The Invention of Hugo Cabret
Penulis: Brian Selznick
Penerbit: Bentang Pustaka dan Mizan Fantasi
Tebal: 544 Halaman
Cetakan: Januari, 2012
Stew Score: Super Delicious! (5 of 5)
Icip-icip The Invention of Hugo Cabret
Kemunculannya bak hantu. Menyelinap dari
satu bilik ke bilik lain, menyusuri lorong tak terlihat, mengendap-endap
di bawah temaram lampu stasiun kota. Stasiun kota telah menjadi tempat
tinggal tak resminya sejak… Ayahnya meninggal dunia, dan dia jadi
terpaksa tinggal bersama pamannya yang… Bisa dibilang perilakunya kurang
baik.
Tak ada seorang pun yang tahu keberadaan Hugo. Kalau pun tahu, mungkin mereka menganggapnya sebagai salah satu pengunjung stasiun. Tak ada yang tahu bahwa dia menyembunyikan sebuah rahasia besar warisan almarhum ayahnya, satu-satunya pengikat dirinya dengan masa lalu sekaligus masa depan. Warisan itu adalah sebuah buku catatan karton. Sebuah buku kecil berisi catatan dan gambaran detail mengenai benda yang ayah Hugo sebut dengan automaton.
Saat hendak kabur dari stasiun kota, Hugo menemukan automaton itu. Diam-diam dia kemudian membawanya ke stasiun, mengurungkan niatnya untuk kabur, mencoba memperbaiki automaton itu. Hanya saja dia tidak punya biaya untuk itu. Berbekal kemampuan mencuri, salah satu kemampuan yang diajarkan oleh pamannya, dia kemudia mencuri beberapa mainan di kios mainan milik seorang pria tua berwajah muram.
Suatu malam, Hugo hendak mencuri lagi. Namun kali ini dia tidak beruntung. Pria tua itu menangkap basah dia. Pria tua itu meminta Hugo mengeluarkan semua isi kantongnya. Menyambar buku catatan karton peninggalan ayah Hugo. Salah satu halamannya menarik perhatiannya. Dan mendadak sikapnya berubah aneh.
Apakah Hugo sanggup memperbaiki automatonnya, yang merupakan rahasia besar peninggalan mendiang ayah Hugo? Siapakah sebenarnya pria tua pemilik kios mainan itu? Apa hubungan si pria tua dengan automatonnya?
Saat hendak kabur dari stasiun kota, Hugo menemukan automaton itu. Diam-diam dia kemudian membawanya ke stasiun, mengurungkan niatnya untuk kabur, mencoba memperbaiki automaton itu. Hanya saja dia tidak punya biaya untuk itu. Berbekal kemampuan mencuri, salah satu kemampuan yang diajarkan oleh pamannya, dia kemudia mencuri beberapa mainan di kios mainan milik seorang pria tua berwajah muram.
Suatu malam, Hugo hendak mencuri lagi. Namun kali ini dia tidak beruntung. Pria tua itu menangkap basah dia. Pria tua itu meminta Hugo mengeluarkan semua isi kantongnya. Menyambar buku catatan karton peninggalan ayah Hugo. Salah satu halamannya menarik perhatiannya. Dan mendadak sikapnya berubah aneh.
Apakah Hugo sanggup memperbaiki automatonnya, yang merupakan rahasia besar peninggalan mendiang ayah Hugo? Siapakah sebenarnya pria tua pemilik kios mainan itu? Apa hubungan si pria tua dengan automatonnya?
Citarasa The Invention of Hugo Cabret
Aku ingin mengucapkan rasa terima kasihku
pada Vandaria. Salah satu share-world fantasy asli Indonesia. Dan rasa
terima kasih terbesarku pada Mbak Truly (dan teamnya) yang telah
memilihku menjadi salah pemenang dalam kontesnya sehingga aku bisa
“mencicipi” The Invention of Hugo Cabret.
Buku historical-fiction ini sempat happening di #temlen twitterku. Bisa jadi karena promosi penerbitnya (@bentangpustaka) bisa juga karena filmnya sedang diputar di bioskop. Tapi yang jelas, kegemparan itu sukses membuatku penasaran. Seberapa enak sih The Invention of Hugo Cabret kalau “dikunyah”?
Awal “kunyahan”, aku dibuat terkesima. Bagaimana tidak, yang biasanya “lidahku” disambut oleh olahan kata, disuguhi oleh adonan hitam-putih gambar-gambar ilustrasi. Hebatnya lagi, ilustrasi ini bukan gambar pelengkap cerita. Tapi merupakan bagian dari cerita!
