Icip-icip Journal of Curious Letters
Tahukah kamu, terkadang setiap pilihan
penting yang kita tentukan menciptakan Realitas (dunia lain yang isinya
berbeda dengan dunia kita) baru. Bayangkan Realitas itu ada banyak.
Bayangkan Realitas yang banyak itu sekarang dalam bahaya–dilenyapkan
dari keberadaannya. Dan apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu
terpilih sebagai salah satu yang bertugas menyelamatkan Realitas yang
banyak itu?
Atticus Higginbottom, atau yang lebih
suka dipanggil Tick, tentu saja, cuma anak laki-laki biasa yang
menjalani kehidupan yang juga biasa (apa definisi biasa? Yak, tafsirkan
sendiri
). Suatu hari dia mendapatkan surat aneh dari seseorang berinisial
“M.G.” yang berstempel pos Alaska. Di dalam surat itu M.G. Memberitahu
Tick akan terjadi kejadian-kejadian yang berbahaya–kemungkinan besar
mematikan dan bisa membuat nyawa Tick melayang– tengah berlangsung dan
dapat menghancurkan Realitas-Realitas.
M.G. berjanji akan mengirimi Tick 12
teka-teki, baik berbentuk surat maupun bentuk lain, yang akan
menunjukkan hari, waktu, dan tempat dimana sesuatu yang luar biasa akan
terjadi.
Apakah Tick punya keberanian dengan
membahayakan keselamatannya sendiri untuk mengikuti 12 petunjuk yang
dikirimkan M.G.? Dapatkah dia menyelesaikan teka-tekinya tepat waktu?
Temukan semua jawabannya hanya di (the) Journal of Curios Letters
Citarasa The Journal of Curios Letters
Surprised. Itulah yang pertama aku
rasakan ketika mendapati email dari goodreads bahwa aku dinyatakan
sebagai pemenang giveaway buku terbitan Noura Books (dulu namanya
Hikmah) ini. Giveway ini diadakan oleh sang editor (versi terjemahan)
The Journal of Curios Letters: Rahmadiyanti Rusdi. Untuk goodreads dan
kak Rahma, terima kasih atas kesempatannya sehingga aku bisa melahap
buku pertama serial The 13th Reality
Karena aku ada masalah dengan covernya, maka aku mulai dulu dari citarasa kisahnya.
Bila kalian beranggapan judulnya terkesan
membosankan… Ya, aku setuju. Judulnya, entahlah, menurutku kurang
membangkitkan rasa lapar kita akan cerita. Tapi meski begitu, jangan
salah paham, kisah di dalam Journal of Curios Letters sangat jauh dari
membosankan. Malahan sangat menakjubkan! Aku heran, kenapa buku ini
hingga kini belum dijadikan film.
Apa yang kalian pikirkan pertama kali
saat mendengar dua kata ini, Fisika Quantum? Cabang ilmu yang sulit
dipelajari? Bacaan berat yang bikin kepala pusing? Bacaan yang
menjanjikan rasa kantuk setelah beberapa baris membacanya? Bila ya, maka
kalian harus membaca The Journal of Curious Letters.
Kalian akan merubah persepsi kalian. Salah satu kehebatan James Dashner
yang patut diacungi jempol, menyulap fisika kuantum yang terkenal rumit
itu jadi fun dan menyenangkan untuk dibaca. Bahkan mungkin kalian akan
dibikin jatuh cinta pada fisika kuantum! #lebay
Kisah ini sendiri diawali dengan dua
orang yang memasuki kantor pos tempat Norbert bekerja. Satu lelaki tua
berwajah ramah yang mengaku sebagai Master George, dan satu lagi wanita
berkepala plontos yang memakai pakaian serba kuning yang mau dipanggil
sebagai Mistress Jane. (Jujur, awal aku membaca nama-namanya yang mampir
pertama kali di otakku adalah kisah Tarzan
) sementara Master George datang untuk mengirim surat yang banyak
(salah satunya ditujukan pada Tick), Mistress Jane tampaknya ingin
menghalangi usaha Master George untuk mengeposkan surat. Norbert
terpaksa berbohong, apalagi wanita kuning itu sangat tidak sopan dan
terlihat sangat jahat sekali.
Aku juga suka karakter Tick. Sebagai
tokoh utama, dia tidak digambarkan sebagai tokoh yang sok kuat. Malahan
dia menceritakan mengenai isi surat yang diterimanya pada ayahnya,
Edgar. Keunikan dari Tick adalah dia benci pada tanda lahir di lehernya
makanya dia memakai syal bahkan saat udara panas sekalipun. Keunikan
lainnya adalah dia tidak merasa marah pada teman-teman di sekolahnya
yang sering mengerjainya. Malahan dia merasa bosan!
Sebenarnya novel ini cukup lucu juga,
banyak humor bertebaran di dalamnya. Apalagi Mothball dan Rutger. Mereka
berdua, hampir di setiap kemunculannya selalu mengundang lengkungan
cekung pada bibirku.
Nah, sekarang saatnya ke cover. Aku suka
warna biru tuanya yang mendominasi. Sekilas melihatnya (setelah membaca
dua bab pertama), kita tahu tiga sosok yang mengisi cover bagian depan
adalah gambar Tick, Master George dan Mistress Jane. Tak ada masalah
dengan penampilan sang Master dan Mistress. Yang aku permasalahkan
adalah penampilan Tick. Kenapa ciri khas utamanya, syal, tidak
diikutsertakan? Aku sendiri punya jawabannya, karena Tick di suatu waktu
kehilangan syalnya. Tapi ada dua pertanyaan lagi yang belum aku temukan
jawabannya, kenapa warna rambut di cover dan di ilustrasi gambar di isi
(ya, Journal of Curios Letters ini dilengkapi ilustrasi di dalamnya)
berbeda? Dan siapa yang membuat ilustrasi-ilustrasi tersebut–James
Dashner-kah atau pewajah sampul?
Terlepas dari pertanyaan yang timbul dari covernya itu, keseruan, konsep, ide kisah the 13th Reality: The Journal of Curious Letters,
dan terutama cara bertutur penulisnya (yang bisa ditangkap dengan baik
oleh penerjemahnya: Tria Barmawi) tak segan-segan membuatku harus
mengeluarkan lima mangkuk semur untuk Tick dan kawan-kawannya
Judul: The 13th Reality: The Journal of Curious Letters
Penulis: James Dashner
Penerbit: Noura Books (Mizan Fantasy)
Tebal: 608 halaman
Stew Score: 5 of 5 Bowls
Penulis: James Dashner
Penerbit: Noura Books (Mizan Fantasy)
Tebal: 608 halaman
Stew Score: 5 of 5 Bowls
P.S. Tepat setelah bab terakhir Journal
of Curios Letters ada satu bab (sneak peek) buku dua atau sekuelnya: the
Hunt for Dark Infinity. Aku sarankan jangan dibaca! Sumpah, bikin
penasaran banget! >.<
0 comments:
Posting Komentar