Middle School: The Worst Years of My Life by James Patterson and Chris Tebbetts

Middle School: The Worst Years of My Life

Penulis: James Patterson dan Chris Tebbetts
Penerbit: Noura Books
Tahun terbit: 2013
Tebal: VI + 334 halaman
Genre: Middle Grade - Realistic fiction - Komedi
Target: Teen (14 tahun ke atas)
Score: Almost Yummy!

Kalimat pertama Middle School #1:

Semua kisah penuh keputusasaan ini berawal ketika hari-hari mulai terasa sangat membosankan.

Buku ini merupakan cerita gila (dan memang gila!) mengenai seorang bocah lelaki bernama Rafe Khatchadorian, yang baru saja memulai tahun pertamanya di sekolah menengah pertama. Bagaimana hari-harinya berjalan, berikut sedikit ringkasannya:

1. Menantang dan menaklukkan guru ganas yang dijulukinya Si Wanita Naga

Yang tidak berhasil dia lakukan.

2. Menggadaikan jiwanya ke seorang preman sekolah (teman satu angkatannya), satu dolar setiap kali menebusnya

Hal yang terjadi karena kecerobohannya sendiri.

3. Bergulat dengan seekor beruang asli, berkali-kali

Yang secara mengejutkan Rafe keluar jadi juara!

4. Merasa kayak "suka" pada cewek paling populer di sekolah

Semoga dia tak lupa menyiapkan cadangan hati.

5. Terjun ke bisnis soda, tapi akhirnya jatuh bangkrut

No comment.

6. Dan terakhir, tanpa sengaja menyakiti semua orang yang disayanginya.

Sekali lagi, no comment.

Semua kegilaan ini berawal dari tingkahnya sendiri (kecuali yang nomor tiga). Seandainya saja dia tidak merasa bosan--dan merasa betah berada di penjara sekolahnya, mungkin dia tidak akan terpengaruh apa yang ditunjukkan Leo si Pendiam, sahabat terbaiknya: Sebuah gambar yang mengilhami ide untuk melanggar SEMUA peraturan yang tertulis di buku tata tertib sekolah!

"Dengarkan aku," tambah Leo, "kau tidak akan pernah menjadi seperti orang-orang itu"--dia menunjuk ke arah semua murid yang menjadi kandifat dewan perwakilan, anggota tim olahraga, dan cheerleader yang duduk di kursi yang sudah dibariskan di aula. "Tapi ini," lanjutnya sambil mengetuk buku tata tertib dengan pulpennya, "ini sesuatu yang bisa kau kerjakan."

Nama James Patterson bukanlah nama yang asing untukku. Namanya sudah sering aku dengar dan lihat. Malah, movel serinya Maximum Ride termasuk salah satu wishlistku. Namun alih-alih membantuku untuk membaca novel fiksi ilmiah tersebut, Semesta, dengan menunjukkan bahwa adaptasi filmnya akan segera dirilis dan bahwa buku Middle School pertama ini sedang diobral gila-gilaan, malah mengarahkan untuk membeli dan segera membaca novel bersampul warna kuning penuh ilustrasi ini.

Ya, Middle School: The Worst Years of My Life adalah novel James Patterson (dan Chris Tebbetts) pertama yang kubaca.

Dan sebagai novel perkenalan, novel ini melebihi ekspektasiku. Malahan novel ini membuatku melakukan hal yang jarang-jarang terjadi ketika aku membaca sebuah buku: Mengejutkanku berkali-kali.

Ekspektasi awalku pada novel ini adalah bahwa Rafe bakal di-bully habis-habisan oleh si preman sekolah beserta kroni-kroninya. Dia memang di-bully, bahkan karena kecerobohannya dia mesti membeli jiwanya dengan satu dollar tiap dia ingin mengambil satu dari sekian jiwanya. Tapi ternyata, tidak hanya itu yang kudapatkan. Hidup Rafe bisa dibilang cukup berat. Dia tak punya teman, kecuali Leo. Adiknya agak menjengkelkan. Dia punya calon ayah tiri yang super menyebalkan. Sekolahnya tak lebih baik. Dan dia kurang perhatian, karena ibunya harus bekerja pagi hingga malam.

Oke, oke, hidupnya tidak seberat itu. Dia masih bisa makan dan bersekolah. Dia punya bakat yang oke punya yang tidak disadarinya dia miliki. Masalah utamanya mungkin hanya dia kurang kasih sayang dan perhatian. Yang kemudian membuatnya melakukan apa yang dia lakukan. Dan aku akui, apa yang dilakukan Rafe ... Cukup seru! :))

Maksudku gini. Tak ada yang istimewa dengan melanggar peraturan. Semua orang bisa melakukannya. Tapi pelanggaran ala Rafe ini berbeda. Dengan bantuan Leo si Pendiam, pelanggaran peraturan ini diatur jadi lebih menarik. Ada sistem poin untuk tiap peraturan yang dilanggar. Semakin sulit peraturan tersebut, semakin besar poin yang dapat diperoleh Rafe. Dan dia bisa mendapatkan bonus tambahan bila saat melanggar tersebut ada kejadian yang luar biasa seperti semisal, saat dia melanggar salah satu tata tertib sekolah cewek yang ditaksirnya melihat aksinya dengan takjub.

Apa hanya itu? Tidak. Masih ada lagi. Bila Rafe dalam satu kesempatan melanggar peraturan dan dia gagal melakukannya ... Ya dia mendapatkan hukuman.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Mom.
"Di atas rata-rata," jawabku. Itu memang kenyataannya.
"Kau terlihat berbeda akhir-akhir ini,"lanjutnya, "lebih ceria. Mom senang melihatnya."
...
...
"Dan Rafe? Kau tidak ... bertemu Leo belakangan ini, kan? tanya Mom.
Waduh. Aku tidak menyangka pertanyaan itu yang akan keluar.
Leo termasuk isu yang sensitif di rumah kami.

Secara keseluruhan, aku suka dengan Middle School: The Worst Years of My Life. Selain dilengkapi jenis ilustrasi yang aku suka, plotnya sendiri tak biasa dan mengejutkanku berkali-kali, terutama di aksi Rafe yang tak terduga dan identitas Leo yang sesenyap sikapnya.

Selain penasaran dengan kelanjutan ceritanya di buku-buku selanjutnya, dan adaptasi filmnya, aku juga penasaran kenapa nama Chris Tebbets, co-author buku ini, ditulis sangat kecil nyaris tak terbaca di sampulnya yak? Ini tidak hanya di sampul versi terjemahan ya, tapi juga pada versi sampul edisi aslinya. Apakah itu salah satu teknik marketing penerbit karena nama JP memang lebih besar dari rekan penulisnya? Tapi apakah itu etis yak? Atau sengaja ditulis kecil karena sumbangsih CT ke cerita memang sangat sedikit dan 80 persen cerita berasal dari JP? Apapun itu. Tampaknya hanya JP dan CT dan pihak yang terlibat penerbitannya yang tahu.


Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
http://feedmebook.blogspot.com/2016/02/master-post-tantangan-membaca-seveneves.html
Kategori: Nomor sembilan - Buku dengan tokoh utama anak-anak


| |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!