Spring in London by Ilana Tan

Gigitan pertama Spring in London

Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu sejak dulu.

Sececap Spring in London

Tidak ada alasan untuk menolak Danny Jo. Dia tampan, dia baik, dia ramah pada siapa saja, dia mudah bergaul dengan siapa saja, dan dia sangat terkenal di kawasan Asia timur—dia artis yang juga datang dari keluarga yang selalu kena sorot kamera. Tapi Naomi merupakan pengecualian.

Gadis berdarah Jepang itu selalu menghindari Danny. Raut mukanya juga seolah mengirimkan pesan bahwa dia sangat membentji laki-laki Korea itu. Tapi kenapa? Mereka saja belum lama bertemu, yang otomatis mereka belum lama kenal. Mungkinkah wajah Danny terlihat menyeramkan di mata Naomi? Atau pada dasarnya Naomi memang tidak suka pria?


Citarasa Spring in London

Novel pertama Ilana Tan yang aku batja! Dan tak kusangka novelnya seru sekali. Tidak seseru Love, Hate, and Hocus-Pocus sih, tapi Spring in London ini ... Pokoknya bikin aku ingin segera sampai di halaman terakhir!

Yang bikin aku pengen segera mencapai halaman terakhir adalah ...

1. Bukan karena humornya. Buku ini minim humor (aku sempat mengira buku-buku metropop itu selalu bikin ngakak, setjara buku metropop yang pernah kubatja selalu sukses menghadirkan senyum dan gelak tawa)

2. Bukan karena cerita maupun plotnya. Plotnya biasa saja, ceritanya cukup lumayan. Tapi yang cukup mengejutkan adalah sub-tema yang dibawanya: sub-tema yang mungkin dibentji atau bikin beberapa orang tidak nyaman (dan aku tidak akan memberitahukannya karena tokohnya sendiri baru membongkarnya di beberapa bab menjelang akhir). Aku kasih hint saja yak? Hal ini berhubungan dengan tokoh utama wanitanya. Dia sempat trauma teramat dalam. Dan dia, menurutku, sudah menanganinya dengan baik traumanya tersebut. Bagian ini adalah bagian terbaik yang aku suka. Dan meski aku tidak mengidolakannya, Naomi adalah karakter terkuat di buku ini.

3. Bukan juga karena diksinya. Buku Spring in London, menurut seleraku, minim diksi dan condong ke to the point (?). Bukan hal buruk. Memberi kesan ceritanya seolah-olah ber-pace cepat. Padahal ceritanya cukup berputar-putar.

4. Dan tentu saja bukan pula karena minimnya dramatisasi, yang berakibat pada kurangnya aku dalam merasakan setting tempatnya. Juga kurangnya aku dalam terikat dengan para tokohnya (tak ada tokoh yang aku favoritkan, Naomi punya kans sih, dia menangani traumanya dengan cukup baik). Aku kurang merasakan suasana London, kendati banyak nama tempat dan landmark dari Inggris disebut-sebut. Aku juga tidak merasakan suasana musim semi: penjelasan tokohnya tentang musim kurang bisa begitu meresap. Bagiku, Danny dan Naomi bisa berada di kota mana saja di dunia asal di kota tersebut ada kereta bawah tanahnya.

... Tapi karena gaya berceritanya Ilana Tan yang bikin nagih.

Gaya berceritanya top banget. Tidak heran banyak yang tersihir oleh karya-karyanya. Tidak heran banyak yang mengidolakan beliau. Tidak heran pula karya-karyanya selalu ditunggu-tunggu banyak orang.

Aku sempat mengira, ketika di cerita ini makin banyak kebetulan yang muncul (dan diolah cukup mulus), ceritanya bakal jadi tipikal FTV. Tapi ternyata tidak, sob. Atau tepatnya, nyaris tidak. Tidak ada tokoh antagonis di Spring in London. Dan itu bagus, menurutku. Bukankah persaingan yang oke adalah persaingan yang setara? Baik dengan baik. Bukan baik dengan jahat, karena apapun alasannya yang jahat pasti dibenci.

Secara keseluruhan, aku tidak tahu dan tidak ingat Spring in London ini buku yang pertama atau bukan dari seri Musim-nya Ilana Tan (catatan: ternyata buku ke-empat, baru cek Goodreads pas mau ambil gambar covernya), tapi satu yang pasti: buku ini merupakan buku yang keren. Sangat pas, terutama bagiku, digunakan sebagai perkenalan dengan Ilana Tan. Dari segi cerita, jujur, hanya lumayan. Bagus tapi tidak ada spesialnya. Bagus tapi tak meninggalkan kesan yang sangat mendalam.

Tapi meski begitu, aku jamin ini bukan buku terakhir Ilana Tan yang aku batja.

Spring in London
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2010
Tebal: 238 halaman
Genre: romance - metropop
Stew score: Almost - Yummy (3,5 of 5 stars)
Target: Adult (17 tahun ke atas)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::

kategori: Girl Powers!

https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
kategori: Cover Lust!


2 comments:

  1. menurutku juga Spring in London bagus :) lebih bagus daripada winter dan summer *belum baca yang Autumn in Paris, walaupun udah ditimbun*

    sepakat sama reviewnya.. :)
    udah pernah baca Sunshine Becomes You? itu bagus juga..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum batja yang ketiga musim saya :))

      Belum batja juga yang Sunshine Becomes You. Agak susah ditjari tuh buku :))

      Hapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!