Thirteen Reasons Why

Thirteen Reasons Why

Penulis: Jay Asher
Penerbit: Matahati
Tebal: 288 halaman
Genre: realistic-fiction, suspence
Stew score: Yummy!

Aku selalu senang ketika mendapati sebuah kiriman atau paket datang ke rumah. Akhirnya datang juga, begitulah gumamku, baik terucap melalui mulut atau hanya menggema di dalam benak. Aku senang sebab aku tahu isi paket dan kiriman itu.

Tapi bagaimana bila aku mendapatkan paket tanpa nama dan tanpa tahu isi paket itu? Tentu saja aku langsung curiga, jangan-jangan isinya bom lagi. Atau jangan-jangan isinya potongan... Ah, aku tidak hidup di zaman Jack the Ripper. Atau pikiran negatif lain.


Omong-omong Clay Jensen juga mendapatkan paket tanpa nama. Kira-kira apa isi paketnya? Lebih baik kita tanyakan langsung padanya.

Clay Jensen dari Thirteen Reasons Why.

Apa kabar Clay?

 Clay: Baik, terima kasih. Bagaimana dengan Anda?

Aku... Sejujurnya kepalaku agak sedikit pusing.

Clay: Maaf bila saya lancang. Tapi saya rasa Anda butuh istirahat.

Hahah, hanya pusing sedikit. Oke, cukup tentang diriku. Kembali ke lap--eh, pertanyaan. Jadi Clay, aku tahu kamu mendapat paket misterius, bisa kamu ceritakan apa isi paket itu?

Clay: Darimana Anda tahu soal itu? Apakah ada yang memberitahu Anda?

Tidak penting aku tahu darimana.

Clay: Tapi harusnya paket itu hanya...

Hanya?

Clay: Hanya... Diketahui oleh segelintir orang saja.

Kenapa begitu?

Clay: Saya seharusnya tidak melibatkan orang dewasa dalam hal ini.

Apa maksudmu, Clay?

Clay: Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung Anda. Tapi saya merasa melibatkan orang dewasa hanya... Hanya akan...

It's okay. Aku tahu kok. Jadi?

Clay: Seharusnya saya tidak menceritakannya. Tapi karena Anda telah tahu... Paket itu berisi tujuh kaset rekaman seorang gadis... Dia temanku. Namanya Hannah Baker. Dia telah meninggal. Dia... bunuh diri.

Jadi, kaset itu...

Clay: Ya. Menceritakan 13 alasan Hannah. 13 alasan kenapa dia mengakhiri hidupnya.

Kalau boleh tahu, apa 13 alasan itu?

Clay: Maaf, Anda tidak boleh tahu.

Sebenarnya, "kalau boleh tahu" tadi hanya basa-basi saja. Demi kesopanan, hahah. Lagian, nanggung nih. Udah kepalang penasaran aku.

Clay: ... Baiklah. 13 itu... Salah satunya adalah saya.

Kamu salah satunya??

Clay: (mengangguk)

Apa yang menyebabkanmu menjadi salah satu alasan Hannah Baker?

Clay: Saya... Dia...

Tidak apa-apa, kamu nggak perlu mengatakannya.

Clay: (menganggukkan kepala) (terdiam cukup lama)

Kamu nggak pa-pa, Clay?

Clay: Maaf. (Memfokuskan diri lagi) Saya... teringat ketika mendengar tujuh kaset Hannah. Saya sampai meminjam tanpa ijin walkman punya Tony, teman saya, demi bisa mendengarnya sambil menyusuri kota kecil saya, mengikuti petunjuk dari kaset Hannah. Mengetahui banyak hal dari sudut pandang yang sebelumnya tidak terpikirkan olehku dan... Menyesali Hannah yang menyerah padahal dia masih bisa... (Terdiam lama lagi)

Clay, kamu yakin nggak pa-pa?

Clay: Maafkan saya. Harusnya saya... Teringat hal itu membuat saya... (Terdiam lama lagi)

Satu pertanyaan lagi dan aku janji tidak akan menyiksa anak sesopan kamu, apa yang kamu rasakan setelah mendengar kasetr Hannah? Apa kamu marah padanya? Maksudku, kamu menjadi salah satu alasan bunuh dirinya.

Clay: Aku tidak marah padanya. Malahan aku belajar banyak darinya. Banyak dari kita memandang sebuah hal dari satu sisi kita, yang kita percayai atau yang banyak orang percayai.

Luar biasa.

Clay: Terima kasih.

Clay dari Thirteen Reasons Why!

Target Pembaca: Teen (14+). Usia yang menurutku tepat. Mereka dengan usia rentang segitu pasti akan mendapatkan hikmah dari buku bagus ini.

P.S.
[1] Aku sudah pernah mereview buku Thirteen Reasons Why ini sebelumnya. Review lamaku bisa dibaca disini.
[2] Buku ini katanya tahun ini bakal difilmkan. Aku sih nggak heran. Buku ini emang keren dan nancep banget. Setidaknya di aku, kisah Hannah dan Clay ini sangat nancep banget.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::