Critical Eleven by Ika Natassa

Critical Eleven

Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2016 (cetakan ke-14!)
Tebal: 300 halaman
Genre: Romance - Realistic Fiction
Target: Adult (17 tahun ke atas--atau yang sudah merasa cukup dewasa)
Score: Almost Yummy!

Kalimat pertama Critical Eleven

: I'm one of those weird people who loves airports.

Secara mengejutkan aku sangat menikmati Critical Eleven. Bahkan melebihi kenikmatanku membaca Antalogi Rasa bertahun-tahun yang lalu.

[Kesannya kayak udah lama sekali yak? XD]

Bukan karena desain sampulnya, gambar pesawat dengan latar belakang langit baru (dan didesain dengan gaya seolah-olah digambar menggunakan cat air!), yang ciamik, bukan pula karena kak Ika Natassa seorang pencerita yang ulung--oke ini cukup berpengaruh tapi ada yang lagi yang lebih berpengaruh yakni; melainkan karena tema yang diangkatnya.

Dan apakah tema yang diangkat oleh Critical Eleven? Apakah tentang dunia penerbangan? Mungkinkah tokoh utamanya adalah seorang pramugara/i atau pilot? Atau Critical Eleven ini, kalau kita repot membaca sinopsis yang tercetak di sampiul belakang, adalah cerita dengan tema traveling?

Kalau itu yang muncul di benak kalian, maka hapuslah. Karena kedua tokoh utama kita, yang kebetulan merupakan kedua narator dalam kisah--yap hanya mereka berdua tidak sebanyak seperti Antologi Rasa, sama-sama tidak bekerja di dunia aviator (?). Dan juga bukan traveling. Mereka jarang sekali traveling. Lebih karena pekerjaan mereka menuntut banyak waktu mereka. Sehingga kebanyakan jam di angkasa yang mereka miliki adalah jam-jam yang berhubungan dengan pekerjaan.
Jadi ya, judulnya yang keren itu tidak terlalu melukiskan keseluruhan isi dari buku ini. Judulnya yang ear-catchy itu bisa dibilang hanya menggambarkan bab pertama doang--bab terpenting dari keseluruhan bab di Critical Eleven ini. Bab yang mengubahku menjadi peduli pada kisah Anya dan Ale.

Eh aku belum bilang ya? XD

Jauh sebelum Critical Eleven hendak diadaptasi ke layar lebar, jauh sebelum Critical Eleven jadi bestseller di mana-mana (baik toko buku konvensional maupun toko buku daring), juga jauh sebelum Critical Eleven memecahkan rekor preoder 1111 eksemplar terjual hanya dalam 11 menit! Sejujurnya, aku sudah dibikin penasaran dengan buku yang judulnya meminjam istilah dunia penerbangan ini. Rasa penasaran ini timbul dikarenakan desas-desus (?) mengatakan bahwa C11 ini turut mengundang (?) Harris Risjad! Yoa, si tengil dari Antologi Rasa yang kisahnya bersama sahabatnya bikin penasaran. Dan ternyata dia merupakan adik dari Ale (nama lengkap: Aldebaran Risjad)!

Mungkinkah kakak beradik itu punya kemiripan sikap? Tengil dan diam-diam suka memutar lagu-lagu Celide Dion? XD

"And don't you just love the heterogeneity of bookstores? Toko buku itu bukti nyata bahwa keragaman selera bisa kumpul di bawah satu atap tanpa harus saling mencela. Yang suka fiksi, komik, politik, masak-memasak, biografi, traveling, semua bisa ngumpul di satu toko buku and their own thing there. Bookstores are the least discriminative place in the world. Dan itu keren, Le."

Eh, kalau mereka tidak bekerja di dunia penerbangan, mungkinkah mereka bekerja di dunia perbankan, seperti yang biasa ada di novel-novel kak Ika sebelumnya?

Aku sendiri tak tahu. Critical Eleven merupakan buku kak Ika kedua yang aku baca. Aku ada A Very Yuppy Wedding tapi masih di timbunan, hahah. Jadi, sekali lagi aku tak tahu. Tapi yang pasti di Critical Eleven ini kedua tokoh utamanya tidak bekerja di bank atau instansi terkait. Ale bekerja sebagai tukang minyak ... Err, bukan yang keliling menjajakan minyak itu, tapi, hnn ... Gimana menjelaskannya ya? Tukang ngebor? Ah, pokoknya dia bekerja di perusahaan minyak xD kalau mau tahu detailnya kalian baca sendiri bukunya x)) sementara Anya, dia seorang konsultan. Konsultan apa? Kemungkinan sih konsultan bisnis. Dan, duh, aku juga tak tahu gimana mendeskripsikannya, hahah. Dia kerja di sebuah perusahaan, yang menuntutnya pergi mendatangi klien perusahaan tempat dia bekerja, menghadiri satu rapat ke rapat yang lain, dan lain-lain. Tugasnya termasuk menganalisa apa yang baik dan bagus dan yang jelek untuk klien.

