Wither
Penulis: Lauren DeStefano
Penerbit: Simon & Schuster
Tebal: 240 halaman
Seri: The Chemical Garden #1
Genre: Fiksi ilmiah - Dystopia - Romance
Stew score: Almost - Yummy!
Target: Young - Adult (16 tahun ke atas)
Sececap Wither
Gimana jadinya kalau kita tahu kapan usia kita berakhir?
Semuanya karena ulah manusia sendiri. Maksud hati ingin menciptakan manusia yang sehat, bebas penyakit mematikan seperti kanker, malah yang ada manusia terbagi menjadi dua generasi: Generasi pertama dan generasi baru.
Generasi pertama merupakan manusia yang tubuhnya tahan terhadap semua penyakit dan bisa hidup cukup panjang. Sementara generasi baru adalah manusia yang terlahir dari generasi pertama. Yang membedakan dengan generasi pertama adalah kekebalan mereka menurun drastis. Malahan virus telah membuat usia manusia tepat berhenti di usia 25 tahun untuk pria dan 20 tahun untuk wanita.
Demi keberlangsungan umat manusia, para pria diperbolehkan untuk memiliki istri lebih dari satu. Prostitusi menjamur. Penculikan wanita muda di jalanan menjadi hal yang wajar: penculikan yang berujung pada tiga hal. Bila tak ada yang membeli maka akan berujung pada kematian. Bila berwajah lumayan, tapi tak laku juga maka akan dilempar ke lahan prostitusi. Bila laku terjual maka, mau tak mau harus, menjadi pengantin.
Saat tersadar kegelapan menyergap mata Rhine, seorang gadis berusia 16 tahun, usia yang masuk dalam range usia wanita yang pasti diculik. Dia sangat sadar sekali dia sedang berada di dalam kendaraan. Dan dia telah diculik oleh Gatherers yang akan menjualnya ke orang-orang kaya untuk dijadikan pengantin.
Beruntung Rhine punya fisik yang cantik dan mata yang berbeda warna kiri-kanan sehingga dia terpilih menjadi salah satu dari tiga gadis yang terbeli. Gadis-gadis yang nantinya akan menjadi istri Linden Ashby.
Hanya saja, menjadi istri Linden sama dengan menghabiskan empat tahun waktu hidupnya sebagai tawanan. Sementara Rhine ingin pulang. Ingin bertemu dan bersatu kembali dengan saudara kembarnya, Rowan, yang pasti akan histeris dengan menghilangnya dirinya. Mereka berdua yatim-piatu, btw.
Apakah Rhine akan berhasil melarikan diri? Ataukah dia akan terus terperangkap, membusuk (?) di rumah Linden dan menghabiskan sisa hidupnya yang hanya empat tahun?
Citarasa Wither
Keinginanku membaca Wither ini, berawal dari membaca reviewnya di blognya Kak Dinda (dinda-l.blogspot.com). Membaca sinopsisnya yang "pria hanya hidup sampai umur 25 tahun dan wanita sampai 20 tahun" membuatku penasaran setengah mati bagaimana penulisnya mengeksekusi idenya yang, bukan ide yang baru tapi, lumayan oke itu. Yang mengingatkanku pada film dystopia berjudul, In Time.
Hanya, dibanding Wither, In Time kurang lebih cukup "adil" untuk usia cowok dan ceweknya.
Eksekusinya sendiri menurutku lumayan. World buildingnya cukup oke, sangat bisa dipercaya terjadi di dunia nyata. Meski menurutku agak aneh saja karena pemerintah seolah membiarkan penculikan. Upaya agar umat manusia tak punah sih boleh-boleh saja, tapi apa tak ada cara lain? Pasti ada kok manusia yang sukarela menjadi kelinci percobaan.
Apa, ada orang-orang naturalis yang nggak suka dilakukan uji coba pada bayi-bayi? Memang, hal ini cukup oke sebagai alasan kenapa lab-lab, yang harusnya akan menemukan obat penyembuh bagi generasi baru, dihancurkan. Tapi masa nggak bisa dilakukan sembunyi-sembunyi? Maksudku, hal ini dilakukan oleh pemerintah. Tanpa perlu comel diberitahukan pada publik.
Karena tokoh utamanya adalah Rhine. Dan dia gadis yang diculik, dibeli dan terpaksa menikahi orang yang baru dikenalnya, maka kisah di Wither ini pemberontakannya hanya pada keinginan Rhine untuk kabur.
Plotnya sendiri lambaaat banget. Rhine yang galau terpaksa nikah. Rhine yang teringat masa lalunya bersama Rowan. Tapi meski begitu, penulis sangat piawai membuat penasaran apa yang akan terjadi pada Rhine nanti.
Apakah kalian menduga bakal ada gontok-gontokan antar istri seperti calon pendamping pangeran di The Selection? Sayangnya tidak ada. Mereka kompak dan saling menyayangi. Malahan chemistry antar para istri adalah unsur yang paling aku suka dari novel yang nama serialnya jauh lebih panjang dari judulnya ini: The Chemical Garden.
Omong-omong, dua istri Linden lainnya: Jenna (paling tua, paling cantik diantara ketiga istri, kutu buku, pendiam, benci pada Linden tapi tetap melakukan kewajiban sebagai istri) dan Cecile (paling muda, paling bahagia dengan prospek nikah "paksa" yang dijalaninya).
Yang nggak aku suka adalah endingnya. Tak terasa "wah" sama sekali. Tak membawa efek penasaran ingin lanjut. Meski, bisa dibilang adegannya merupakan satu adegan, atau bersambung, dengan adegan di bab satu Fever, The Chemical Garden #2.
Overall, novel yang oke, menurutku. Kadar romancenya, meski melibatkan pernikahan, bisa dibilang tak terlalu mencolok. Tampaknya penulis lebih fokus membangun dunia rekaannya yang... Aku sendiri malas meninggalinya.
P.S.
Novel ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh penerbit Kantera. Dan kalau boleh menambahkan aku jauh lebih suka dengan cover versi terjemahan.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
Dystopia.....
BalasHapusSejak baca Maze Runner aku jadi suka genre ini. Dan jadi banting stir dari romance ke fantasi.....
Sempet ada giveawaynya ini, tapi kalah :p
Belum ada terjemahannya tapi kan ya?
Yah, kamu fast-reading :(
BalasHapusiya maaf, gak baca ampe beres...
BalasHapusFever versi bahasa indonesia udah ada belum ya ?
BalasHapusBelum ada, kak.
Hapus