Sekilas mengenai Incognito
Erik dan Sisca tak pernah membayangkan
mereka bisa berpetualang seperti cerita di buku-buku yang mereka baca.
Sejak pertemuan mereka dengan Carl, cowok berkebangsaan Belanda dari
masa lampau, yang secara mendadak muncul dan menyeret mereka secara tak
sengaja dalam petualangan waktu–Carl memiliki mesin waktu berbentuk jam.
Namun sayangnya, mereka tidak bisa memilih dimana dan kapan mereka bisa
“melompat”. Mesin waktu milik Carl sudah lama rusak bahkan sebelum
mereka bertemu.Dan petualangan mereka pun
dimulai. Bertemu tokoh-tokoh terkenal. Bertemu Archimedes di abad
sebelum masehi, dibantu Huckleberry Finn karena dia mengira Erik dan
kawan-kawan adalah kawanan pelarian, tersasar di kapal Charles Darwin
yang sedang berlayar ke pulau Galapagos, hingga ke jaman Musashi hendak
melakukan pertarungan bersejarahnya. Termasuk ketika Erik nyaris
terhapus dari sejarah karena secara tak sengaja Carl ikut campur dalam
proses percintaan orang tuanya.
Apakah mereka bisa pulang kembali ke
waktu masing-masing? Atau akan terus terjebak di salah satu tempat yang
bahkan mereka tak tahu dimana? Dan apakah Erik akan terhapus dari
sejarah?
Setelah aku memakan Incognito
Overall, ini adalah novel teenlit
Indonesia yang masuk daftar atas novel favoritku. Hanya saja aku cukup
memberinya nilai 3,5 bintang. Aku belum bisa memberi nilai sempurna
karena ada beberapa hal yang cukup mengganggu. Pertama, kurangnya porsi
dari ceritanya. Terlalu cepat sekali waktu melompatnya dari satu tempat
ke tempat yang lain. Kedua, pembaca hanya disuguhi sebuah bacaan
‘penglihatan’ bukan bacaan ‘yang dirasakan’. Bagian dimana ada Musashi,
bagian yang paling aku suka adalah bagian terkeren. Bahkan keadaan Erik
yang nyaris mati menurutku hambar.
Yang bagus adalah sifat tegas Erik. Aku
rasa sifat Erik yang simple, tegas dan langsung kesasaran merupakan daya
tarik tersendiri di novel ini. Juga bahasa-bahasa yang digunakan oleh
penulisnya. Tak hanya bahasa Inggris, juga Jepang, tapi juga bahasa lain
seperti Belanda dan Latin. Juga kepiawaiannya dalam menggabungkan fakta
sejarah dengan bumbu imajinasi. Terutama di bagian Huckleberry Finn
merupakan hal yang patut diacungi jempol.
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 208
0 comments:
Posting Komentar