Naga Kuning

Sekilas Naga Kuning

Lily Kho seorang wanita keturunan Tionghoa, ayahnya orang China dan ibunya orang pribumi, yang sejak kecil hidup berkecukupan. Bahkan karena pekerjaan orangtuanya dia sering berkeliling dunia. Namun, ketika suasana politik di Indonesia memanas di tahun 1998 Lily menjadi salah satu korbannya. Membuatnya tidak hanya secara fisik namun secara kejiwaan tersiksa hingga mengalami trauma.

Selama kurang-lebih 5 tahun Lily seperti orang hidup yang mati. Atas bantuan Helena, psikiaternya, Lily akhirnya tersadar. Masalahnya tinggal satu, ingatan masa lalunya seolah menguap. Lily terserang amnesia.

Untuk mengembalikan itu semuanya, Lily mengumpulkan semua semangatnya dan kekuatannya agar bisa meneruskan hidup. Banyak hal yang menantinya ketika dia telah dinyatakan sehat–amnesianya dirahasiakan. Kemelut cinta, pengkhianatan, intrik bisnis, hingga usaha pembunuhan karena ada satu orang yang merasa terancam dengan kehadiran Lily yang merupakan presiden direktur perusahaan Naga Kuning.

Akankah Lily bisa mengembalikan ingatannya? Dapatkan dia mendapatkan kembali posisinya sebagai presiden direktur? Dan kepada siapakah hatinya akan tertambat; Peter, Sigit atau Pratomo?

Setelah aku membaca Naga Kuning

Lagi-lagi ini adalah hadiah kuis. Dan aku sangat bersyukur sekali karena menjadi salah satu pemenang kuis yang diadakan oleh @elexmedia itu. Karena dalam beberapa hal, novel Naga Kuning ini menginspirasiku.

Ketika membaca Naga Kuning pertama kali kita sudah disuguhi banyak kisah memilukan. Namun disinilah kekuatan dari novel Naga Kuning–dan biasanya novel yang berhasil adalah novel yang sejak bab awal sudah membuat penasaran.

Membaca Naga Kuning seperti membaca sejarah Indonesia. Kerusuhan tahun 1998, pergantian presiden Gusdur yang membawa perubahan pada penduduk nonpribumi, aksi GAM ketika pemerintahan presiden Megawati hingga bencana Tsunami di Aceh.

Namun, di bagian Tsunami ini bikin aku berpikir keras untuk mengingat koran yang pernah aku baca. Tsunami Aceh kan terjadi di pagi hari, sedang dalam novel ini malam hari. Kata-kata Lily yang mengajak Sigit dan rekan kerja Jepang mereka (aku lupa namanya, haha) untuk tidur lebih awal mengindikasikan bahwa waktu terjadinya Tsunami malam hari.

Di novel ini kita juga diajak jalan-jalan. Selain di Indonesia, para tokohnya berkeliaran di Singapura, San Fransisco, Zurich, Bostondan London. Belum lagi menyinggung keberagaman suku yang dimiliki oleh negeri tercinta ini. Aku bahkan baru tahu bahwa dulu orang-orang Indonesia bisa sebrutal itu dari novel ini. Dulu mungkin aku terlalu kecil untuk paham makanya hanya ingat bahwa aku dulu suka dengan Lagu Cindy Cenora berjudul Krismon.

Dari semua karakter di Naga Kuning. Aku paling suka dengan Sigit. Susah untuk tidak menyukai sikapnya yang selalu ceria bahkan dia bisa bercanda (dengan sopan) di suasana berkabung.

Tak heran Valentina Sirait, sahabat baik Yusiana Basuki, bersusah payah menterjemahkan dan menyunting Naga Kuning ini agar bisa terbit di Indonesia. Ya, novel Naga Kuning ini novel terjemahan. Dan kerennya lagi, aku tak menemukan typo hingga halaman 304. Ada beberapa terjemahan yang menurutku kurang pas juga.

Menurutku, kesalahan fatal di novel ini adalah mengenai kapan waktu yang tepat bagi Peter dan Helena memberitahu Lily mengenai Angela yang merupakan anaknya; Ketika salah satu dari mereka meninggal. Kematian kan nggak bisa diprediksi kapan terjadi. Hal itu seolah menyiratkan bahwa salah satu dari mereka akan “dibunuh oleh penulisnya” pada akhirnya.

Overall, novel terbitan Elex Media ini wajib dibaca. Pesan moral yang disampaikan hingga peristiwa-peristiwa bersejarah yang membuat kita makin mengenal negeri tercinta kita ini. Oia, novel versi terjemahannya jumlah halamannya lebih sedikit dari versi aslinya.
Naga Kuning

Judul: Naga Kuning

Penulis: Yusiana Basuki

Penerbit: Elex Media Komputindo

Tebal: 348 halaman

My Rating: 4 of 5 stars

2 comments:

  1. Mengenai kejadian Tsunami di Aceh dalam novel,itu waktunya sdh benar kok…tsunami terjadi pagi hari,bukan malam hari seperti yang anda katakan. Ini petikan kata-kata Lily “Mari pergi tidur lebih awal agar kita bisa bangun pagi-pagi dan bersiap-siap ke bandara”. Nahh…pagi harinya itulah terjadi tsunami, ketika mereka ber-tiga (Lily,Sigit,dan Mr. Kayama) dalam perjalanan menuju bandara. Coba deh baca ulang novel-nya, ada dihalaman 198. Thanks..

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!