The Hobbit



Sekilas mengenai The Hobbit

Mungkin Bilbo tak perlu bertemu Troll yang hendak memakannya atau disergap para Goblin dan dibawa ke bawah tanah bila Gandalf tidak membuatnya terlibat dalam petualangan yang tidak hanya membuat jantung berdebar, tapi juga bisa merenggutnya dari badan.

Suatu malam Bilbo kedatangan banyak tamu, 13 kurcaci, yang mengatakan melihat tanda di pintu rumah Bilbo yang nyaman dan tentram. Para kurcaci mengira Bilbo yang merupakan seorang Hobbit adalah seorang pencuri sandal handal. Dikarenakan oleh darah Tooknya, yang suka akan petualangan, dan suatu hal Bilbo setuju untuk membantu kurcaci mendapatkan harta mereka yang telah direnggut oleh Smaug, naga jahat yang tinggal di gunung Sunyi.

Namun perjalanannya tak seperti yang dipikirkan oleh sang Hobbit, Bilbo. Tidak hanya bertemu Troll dan Kurcaci, dia dan kelompoknya bertemu dengan laba-laba raksasa dan gerombolan Warg–serigala. Dan nyaris menjadi santapan mereka bila bangsa Elang, teman Gandalf, tidak membantu.

Meski tidak mudah menuju gunung Sunyi, mereka sempat beristirahat di Rivendell, tempat tinggal para peri, dan salah satu lokasi rahasia tempat tinggal peri hutan di Mirkwood. Dan memperoleh pertolongan dari bangsa manusia di Dale untuk persiapan melawan Smaug. Mampukah mereka merebut kembali harta yang telah dirampas bertahun-tahun yang lalu? Akankah Bilbo bisa kembali merasakan hangatnya Bag End, rumahnya, lagi? Tentu dia bisa. Karena dia tak sengaja menemukan cincin ajaib yang bisa membuatnya tak kelihatan. Cincin yang ditemukannya di gua Gollum.

Setelah aku menelan The Hobbit

Kehabisan bahan cerita untuk dongeng anak? Mungkin The Hobbit adalah salah satu buku yang pas untuk menemani si kecil terlelap ke peraduan.

Meski terlihat penuh ‘kekerasan’ Opa Tolkien *seenaknya sendiri membuat panggilan* menuliskannya dalam bahasa yang sangat halus–seperti mendongeng. Di Buku ini juga tertulis banyak syair yang dinyanyikan oleh tokoh-tokohnya. Bahkan seorang teman di twitter pernah bilang, “aku jadi pandai membuat puisi setelah baca tulisan JRR Tolkien.”

Deskripsinya mantap. Nggak heran dia disebut penulis besar. Meski terkadang aku merasa bosan karena terlalu detail. Endingnya bagus, pesan moralnya juga keren, dan ya menurut kabar sih buku ini akan dibuat ke versi layar lebar dan dibagi dalam dua film.

Yang aku suka dari prekuel LOTR ini adalah saat Bilbo saling melempar teka-teki dengan Gollum. Dan sedikit ngeri karena adu teka-teki itu menentukan hidup dan mati.

Bagi yang suka cerita yang kompleks, mungkin buku ini bisa dibilang kurang seru. Terasa datar dan kurang mendebarkan. Saat mulai tegang, dibikin loyo karena gaya bercerita Opa Tolkien yang seperti pendongeng. Dan yang bikin kecewa, dari awal bab hingga akhir, tak ada satu tokoh wanita pun yang muncul. Tapi overall, novel ini wajib untuk dibaca setidaknya sekali seumur hidup :)

Judul: The Hobbit

Penulis : JRR Tolkien

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 348 halaman

My rating: 3 of 5



0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!