Sedikit mengenai Luna
Luna tiap malam berdandan di kamar Regan.
Memakai gaun. Mengganggu waktu tidur Regan. Tapi Regan tidak marah,
karena Luna… Kakak laki-lakinya.
Liam, kakak lelaki Regan, setiap tengah
malam selalu menyelinap ke kamar Regan untuk berdandan dengan peralatan
make up yang disembunyikannya di kamar Regan–ini nama cewek ya. Hal ini
dilakukan karena bila orangtua mereka tahu maka akan terjadi hal gawat.
suatu malam, Liam seperti biasa berdandan
dan bertransformasi menjadi cewek di kamar Regan. Dan dia memilih nama
‘cewek’ barunya. Luna, yang berarti bulan. Gadis yang
hanya terlihat saat bulan bersinar atau arti harfiahnya malam hari. Hal
ini tak mudah bagi Regan. Karena hanya dia satu-satunya orang yang
mengetahui mengenai Liam yang merasa dirinya cewek sejak lahir
Regan selalu merasa bersalah pada Allie,
sahabat Liam dan Regan sejak kecil, yang cinta mati pada Liam, karena
sering berbohong. Keadaan diperumit dengan kehadiran seorang teman
sekolah mereka yang homoseksual, yang cinta juga pada Liam, dan secara
naluri mengetahui “keunikan” Liam.
Liam juga selalu mengajak Regan untuk
menemaninya belanja di Mall dengan tampilannya sebagai cewek. Padahal
ada kalanya Regan butuh privasi agar bisa pergi kencan dengan Chris.
Liam yang terlahir sebagai cowok, tapi
yakin dirinya cewek, memiliki impian besar; dia harus melakukan operasi
ganti kelamin. Apakah dia berhasil dalam memenuhi impiannya?
Setelah aku mengunyah Luna
Overall, novel ini bagus banget.
Diceritakan menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai peran
pembantu, yang jarang digunakan. Dalam novel ini, kita juga bisa
mengerti, bagaimana mereka yang merasa dalam tubuh yang salah ingin
menjadi diri sendiri.
Bagaimana seorang transgender begitu
bahagia menjalani kehidupannya yang baru, meski dicemooh beberapa orang.
beberapa transgender juga kadang merasa bersalah karena “menentang”
berkah yang diberikan olehNya. Tapi apakah manusia tidak diperbolehkan
memperoleh kebahagiaannya? Dan kebahagiaan itu diperoleh dengan menjadi
diri sendiri *tapi berbeda di mata orang lain*
Juga sikap Regan sebagai adik perempuan
yang sayang pada kakak lelakinya yang ‘unik’ tidak menghakiminya karena
kakaknya memilih menggapai mimpinya dan tetap mendukungnya dengan
sepenuh hati.Hingga terkadang Regan lupa dia tak pernah memperhatikan
dirinya sendiri–bahwa dia butuh kencan juga dengan anak lelaki normal.
aku nggak bisa menjaminnya, tapi setelah temen2 baca Luna
by Julie Ann Peters kalian akan memandang seorang transgender dengan
sudut pandang yang berbeda. Yang lebih positif tentunya. Setelah membaca
novel ini, ada sebuah pemikiran yang melintas di kepalaku…
Bukankah setiap manusia berhak memilih?
Lalu kenapa kita *ato mereka*, yang tak menyukai pilihan itu,
menghakiminya karena membuat pilihan yang membuat mereka lebih bahagia?
Mereka yang memilih, mereka juga yang menjalaninya.
Judul : Luna
Penulis : Julie Anne Peters
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
My Rating : 3 of 5