City of Ember [Jeanne DuPrau]


City of Ember

Icip-icip City of Ember

City of Ember, satu-satunya tempat terang di tengah-tengah kegelapan. City of Ember, satu-satunya tempat dimana langit berwarna gelap. Satu-satunya sumber pencahayaannya adalah lampu-lampu yang menggantung di langit-langitnya.

Lina yang sangat suka berlari sering memimpikan dunia lain. Dunia dimana langit tidak berwarna gelap. Dunia selain City of Ember. Secara tak sengaja menemukan sebuah kotak berisi sebuah instruksi. Sayangnya, kertas berisi instruksi itu dikunyah oleh Poppy, adiknya yang masih balita. Membuatnya sulit dibaca. Membuat Lina mengira-ngira apa maksud dari siapapun-yang-menulis-intruksi-tersebut.

Lina yakin kertas instruksi itu sangat penting. Hanya saja banyak orang dari beberapa orang diberitahunya tidak mempercayainya. Termasuk Mayor Cole, walikota City of Ember. Malah atasan Lina (Lina bekerja sebagai messenger) menduga kertas itu berisi resep masakan kuno.

Ketika Lina menunjukkannya pada Clary, sahabatnya yang bekerja di rumah kaca, Clary yang ingat beberapa kata dari bahasa lama mengatakan bahwa instruksi itu adalah intruksi untuk menemukan pintu keluar. Mungkinkah pintu keluar dari City of Ember?

Menurut instruksi itu, pintu keluar berada di bawah tanah, di tempat para tukang pipa bekerja. Di tempat sahabatnya Doon bekerja.

Berhasilkah Lina dan Doon menemukan pintu keluar tersebut?

Citarasa City of Ember

Setelah menjelajahi City of Ember, aku merasa setiap adegannya benar-benar terjadi. Setidaknya bukan di zaman ini. Tapi di zaman yang akan datang. Kertas yang harus diirit penggunaannya–karena jumlahnya tinggal sedikit. Pensil warna menjadi barang langka dan dijual dengan harga yang sangat mahal. Beberapa buah-buahan yang sudah hilang dari peredaran atau punah. Sumpah, aku yang biasanya menghambur-hamburkan kertas, jadi merasa… Sedikit bersalah.

Ide cerita City of Ember sebenarnya lumayan sederhana: Listrik. Sebenarnya, agak lucu, tapi memang tidak ada satu orang pun di City of Ember yang tahu mengenai tata kerja listrik. Disinilah Doon berperan aktif. Dia sering mempertanyakan bagaimana cara membuat listrik listrik. Dia merasa yakin bahwa lampu yang menggantung di langit-langit memiliki batas waktu dan pada saatnya nanti akan rusak yang artinya hanya satu, kegelapan akan menyelimuti City of Ember, satu-satunya tempat terang yang mereka ketahui.

Kekuatan novel City of Ember adalah di bab-bab awal hingga pertengahan. Bagiku, endingnya sangat kurang memuaskan. Bagus tapi mengganjal (?). Belum lagi endingnya dibikin menggantung!

Ada beberapa kelucuan yang bisa kita temukan pada buku yang tidak bisa kita temukan di filmnya. Saat dua tokoh central, Lina dan Doon, menemukan korek api untuk pertama kalinya. Dan menyebut matahari sebagai lampu yang sangat besar (oops, spoiler! :oops: )

Lina dan Doon tentu saja berhasil keluar (terlanjur basah bikin sop iler sih, jadi ya basah aja sekalian, hahah :mrgreen: ) Dengan cara yang sangat tidak biasa! Mereka sebenarnya ingin mengajak para warga Ember ikut keluar menuju Dunia Baru, tapi, yah, ada orang yang… Tidak suka dengan mereka berdua.

Secara cover, aku lebih suka versi aslinya. Dengan warna cokelat (cokelat bukan? Nggak yakin juga sih) mendominasi dan hanya dihiasi gambar lampu. Ketimbang cover yang mengambil gambar dari film. Bukan karena cokelat salah satu warna favoriteku (objektif ya), tapi karena cover yang simple itu lebih mengundang tanda tanya dalam benak (calon) pembaca.

Meski kurang tegang, meski kurang seru dibanding filmnya (ya, novel ini sudah diadaptasi ke layar lebar) tapi aku tetap suka. Terutama pada idenya. Betapa kita sangat bergantung pada listrik. Betapa saat listrik lumpuh peradaban seolah berhenti.

Untunglah pertanyaanku sejak membuka buku ini (apa mereka tidak kenal api?) Terjawab di ending. Kalau tidak… Mungkin empat mangkuk semur yang udah aku bikin berkurang satu karena kuhabiskan, hahah :lol: 

Judul: City of Ember
Penulis: Jeanne DuPrau
Penerbit: Mizan Fantasy
Translator: Sujatrini Liza, Reno, Rien Chaerani
Tebal: 311 halaman
Stew Score: 4 of 5 bowls

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!