Icip-icip Deception Point
Saat satelit NASA menemukan bukti dari
sebuah objek amat langka yang terkubur jauh di dalam lapisan es Arktika,
lembaga ruang angkasa yang sedang mengalami kesulitan itu mengumumkan
sebuah kemenangan yang amat dibutuhkan … kemenangan yang berimplikasi
besar bagi kebijakan ruang angkasa Amerika Serikat dan pemilihan
presiden yang akan datang.
Untuk memverifikasi kebenaran penemuan
tersebut, Presiden mengirim analis Intelijen Gedung Putih Rachel Sexton
ke Milne Ice Shelf. Ditemani oleh sekelompok pakar, termasuk akademisi
Michael Tolland yang karismatik, Rachel membongkar bukti penipuan ilmiah
yang tak terbayangkansebuah muslihat berani yang mengancam mendorong
dunia ke dalam pertentangan.
Tetapi, sebelum Rachel dapat menghubungi
Presiden, dia dan Michael diserang oleh sekelompok pembunuh mematikan
yang dikendalikan oleh seorang tokoh penguasa misterius yang akan
melakukan apa saja demi menyembunyikan kebenaran. Keduanya berupaya
menyelamatkan diri menyeberangi lingkungan yang begitu terpencil dan
berbahaya itu. Satu-satunya harapan bagi keberlangsungan hidup mereka
adalah menemukan tokoh di belakang taktik teramat ahli ini.
Kebenarannya, seperti yang mereka temukan kemudian, adalah muslihat
paling menggemparkan dari apa pun juga.
Berhasilkah Rachel dan Michael menemukan otak dibalik serangkaian peristiwa “ajaib” tersebut?
Citarasa Deception Point
Satu lagi novel Dan Brown yang kubaca.
Dan seperti novel yang ditulisnya, mungkin karena genrenya suspence,
selalu membuat pembacanya “kesulitan” berhenti membacanya. Termasuk
diriku. Kecuali ngantuk, makan, dan film, aku ingin segera tahu akhir
dari buku yang diberi judul Deception Point. Atau Titik Muslihat untuk versi terjemahan.
Secara cover, aku rasa lumayan.
Secara ide, aku suka! Kok ya bisa
terpikir menyeret ilmu pengetahuan ke ranah politik. Bahkan hingga
menjadi alat untuk mengantarkan seseorang menduduki kursi presiden.
Mungkin karena ini baru bagiku jadi ya… Deception Point idenya sangat spektakuler! Apalagi karena aku juga penggemar cerita-cerita “beraroma” luar angkasa
Meski, tentu saja, Deception Point
masih kalah spektakuler dengan serial Robert Langdon (Angel and Demon,
Da Vinci Code, The Lost Symbol). Tapi aku rasa aku bisa katakan,
Deception Point jauh lebih keren ketimbang Digital Fortress. Tapi mereka
berdua punya kesamaan, sama-sama mudah ditebak siapa otak dibalik
kejahatan yang terjadi!
Entah kenapa aku merasa semua orang di
dalam Deception Point menjadi tokoh utama. Tidak hanya Rachel. Tidak
hanya Mike. Tapi nyaris semuanya. Seolah Mr Brown tak bisa menentukan
(atau bingung?) mana yang menjadi tokoh utamanya. Atau memang dia
bermaksud begitu?
Aku juga suka salah satu kalimat yang
diucapkan Marjorie Tench mengenai kampanye politik negatif saat bicara
dengan Rachel. Karena terlalu panjang, jadi aku sebutkan saja intinya,
“Kampanye negatif itu berdampak buruk. Melibatkan banyak perusahaan
(yang mungkin sekali dibangun oleh orang-orang jujur), menodai lembaga
pemerintahan, mencoreng citra profesi politisi (dianggapnya mereka hanya
besar omong dan jago obral janji berhembus napas surga), masyarakat
tidak mempercayai pemimpin mereka.”
Tentunya, sangat buruk bagi moral bangsa ketika seorang politisi melakukan kampanye negatif!
Ketegangan yang dibangun sejak awal,
ilmu-ilmu baru yang dipaparkan di setiap halamannya secara berkala–tidak
bertumpuk hanya di dalam beberapa bab saja, aku tak ragu-ragu
memberikan empat buah mangkuk semur untuk Deception Point!
Judul: Deception Point - Titik Muslihat
Penulis: Dan Brown
Penerbit: Serambi
Tebal: 631 halaman
Stew Score: 4 of 5 Bowls
Penulis: Dan Brown
Penerbit: Serambi
Tebal: 631 halaman
Stew Score: 4 of 5 Bowls
0 comments:
Posting Komentar