The Winter People by Jennifer McMahon

First line of The Winter People

Bibiku tersayang, Sara Harrison Shea, dibunuh secara sadis pada musim dingin 1908.

Sececap The Winter People

Sara - Bagiku, yang terpenting di dunia ini adalah Gertie. Anak perempuanku, malaikat kecilku. Aku dan Gertie nyaris tak pernah terpisahkan. Di mana ada aku di situ ada Gertie. Begitu pula sebaliknya. Aku tidak pernah mengalihkan perhatianku barang sedikit pun padanya.

Namun, suatu hari, aku melakukannya. Aku tidak bersamanya karena aku percaya dia bersama ayahnya, suamiku tercinta. Tapi ketika suamiku pulang, dia mengaku tidak pernah bertemu dengan Gertieku. Seketika udara terasa lebih dingin dari biasanya. Tidak mungkin. Gertieku tidak mungkin hilang. Gadis kecilku tidak mungkin hilang!!

Ruthie - Bagi Ruthie, West Hall adalah neraka di dunia. Ia tidak sabar untuk segera angkat kaki dari kota yang selalu dikungkung kemuraman itu. Sayangnya, karena keterbatasan ekonomi, ia harus mengurungkan niatnya tersebut. Tapi ibunya sudah berjanji, setahun lagi Ruthie bisa pergi dari kota terkutuk ini.

Namun, suatu malam, ibunya menghilang, meninggalkan Ruthie dan adik perempuannya sendirian. Ketika mereka mencari petunjuk kemana kira-kira sang ibu pergi, mereka menemukan buku harian yang disimpan di ruang rahasia yang tak pernah mereka sangka akan mereka temukan. Di buku itu tertulis kisah mengerikan, mengenai Sara dan keluarganya dan orang di sekitarnya, mengenai kaum musim dingin, dan mengenai orang mati yang bisa dihidupkan kembali.

Citarasa The Winter People

Aku nyaris tidak membatja The Winter People ini di malam hari. Terutama bagian-bagian awalnya yang, merupakan bagian Sara, diselimuti banyak misteri dan nuansa mistis :))

Yap, novel ini novel horror-thriller. Dan yap, novel ini melibatkan sosok yang menyeramkan yang bisa dikatakan datang dari ranah supernatural. Tapi ketika makin ke belakang ... Ketika misterinya mulai terkuak satu per satu, buku ini tak lagi menyeramkan. Bikin tegang (?) iya, bikin takut ... Lumayan enggak. Lha gimana mau takut, orang penasaran pakai dewa sama endingnya :)))

The Winter People menggunakan dua timeline (tahun 1908 dan masa sekarang) dan menggunakan tiga POV (PoV Sara, PoV Ruthie, dan satu lagi PoV dari orang lain yang juga kehilangan orang yang disayanginya—banyak sekali kasus kehilangan di The Winter People ini). PoV paling seram dan beraroma mistis jelas PoV-nya Sara. Mungkin karena dari sinilah semua berasal (?) Dan merupakan PoV favoritku.

PoV Sara dan Ruthie terbilang cukup sama atmosfirnya. Seolah-olah mereka berada di waktu yang sama dan bukan tepisah selama satu abad. Mungkin hal ini karena detail modernitas yang digunakan di PoV Ruthie terasa kurang kuat. Aku tahu, aku tahu, di PoV Ruthie ada mobil, ada telepon, ada ponsel, ada kamera dslr ... Tapi entah kenapa hal-hal itu seakan tak berpengaruh pada suasananya yang begitu sama dengan suasana di timeline Sara.

Dan tampaknya penulis, Miss McMahon, juga menyadarinya. Sehingga, menurut dugaanku, dia 'menutupinya' dengan memberikan deskripsi, sambil lalu, bahwa West Hall sendiri selama puluhan dekade tidak mengalami banyak perubahan.

Bukan hal buruk sebenarnya. Lagipula, bukankah memang untuk menghadirkan suasana seperti itu seseorang ingin membatja buku ini? Jadi, menurutku, bagian suasana yang sama ini merupakan kelebihan.

PoV yang lain, tokoh utama ketiga, justru yang terasa berbeda. Setiap pernik si tokoh yang lain ini meneriakkan modernitas. Meneriakkan jarak dengan keseraman. Mungkin ini dikarenakan karena dia orang asing, orang baru yang ingin menetap di West Hall, orang lain yang bukan asli West Hall dan belum kenal dengan legenda kota ketjil tersebut, orang yang tidak kenal banyak orang di kota itu. Atau mungkin karena pada awalnya tokoh ini tidak tahu menahu soal Winter People, tidak seperti Ruthie dan Sara, maka dia berada di luar lingkaran. Tapi itu semua hanya dugaanku. Mau kalian pertjaya atau enggak, itu terserah kalian. Aku sudah capek menjelaskan ... #apeu #inikenapajadideramah XD

Singkatnya, PoV si orang lain ini tak ada seram-seramnya. Bikin tegang iya, tapi feelnya lebih terasa ke misteri ketimbang horor. Lebih seperti penelusuran benang merah, ketimbang dikejar-kejar makhluk supranatural.

Beberapa dari kalian pasti sekarang mempertanyakan ini: Apakah ada romansanya? The Winter People bisa dibilang nyaris bersih dengan romansa. Buat romens-hater, kalian tidak akan menemukan kalimat keju di buku ini. Dan buat romens-lover, hubungan Sara dan suaminya bisa kubilang cukup romantis. Hubungan Ruthie dan patjarnya juga lumayan. Selain penggambaran fisik yang disinggung sekali, tak ada pemujaan fisik yang dilakukan di sini.

Cinta pada kekasih, di The Winter People ini, lebih disiratkan lewat tindakan para tokohnya. Cinta terkuat di sini justru cinta keluarga. Cinta Sara pada putri semata wayangnya, Gertie. Dan cinta Ruthie pada adik perempuannya, Fawn.

Setjara keseluruhan, The Winter People buku bagus yang juga dibalut cover yang sama bagusnya. Penggambaran West Fall-nya (entah kota ini hanya fiksi atau bukan) terasa begitu nyata; sepi, muram, dingin, seolah selalu dipenuhi salju, terpentjil. Sama seperti Ruthie, aku pasti tidak tahan tinggal di sana. Aku tidak suka sepi meski hati terasa sepi #iniapadeh? :v Sebagai novel horror, novel ini bisa dibilang cukup seram. Seram di awal, tapi makin ke belakang keseraman itu agak berkurang, sebab kehororan itu berubah ke thriller yang mirip-mirip plot cerita pembunuhan. Jadi, buat yang anti-horror, The Winter People ini masih 'aman'. Tapi mungkin, buat penggemar horor garis keras, setengah ke belakang novel ini mungkin akan terasa kurang.

Yah, tapi itu hanya spekulasiku. Kalau kalian tidak pertjaya dan ingin menjajal keberanian kalian, ya silakan buktikan sendiri :))

The Winter People
Penulis: Jennifer McMahon
Penerbit: Qanita
Tahun terbit: 2015
Tebal: 448 halaman
Genre: Misteri - Thriller - Suspense - Horror - Family Fiction
Stew score: Almost - Yummy (3,5 of 5 stars)
Target: Young-Adult (15 tahun ke atas)

P.S: Terima kasih untuk kak Dyah Agustine, yang mengadakan GA berhadiah buku bersampul otjeh ini—yang disertai gimmick super menarik, dan memilih saya sebagai salah satu pemenang :D

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::

Kategori: Girl Power!

https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
Kategori: Freebies Time

|

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!