LOTR III: The Return of the Kings

LOTR III: The Return of the Kings

Penulis: J.R.R. Tolkien
Penerbit: Gramedia Penerbit Utama
Tebal: 507 halaman
Genre: High-fantasy, bromance
Judul terjemahan: Kembalinya Sang Raja
Stew Score: Super Delicious!

Icip-icip The Return of the Kings

Dalam pertempuran terakhir melawan pasukan raja kegelapan, korban-korban kembali berjatuhan. Gondor dikepung. Denethor kehilangan akal sehatnya. Bantuan dari Rohan terhambat oleh pertempuran di padang Pelennor. Theoden gugur dan Eomer mengambil alih kepemimpinan.

Saat harapan hampir padam, datanglah rombongan kaum Dunedain yang dipimpin Aragorn, Gondor, Rohan, dan kaum Dunedain bersatu menggempur pasukan Mordor.

Namun masih ada perjalanan menuju jantungnya Mordor, sebab cincin itu belum dimusnahkan. Cincin itu kini berada di tangan Gollum, yang sangat menginginkannya untuk dirinya sendiri.
Bagaimana kisah ini akan berakhir?

Citarasa The Return of the Kings

Buku pamungkas dari seri Lord of the Rings!

Pada awalnya aku sedikit meremehkan buku The Return of the Kings ini. Masalahnya The Two Tower sungguh amat sangat spektakuler (konflik baik dan jahatnya yang makin meruncing, humor di tengah-tengah pertempuran di suasana genting, belum lagi kisah cinta rumit salah satu tokoh penting yang bikin jantungku seolah mau melompat dari badanku yang sedikit cungkring), hingga aku bertanya-tanya, mungkinkah akhir trilogi ini akan membuatku sepuas ketika aku menikmati buku kedua?

Dan jawabannya adalah…

Buku ketiga ini…

Yang berjudul The Return of the Kings ini…

… Melebihi ekspektasiku!

Bila di filmnya terdapat dua klimaks maka di bukunya ada tiga!

Klimaks pertama, pertempuran yang tampaknya mustahil dimenangkan oleh Gondor.

Klimaks kedua, ketika Frodo dan Sam ada di gunung api sementara Gandalf the White, Aragorn dan kawan-kawannya mencoba mengalihkan perhatian Sauron.

Klimaks ketiga, yang tampaknya tidak ditemui di film, pertemuan Frodo dan Saruman. Dari sini teman-teman bakal mengetahui bagaimana nasib Saruman dan si Lidah Ular selanjutnya. Apakah mereka mati? Karena mati mungkin malah menjadi “hadiah” bagi mereka.

Aku sebenarnya agak sedikit lupa dengan detail di film. Mengenai penjelasan “kenapa Sauron dari buku pertama tidak muncul dalam wujud nyata?” Apakah di film penjelasan itu dijelaskan atau tidak? Tapi yang pasti, di buku ini, The Return of the Kings, alasan kenapa Sauron begitu… dijelaskan! Sehingga tidak ada hal penting yang, mungkin, menghantui benak para fans atau penikmat kisah LOTR.

Ada perasaan tak rela ketika aku sampai di gigitan-gigitan (baca: lembaran) akhir buku ini. Aku bahkan lumayan lama menunda membaca bagian akhir: bagian dimana sebelum Frodo dijemput oleh Gandalf, tepat seperti di filmnya. Aku sempat kasihan pada Frodo. Dia kan masih muda, belum sempat kawin pula, kenapa dia… Kenapa dia… Kenapa dia… #eaaak

Bagi yang sudah terlanjur baca buku satu dan dua, atau bahkan sudah menonton ketiga filmnya–dan hendak bersiap-siap nonton The Hobbit #1, rasanya belum afdol kalau belum membaca buku pamungkasnya ini

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!