianya dibongkar oleh jin tengil yang dari lidahnya suka meluntjur kata-kata kurang ajar.

Sementara itu di tempat lain, Kitty Jones, mantan anggota Resistance (gerakan bawah tanah yang bermaksud menggulingkan pemerintahan sihir), diam-diam belajar tentang sihir. Sebagai seorang commoner (orang yang tidak terlahir sebagai penyihir), apa yang dilakukannya bisa dibilang tidak biasa. Atau tepatnya sangat langka. Dan, dalam beberapa kesempatan, terlarang.

Selain 'menyiksa' Bartimaeus, Nathaniel punya pekerjaan lain, yakni mencoba mencari tahu apa yang dilakukan beberapa penyihir. Dia tahu bahwa mereka berkonspirasi, dia juga tahu ada commoner yang ikut terlibat dalam konspirasi, tapi dia tidak tahu apa motivasi mereka dan siapa yang menjadi pimpinan mereka. Dan ketika dia, bersama Bartimaeus dan lainnya, tahu ... semua sudah terlambat: dunia sedang menghadapi ancaman paling berbahaya dan mematikan sepanjang sejarah manusia dan jin!

Citarasa The Ptolemy's Gate

Dibanding dua buku prekuelnya, The Ptolemy's Gate merupakan yang 'teringan'.

Setidaknya bagiku. Mungkin karena sudah dicekoki banyak fakta di dua buku prekuelnya, The Amulet of Samarkand dan The Golem's Eye, makanya buku itu terasa lebih ringan, juga lebih sering bikin tertawa. Padahal ide besar dari serial ini (tanpa melibatkan The Solomon Ring), ada di buku pamungkas ini.

Berbeda dengan buku dalam seri lainnya, The Ptolemy's Gate memiliki dua timeline: timeline sekarang dan masa lampau saat Bartimaeus masih bersama Ptolemy. Oh ya, tidak seperti The Golem's Eye yang adegan masa lalunya, di masa tugas-tugas awal Barty, hanya ditampilkan sekali dan di awal buku, di buku ini adegan masa lampaunya ditampilkan beberapa kali. Memberi gambaran seperti apa Bartimaeus sebenarnya. Dia mungkin demon, atau jin, atau spirit, tapi dia punya hati dan pikiran. Sama seperti manusia. Apa yang membuat demon berbeda dengan manusia? Hanya karena manusia sejak kecil diajarkan bahwa demon adalah makhluk yang jahat, apakah otomatis dia makhluk yang jahat?

Sementara untuk masa sekarang, mengambil masa sekitar dua tahun dari peristiwa dari buku prekuelnya. Nathaniel sudah menjadi menteri. Menteri termuda dibanding menteri-menteri lainnya, dan dia sedang berusaha keras menghadirkan kedamaian di negerinya. Dan Kitty, dia sudah bekerja, dan mengganti namanya karena menurut data di pemerintahan dia seharusnya sudah mati. Sambil melakukan riset mengenai sihir dan demon, Kitty mempunyai suatu gagasan besar demi terciptanya keadilan bagi commoner yang selama berabad-abad ini ditindas oleh penyihir.

Lihat? Terdengar besar dan pretensius juga berat serta serius, bukan? Tapi percaya atau tidak, buku ini bakal bikin kalian mengocok perut kalian. Tingkah polah Bartimaeus benar-benar bikin hal yang terdengar serius dan kaku itu terasa ringan dan mudah dicerna :))

Lalu bagaimana dengan Bartimaeus? Dia diperintah oleh Nate untuk mentjari tahu tentang beberapa penyihir yang ditjurigai hendak melakukan kegiatan ilegal. Yang puncaknya ternyata konspirasi itu adalah ... Sebuah rentjana yang lebih besar, yang bahkan para pelakunya tidak benar-benar tahu sebelum terlambat! Konspirasi ini tidak hanya melibatkan dua golongan manusia, tapi juga ... Spirit.

Bagi yang belum tahu soal dunia tempat Bartimaeus, Nathaniel, dan Kitty tinggal, alias masih melakukan riset sebelum mulai membatja buku-bukunya, mereka tinggal di Inggris. Tepatnya London. Lebih tepatnya lagi di semesta alternatif, dimana manusia dan jin (beserta jenis lainnya) hidup kurang lebih berdampingan. Jin ada karena dipanggil penyihir. Penyihir kebanyakan adalah orang-orang kaya. Dan yang duduk di pemerintahan adalah penyihir. Nyaris jarang sekali ada orang kaya dari golongan commoner. Dan sektor pemerintahan bersih dari commoner.

