Icip-icip The Demon’s Lexicon
Kakak-beradik Ryves,
Alan dan Nick, harus terus-menerus berpindah rumah demi melindungi ibu
mereka, Olivia, dari kejaran mantan suaminya, pemimpin lingkaran
penyihir yang jahat, Black Arthur.
Kehadiran dua
bersaudara, Mae (cewek pemberontak yang berpenampilan lumayan aneh tapi
sayang banget dengan adiknya) dan Jamie (cowok pendiam yang didatangi
oleh iblis dan memiliki tanda iblis level 3), menambah masalah bagi Nick
dan Alan. Alan yang memang berhati baik dengan senang hati menolong
mereka menghapus tanda iblis di tubuh Jamie. Nick menganggap mereka
sebagai pengganggu. Nick menyalahkan Mae dan Jamie sebagai penyebab Alan mendapat tanda iblis level 1. Hidup
mereka cukup sulit: lari dari kejaran, kesehatan mental ibunya yang
kurang baik–dia sangat membenci Nick, dia selalu menolak disentuh oleh
Nick.
Masalah bertambah
ketika iblis yang diminta bantuan menghapus tanda iblis tidak bisa
menghapusnya. Tapi dia bisa memindahkan satu level tanda iblis di tubuh
Jamie ke tubuh Alan. Alan menerima kesempatan itu, meski Nick tidak
setuju. Membuatnya makin benci dengan Mae dan Jamie.
Tapi hal itu membuat
mereka mengubah cara berpikir. Dari yang semula lari menghindari
lingkaran penyihir Black Arthur, berubah menjadi membuat rencana
penyerangan. Perlu kalian tahu, untuk menghilangkan tanda iblis, tanda
itu hanya bisa dihapus dengan darah penyihir.
Berhasilkah mereka menjalankan rencana penyerangan?
Setelah mengunyah The Demon’s Lexicon
Kesan pertama saat memegang buku ini adalah… Dimana sinopsisnya?
Tidak ada salahnya sih
menampilkan komentar dan pujian (memenuhi cover belakang), tapi aku
merasa “kurang” tanpa mengetahui sedikit mengenai isi buku yang akan aku
baca.
Cover The Demon’s Lexicon
bagiku lumayan. Mungkin cewek-cewek bakal suka, wajah tampan Michael
Frost (entah siapa dia, haha) menghiasi 3/4 bagian cover depan.
Bab 1 The Demon’s Lexicon
kurang berkesan bagiku. Entahlah, rasanya adegan itu seolah… Kurang
pas. Tapi bab 2 lumayan, bab 3 dan bab selanjutnya lebih baik lagi.
Apalagi endingnya. Ya, bab-bab di belakang merupakan kekuatan dari novel
ini.
Karakter
Alan, menurutku, seakan-akan dipaksakan sebagai lovable person. Mungkin dia karakter yang paling disukai penulisnya. Tapi sumpah, aku nggak
berkesan dengan kebaikannya (kecuali di bab-bab terakhir). Malah aku
lebih suka dengan Mae dan Jamie yang “alami” dengan karakter mereka yang
unik.
The Demon’s Lexicon
sangat minim typo. Tapi aku kurang bisa mengerti, kenapa menggunakan
kata “menghela” sebagai kata lain “menarik”? Bingung ya? Hahah. Jadi
gini, aku kurang terbiasa dengan kata menghela. Biasanya menghela
digunakan untuk napas atau udara. Tapi di The Demon’s Lexicon, menghela disini digunakan seperti kata menarik, seperti misalnya pada kalimat menghela tangan.
Endingnya, sumpah
surprise banget. Gambaranku mengenai endingnya meleset jauh. Dan
membuatku penasaran dengan sekuel dari kisah dua bersaudara itu. Pas
liat di goodreads sih, buku ini dibikin dalam trilogi. Dan pas liat di
Goodreads, kok nama penulisnya salah ya, yang harusnya Rees tapi
tertulis Ress di covernya.
The Demon’s Lexicon memaksaku harus menorehkan tiga tanda mangkuk semur di dinding (?)
Judul: The Demon’s Lexicon
Penulis: Sarah Ress Brennan
Penerbit: Ufuk Press
Tebal: 360 halaman
Stew Score: 3 of 5 bowls
0 comments:
Posting Komentar