Jadi, “makanan” kali ini berbeda. Tapi apakah “perutku” kesulitan mencernanya? Tidak sama sekali. Malahan, kisah hidup Hugo Cabret ini simple banget. Bahasanya mudah dimengerti. Gambar-gambarnya sangat detail–beberapa menggunakan foto asli. Alurnya cepat. Bab pertama langsung ke pokok masalah. “Rahasia Besar” Hugo juga diceritakan secara bertahap.
Semangat Hugo juga patut diacungi jempol. Mungkin karena dia masih anak sehingga belum banyak makan garam. Tapi bisa juga karena dia berjiwa optimis–kalau tidak mungkin dia sering melewatkan beberapa peristiwa yang sering membesarkan hatinya. Seperti misalnya, dia tidak berkubang dalam kesedihan meski ditinggal pergi untuk selamanya oleh ayahnya dan hak asuhnya diambilalih pamannya yang… Kurang baik.
Aku bisa menjamin, ketika “lambungku” memprosesnya, tidak ada aksi mogok (baca: bosan dan menunda membacanya) sama sekali.
Tidak banyak rasa asam (baca: kekurangan) yang aku temukan di dalam The Invention of Hugo Cabret. Aku hanya menemukan 6 kali typo. Salah satunya lupa sebut nama. Tapi itu bukan masalah besar. Pembaca akan dengan mudah menebaknya.
Dan, karena buku ini bergenre historical-fiction, maka ada beberapa elemennya (tokoh atau kejadian) dicomot dari kisah nyata. Di buku ini yang ada di dunia nyata adalah salah satu tokohnya yang bernama Georges Mlis. Kalian pasti bisa menebaknya siapa dia.
Krauss… Krauss… Krauss (suara kunyahan) #skip
Apa…? Ohh, bukan, bukan, bukan. Yang aku maksud bukan siapa Georges Mlis di dunia nyata (untuk jelasnya sih, silakan kalian googling, hahah), tapi peran apa yang dimainkannya di buku The Invention of Hugo Cabret, heheh. Kalau tidak bisa menebaknya… Well, aku sarankan kalian segera membaca bukunya ;)
Recommended for: semua umur. Karena gabungan gambar dan teks, aku rasa buku ini cocok juga untuk dibaca adik kita yang sedang belajar membaca.
Awal “kunyahan”, aku dibuat terkesima. Bagaimana tidak, yang biasanya “lidahku” disambut oleh olahan kata, disuguhi oleh adonan hitam-putih gambar-gambar ilustrasi. Hebatnya lagi, ilustrasi ini bukan gambar pelengkap cerita. Tapi merupakan bagian dari cerita!
Jadi, “makanan” kali ini berbeda. Tapi apakah “perutku” kesulitan mencernanya? Tidak sama sekali. Malahan, kisah hidup Hugo Cabret ini simple banget. Bahasanya mudah dimengerti. Gambar-gambarnya sangat detail–beberapa menggunakan foto asli. Alurnya cepat. Bab pertama langsung ke pokok masalah. “Rahasia Besar” Hugo juga diceritakan secara bertahap.
Semangat Hugo juga patut diacungi jempol. Mungkin karena dia masih anak sehingga belum banyak makan garam. Tapi bisa juga karena dia berjiwa optimis–kalau tidak mungkin dia sering melewatkan beberapa peristiwa yang sering membesarkan hatinya. Seperti misalnya, dia tidak berkubang dalam kesedihan meski ditinggal pergi untuk selamanya oleh ayahnya dan hak asuhnya diambilalih pamannya yang… Kurang baik.
Aku bisa menjamin, ketika “lambungku” memprosesnya, tidak ada aksi mogok (baca: bosan dan menunda membacanya) sama sekali.
Tidak banyak rasa asam (baca: kekurangan) yang aku temukan di dalam The Invention of Hugo Cabret. Aku hanya menemukan 6 kali typo. Salah satunya lupa sebut nama. Tapi itu bukan masalah besar. Pembaca akan dengan mudah menebaknya.
Dan, karena buku ini bergenre historical-fiction, maka ada beberapa elemennya (tokoh atau kejadian) dicomot dari kisah nyata. Di buku ini yang ada di dunia nyata adalah salah satu tokohnya yang bernama Georges Mlis. Kalian pasti bisa menebaknya siapa dia.
Krauss… Krauss… Krauss (suara kunyahan) #skip
Apa…? Ohh, bukan, bukan, bukan. Yang aku maksud bukan siapa Georges Mlis di dunia nyata (untuk jelasnya sih, silakan kalian googling, hahah), tapi peran apa yang dimainkannya di buku The Invention of Hugo Cabret, heheh. Kalau tidak bisa menebaknya… Well, aku sarankan kalian segera membaca bukunya ;)
Recommended for: semua umur. Karena gabungan gambar dan teks, aku rasa buku ini cocok juga untuk dibaca adik kita yang sedang belajar membaca.
0 comments:
Posting Komentar