Hal yang kusuka dari kak Ika, pekerjaan para tokohnya selalu dapat porsi yang pas dan penting dalam tiap ceritanya. Tidak hanya sekedar tempelan saja. Yang jadinya membuatku belajar juga mengenal beberapa profesi xD

Lain kali bikin cerita dengan tokoh politikus dong, kak x)) *sekate-kate*

Oke, cukup soal judulnya.

Pasti kalian penasaran, apa sih yang jadi permasalahan yang membuat pernikahan Ale dan Anya berada di ujung tanduk?

... "Wah, apakah kebaikan Bapak juga banyak sekali, Bu?"
"Justru sedikit sekali. Ibarat matahari di langit. Bumi malah cuma punya satu matahari."
"Lho, kalau begitu kok bisa Ibu hidup bersama Bapak rukun-rukun, akur, saling cinta sampai setengah abad?"
Sang istri pun menoleh ke suaminya, tersenyum.
"Karena, Dik, begitu matahari terbit, semua bintang di langit jadi tidak kelihatan."

*[Aww ... X'D ] - ini komentarku yak, tak ada di quote yang tercetak di bukunya.*

Sementara untuk Tanya Risjad, kebaikan suaminya begitu banyak seperti bintang di langit, dan kesalahannya hanya satu, namun sedemikian besarnya seperti matahari yang menutupi jutaan bintang tadi. ...

Ya, salah Ale hanyalah satu. Tapi ... Aku tidak akan membocorkan apa kesalahannya. Apa, jangan berspekulasi yang tidak-tidak. Ale bukanlah ciri cowok yang suka flirting sana flirting sini. Juga bukan lelaki yang berambisi mengoleksi banyak istri. Dia adalah tipe pria setia. Dan jangan berpikiran bahwa Anya merasa Ale terlalu baik baginya. Tatapan Anya hanya dan hanya tertuju pada Ale. Yang jadi permasalahan mereka adalah ... Sebuah tragedi menimpa keluarga mereka, dan mungkin karena tak tahan memendamnya sendiri Ale mengutarakan apa yang dirasakannya. Pepatah bilang, mulutmu harimaumu. Sekali lagi pepatah bilang, lidah jauh lebih tajam dari pedang.

Dan sejak saat itu, sejak kalimat itu terlontar, hubungan mereka merenggang.

Kelihatannya mungkin sederhana ... Eh, memang sederhana ding. Aku mengganggap apa yang merundung Ale dan Anya memang sederhana. Tapi masalah yang sederhana tidak selalu dapat diselesaikan dengan mudah bukan? Dan bukankah terkadang yang sederhana justru jauh lebih lebih sulit dipecahkan?

"Nya, orang yang membuat kita paling terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita."

Omong-omong soal filmnya, di sosial media sempat heboh mengenai poster filmnya yang bocor. Atau bukan bocor, tapi merupakan fan-made? Entah itu benar atau hanya fan-made doang, atau hanya kerjaan orang iseng saja, yang jelas aku sedikit terpengaruh dan membayangkan sosok Ale itu sebagai si Reza Rahadian. Dan karena ini Reza ya ... aku yakin dia bisa memerankan tokoh Ale dengan baik. Kalau dia bisa memerankan tokoh unik nan nyentrik, aku yakin dia bisa memerankan tokoh lelaki tukang minyak dan tukang ngebor yang lidah keplesetnya melukai istrinya.

Sementara untuk tokoh ceweknya ... jujur aku jarang nonton film Indonesia, heheh. Jadi ya nggak terlalu hapal sama aktris pemeran Anya. Jadi ya aku hanya bisa berharap, dua pemeran utama itu bisa menghadirkan chesmitry yang bikin iri yang ada di bab pertama buku ini, karakter Anya yang agak judging pada cowok-cowok Twitter x)), dan rasa-rasa yang lain yang kadang bikin gemas pengen nendang Ale, atau Anya, atau mereka berdua.

Dan tidak lupa, interaksi Anya dan kedua sahabatnya dan Ale dan Harris yang selalu sukses mengocok perut! Jangan sampai adegan interaksi persahabatan dan persaudaraan itu kena skip. Baper sepanjang film is no good xD

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
http://feedmebook.blogspot.com/2016/02/master-post-tantangan-membaca-seveneves.html
kategori: Nomor 2 - Font Favorit

Romance RC
Kategori: Book to Movie

|

2 comments:

  1. Saya cuma punya buku ini saja yang karya Ika Natassa, itu pun belum saya selesaikan baca. Tapi, mungkin segera saya buka kembali untuk diikutsertakan ke lomba resensi yang sedang digelar, hehehe. Ikutan juga kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kelarin, sob, kelarin. Bagus buku ini xD

      Tentu saja ikutan, hahah. Gimana dengan dirimu?

      Hapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!