Terasa sedikit dystopia? Kalau kalian melihat lewat mata Kitty, ya, kalian akan merasakan bahwa buku ini, serial ini (sekali lagi tanpa melibatkan The Ring of Solomon), adalah dystopia. Tapi tidak sekental novel yang memang mengusung tema dystopia, tentu saja.

Di serial ini, nyaris tidak ada misteri yang benar-benar berarti. Tampaknya Jonathan Stroud tidak memasukkan misteri berarti untuk ketiga novelnya yang memiliki hubungan plot ini. Setiap novelnya membawa fakta baru yang kemudian kelar saat itu juga.

Buku pertama, tokoh antagonisnya langsung diberitahukan dan juga motivasinya kenapa dia ingin berbuat jahat. Yang bikin penasaran hanya bagaimana cara dia melakukannya. Juga, bagiku, siapa orangtua Nate dan darimana Nate berasal.

Sebenarnya tentang orangtua Nate tidaklah penting. Siapa mereka, atau nama mereka tidaklah penting. Tapi 'Apakah mereka' itu yang bikin aku penasaran. Apakah mereka penyihir? (Aku menduga demikian) Apakah mereka commoner? (Mungkin saja, dan kemudian menjual anak berbakat sihir untuk diserahkan pada dewan) Aku penasaran dengan sistemnya dan bagaimana seorang anak yang nantinya jadi penyihir berbeda dengan anak-anak commoner. Dan bagaimana cara membedakannya.

Dan bila mereka (si orangtua) penyihir, kenapa mereka mesti membuang anaknya dan tidak membesarkannya sendiri? Memang benar ikatan seperti ini akan menjadi titik lemah seseorang, tapi bukankah juga akan menjadi motivasi yang kuat dalam melakukan sebuah tindakan? Bukankah dengan menjadi satu keluarga akan menjadikan sihir semakin kuat?

Aku masih tidak habis pikir. Meski penyihir sering digelimangi kemewahan, mendapat tempat terhormat, dan selalu didahulukan, mereka hidup kesepian.

Karakter Martha Underwood, yang muntjul di Amulet of Samarkand juga membuatku penasaran. Dia tidak pernah melakukan sihir, tapi penyihir amat sangat sering memperlakukan rendah commoner. Dan aku yakin suaminya, yang merupakan guru bagi Nathaniel, memandang rendah commoner. Jadi, siapakah Martha ini?

Hanya rasa penasaran saja. Jawabannya memang tidak terlalu penting karena fokus utama novel ini, serial ini, bukan itu. Awalnya aku mengira fokusnya hanya ada pada Nathaniel, sebab dibanding dua karakter utama lainnya, dia-lah yang paling terasa perkembangan pribadinya. Tapi ternyata tidak.

Lewat ketiga tokoh utamanya masing-masing, penulis ingin mengangkat tema besar: kemanusiaan, keberanian, dan seterusnya yang dikemas dengan bumbu komedi.

Wew, aku rasa ini sudah terlalu panjang, hahah.

Untuk sampulnya ... Aku rasa kalian sudah tahu jawabannya.

cover baru

cover lama

Tentu aku lebih suka dengan desain sampul lama yang, sudah sering aku tuliskan, menampilkan ekspresi Bartimaeus yang berkepribadian menarik.

Secara keseluruhan, aku suka pakai dewa The Ptolemy's Gate. Buku ini mungkin akan membuatmu merenungkan akan dunia, tapi juga sekaligus membuatmu terpingkal-pingkal. Aku tidak akan heran bila buku ini, bersama buku lainnya dalam seri, nantinya akan masuk dalam jajaran buku-buku klasik.


The Ptolemy's Gate

Penulis: Jonathan Stroud
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Maret 2010 (Cetakan ketiga) - September 2007 (Cetakan pertama)
Tebal: 576 halaman
Seri: Bartimaeus #3
Genre: Fantasi - Humor - Adventure
Stew score: Delicous (5/5 bintang!)
Target: Young - Adult (15 tahun ke atas!)

P.S.
[1] Kalian masih ingat dengan kalimatku di review The Solomon Ring, yang mengatakan bahwa di antara semua buku seri Bartimaeus, yang paling kocak adalah The Solomon Ring. Aku tidak akan mencabutnya karena itu benar. Tapi di antara ketiga bukunya yang lain, The Ptolemy's Gate adalah yang paling mendekati. Hal ini, menurut dugaanku, karena Mr. Stroud sudah menemukan ritme yang pas.

[2] Oke, aku rasa itu cukup. Aku tidak ingin membuatnya lebih panjang lagi :))

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
kategori: Bargain All The Way

| |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!