Kalimat pertama The Casual Vacancy
Barry Fairbrother tak ingin keluar untuk makan malam.
Sececap The Casual Vacancy
Ketika Barry Fairbrother meninggal dunia secara tiba-tiba, penduduk kota Pagford sontak terkejut. Pasalnya, dia adalah salah satu tokoh masyarakat, dewan masyarakat untuk tepatnya, yang dihormati, yang memiliki pengaruh kuat baik bagi teman maupun musuhnya. Kursi Dewan Kota yang selama ini diduduki Barry otomatis kosong.
Dari luar, Pagford tampak seperti layaknya kota kecil yang menjanjikan kedamaian bagi para pendatang. Tapi kesan itu... Sangat jauh dari kenyataan. Penampilan indah dan rupawan itu hanya topeng, topeng yang digunakan untuk menyembunyikan perang yang berkecamuk!
Perang yang ada dan terasa tapi tak tampak pergumulannya.
Hanya butuh satu kursi, satu kursi kosong yang ditinggalkan Barry di jajaran Dewan Kota yang dapat mengundang perang itu untuk muncul ke permukaan. Satu kursi kosong yang menjadi rebutan banyak pihak dengan berbagai kepentingan, yang memunculkan banyak hal yang tak terduga. Satu kursi yang memicu perang terdahsyat yang pernah terlihat di kota kecil bernama Pagford itu.
Citarasa The Casual Vacancy
Ketika membaca The Casual Vacancy ini, aku merasa bak sedang menonton serial TV Barat. Kehidupan para tokohnya yang sangat mendekati kenyataan alias tidak ada tokoh yang benar-benar baik, konflik-konflik yang terjadi sangat realistis, tidak sampai berlebihan dan ajaib seperti kebanyakan sinetron-sinetron Indonesia.
Terutama sinetron masa kini yang semakin tidak realistis dengan adanya banyak sensor sana-sini.
Kerealistisan inilah yang membuat The Casual Vacancy ini mendapatkan label bacaan dewasa.
Tante Jo, panggilan akrabku pada J.K. Rowling (#eaaak kayak akrab saja xD ), membagi-bagi The Casual Vacancy ini dalam beberapa bagian. Dan di awal bagian selalu disisipi istilah-istilah politik. Termasuk arti dari The Casual Vacancy, yang ditaruh di bagian pertama.
Aku sendiri cukup penasaran dengan arti kalimat yang dipilih menjadi judul buku ini. Kenapa diberi judul Casual Vacancy? Maksudku, saat itu aku malas mencari tahu (dan tak pernah mencari tahu bahkan setelah buku ini di tangan dan menggoda untuk dilahap), apa maksud dari judul ini? Casual berarti santai, Vacancy seingatku artinya liburan (iya benar, sotoy bengot diriku xP ), berarti judulnya Liburan yang Santai. Saat masih dikuasai kesoktahuan itu, aku baru membaca kalimat awal blurbnya saja. Cuman bagian yang mengabarkan bahwa Barry Fairbrother meninggal. Jadi, aku pun semakin sotoy XD mengira The Casual Vacancy berkisah soal "ke-move on-an" orang-orang terdekat Barry.
Rasa penasaranku meningkat, tapi tetep masih belum berminat mencaritahu artinya xP , waktu temanku menulis ulasan dan memberi rating sempurna bagi buku ini. Tapi rasa penasaran ini mendorongku untuk membaca komplit blurbnya. Dan betapa terkesimanya aku saat tahu buku ini membahas perpolitikan lokal! #letothebay
Saat tahu itu di benakku timbul pikiran ini: Jadi kenapa diberi judul Liburan yang Santai? Apa karena salah satu anggota dewan meninggal maka dewan yang lain memanfaatkannya untuk libur? Atau karena pertarungan itu sering sekali disebut "party" atau pesta, yang mungkin bersinonim dengan liburan?
Kemudian, kesoktahuanku tertampar ketika membaca arti The Casual Vacancy. The Casual Vacancy ternyata istilah, seperti yang aku singgung di atas. Dan istilah tersebut berarti: suatu kondisi di mana sebuah jabatan sedang kosong. Aku langsung ber-"ooh" saat tahu artinya, dan jadi mengerti sama judul tambahan di versi terjemahannya.
Oke, cukup pembahasannya soal judulnya.
Ada banyak tokoh di The Casual Vacancy. Ada yang remaja, ada yang dari golongan muda (sekitar 20 tahunan ke atas), dan ada dari golongan tua (40 tahun ke atas). Tapi tidak ada yang porsinya lebih banyak dari yang lain. Tokohnya juga beragam. Sikapnya beragam. Ada yang pendendam, ada yang nakalnya kebangetan, ada yang sangat pendiam, ada yang suka curi-curi pandang, ada yang mulutnya tajam, ada yang suka menyakiti dirinya sendiri karena merasa tak berguna, ada cinta mati pada kota kelahirannya, ada yang benci tempat tinggal barunya, dan seterusnya dan sebagainya. Dan seperti yang telah aku bilang di atas, tidak ada yang sangat baik sekali. Tidak ada tokoh yang sabar banget dan tidak marah ketika diberlakukan tidak menyenangkan. Tidak ada yang tidak jengkel dan ngedumel, meski kadang hanya dalam hati, ketika mendapat perlakuan buruk.
Aku sendiri bolak-balik dibuat ilfeel oleh beberapa sikap karakter. Pikiran jahat mereka, pikiran mesum mereka, tindakan dan aksi mereka yang menjurus ke hal tidak baik. Tapi kemudian aku dibuat kagum oleh mereka. Seperti seorang tokoh yang bosan setengah mati pada sebuah acara tapi begitu kagum akan cara seseorang mengurus sesuatu. Seperti seorang tokoh yang bengalnya minta ampun tapi ternyata sangat keras terhadap dirinya agar dapat membuat orang yang disayanginya hidup lebih baik darinya.
Bila harus memilih salah satu dari banyak tokoh untuk difavoritkan, aku memilih Andrew. Dia tak terlalu baik, tapi dia... Agak mengingatkanku akan diriku sendiri.
Secara keseluruhan, The Casual Vacancy atau Perebutan Kursi Kosong buku yang bagus. Sangat bagus sekali. Terutama bagi kalian penyuka kisah yang bercerita soal manusia. Bagi yang doyan buku-buku yang mengambil latar Inggris atau kota kecil, detailnya akan membuat kalian takjub. Bagi yang makanan sehari-hari adalah buku yang bertemakan kisah manusia, buku ini jelas tak akan pernah mengecewakanmu.
Tahu apa yang kurasakan saat membaca halaman terakhir buku ini? Kalian pasti bisa menebaknya. Ya, benar, aku merasa buku ini masih kurang panjang! Masa diakhirinya di adegan itu! I want more!
Tahu apa yang kurasakan saat membaca halaman terakhir buku ini? Kalian pasti bisa menebaknya. Ya, benar, aku merasa buku ini masih kurang panjang! Masa diakhirinya di adegan itu! I want more!
Judul: The Casual Vacancy
Judul terjemahan: Perebutan Kursi Kosong
Penulis: J.K. Rowling
Penerbit: Qanita - Mizan Group
Tahun terbit: 2012
Tebal: 596 halaman
Genre: Realistic Fiction - Interpersonal Fiction - Social Fiction - English Literature
Stew score: Delicious!
Target: Adult (17 tahun ke atas!)
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
saya belum baca bukunya tante jo nih :p
BalasHapusAYo, batja kak :D
Hapus