Kalimat pertama The Screaming Staircase
Dari beberapa kasus hantu pertama yang kuselidiki bersama Lockwood and Co., aku tidak berniat banyak bercerita, sebagian demi melindungi identitas para korban, sebagian karena insiden-insiden itu sangat menakutkan, tapi alasan utamanya adalah, dalam berbagai cara yang lihai, kami berhasil menutup-nutupi yang sebenarnya terjadi.
Sececap The Screaming Staircase
Selama lebih dari lima puluh tahun, Inggris telah diserang oleh wabah hantu. Bila dahulu kala hantu hanya menakut-nakuti, hanya muntjul sekali-sekali, maka kini hantu muntjul setiap hari tepat setelah matahari pulang ke peraduannya (?)
Para hantu pun kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis. Jenis pertama adalah jenis yang aman. Tak akan pernah melukaimu, kecuali hanya membuatmu resah. Jenis kedua ... Yah, kalau tidak hati-hati, apalagi kalau sampai mereka menyentuhmu, maka kalian harus siap menjadi teman mereka (alias mati!) sementara jenis ketiga ... Masa kalian tidak bisa menebaknya?
Hantu telah menjadi masalah nasional. Maka jangan heran bila kemudian masalah tersebut menciptakan lapangan pekerjaan baru. Salah satunya adalah agen paranormal, yang dalam bahasa kasarnya bisa disebut pembasmi hantu.
Lucy Carlyle, seorang gadis yang punya Bakat (dalam mengetahui keberadaan hantu, tidak semua orang dilahirkan dengan Bakat), menginginkan karier yang cemerlang--sekaligus berusaha menghilangkan sesuatu yang lain. Tapi, karena satu dan lain hal dia malah tersasar ke agensi pembasmi hantu paling kecil, paling kumuh, yang dipimpin oleh pemuda karismatik bernama Anthony Lockwood.
Suatu hari, salah satu kasus yang mereka tangani berakhir dengan kekacauan fatal yang mengancam keberlangsungan agensi mereka. Tapi untungnya ada tawaran murah hati yang dapat memperbaiki keadaan. Tawaran murah hati yang meminta nyawa sebagai taruhannya.
Citarasa The Screaming Staircase
Super kreatif!!
Itulah kesan pertama setelah aku membatja buku berjudul The Screaming Staircase. Buku, atau kisah, bertema pembasmian hantu bukanlah hal baru. Tapi Jonathan Stroud dengan sangat piawai membuat sesuatu yang baru dengan tema itu ( at least, it still new for me). Alih-alih membuat cerita hantu yang tipikal, yang mana dalam cerita selalu ada orang yang tak pertjaya hantu atau meremehkan dan menganggap guyonan pekerjaan pembasmi hantu, di semesta Lockwood and Co. berbeda. Semua orang mengakui keberadaan hantu, dan mengangagap pekerjaan sebagai pembasmi hantu adalah pekerjaan yang "wah" dan bermasa depan cerah dan tak jarang disegani oleh banyak orang.
Yang jadi pertanyaanku ketika baru membatja sebagian buku ini, dan kagum dengan idenya Om Jonathan yang sederhana, "Kok bisa sih beliau kepikiran hal itu?!"
Apa, kalian ingin tahu pendapatku kalau aku membandingkan buku ini dengan Bartimaeus series?
Well, kedua buku ini sama bagusnya. Tapi menurutku, buku The Screaming Staircase ini lebih ringan setjara tema. Dan lebih terasa diperuntukkan untuk anak-anak dibanding Bartimaeus. Di beberapa adegan yang sudah pasti dan terbayangkan apa yang terjadi, ada beberapa percakapan guna menegaskan apa yang terjadi tersebut. Agak buang-buang kalimat menurutku, walau sebenarnya hal ini bukanlah masalah besar.
Dari segi humor, ahh, jelas Bartimaeus yang keluar sebagai pemenang. Sulit untuk mengalahkan selera humornya yang super cerdas. Tapi ... Ada kemungkinan di buku kedua, The Whispering Skull--yang belum kupunya bukunya, tampaknya bakal muntjul sosok bermulut sama cadasnya dengan jin oenyoe (?) tersebut.
Untuk karakter, tiga karakter utamanya, Lucy, Lockwood, dan George, memiliki karakterisi yang sama-sama kuat. Di antara ketiganya, Lockwood yang berpotensi paling besar memiliki banyak fans. Aku tidak heran dengan hal itu. Lockwood emang ... Yah, keren :)) Agak mengingatkanku sedikit pada Nathaniel dari Bartimaeus (dari buku ketiga, omong-omong). Tapi tanpa perangai jahat dan tersedot ambisi jahat karena tampaknya Lockwood hidup di lingkungan yang lebih sehat.
Secara keseluruhan, aku sangat merekomendasikan The Screaming Staircase ini. Padahal, pas awal-awal (bab-bab awal berisi adegan penuh aksi, in case kalian bertanya-tanya) aku agak tersendat membatjanya, tapi kemudian mulai lantjar dan tak mau lepas ketika Lucy menceritakan masa lalunya. Masa lalu menyeramkan, bila aku boleh menambahkan. Idenya sederhana (bahkan nama-nama tokohnya nggak terkesan canggih), tapi eksekusinya ... Wow. Endingnya, bagiku lho ya, mudah sekali ditebak. Dan berbeda dengan Bartimaeus yang sudah nunjukin penjahatnya sejak awal di sini, di Screaming Staircase pembatja diajak berspekulasi siapa the real bad guy karena ada banyak misteri yang mesti dipetjahkan.
Oh dan satu lagi. Selain penulisnya yang kreatif, penerbitnya juga ikut-ikutan kreatif dengan menghadirkan desain sampul yang bikin penasaran. Meski gambar di sampul bagian kedua tak kutemukan adegannya di sepanjang membatja buku ini, tapi bagi kalian yang takut hantu dan mudah terbayang-bayang akan hantu, jangan sekali-kali mengintip dari lubang kunci (alias sampul lapis pertama). Aku sudah memperingatkan kalian lho ya. Resiko ditanggung sendiri.
Undakan Menjerit
Penulis: Jonathan Stroud
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2014
Tebal: 424 halaman
Genre: Fantasi - Supernatural
Score: Delicious! (5 of 5 stars!)
Target: Teen (12 tahun ke atas!)
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
Wah mas jun, sudah lama ga mampir ke blog ini dan begitu buka langsung tertarik dengan review satu ini. Buku terfavoritku di tahun ini nih mas jun.
BalasHapusSegera baca lanjutannya ya mas, ditunggu reviewnya.
Iya, emang bagus buku ini :D
HapusDitunggu aja ya. Masih usaha dapatin bukunya :))