Eleanor and Park
Penulis: Rainbow Rowell
Penerbit: Orion
Tahun terbit: 2012
Tebal: 593 halaman
Genre: Romance (kontemporer) - Realistic fiction
Target: Young Adult (16 tahun ke atas)
Score: Almost Yummy!
First line of Eleanor and Park:
XTC was no good for drowning the morons at the back of the bus.
Eleanor and Park adalah novel Rainbow Rowell pertama yang aku baca.
Dan sebagai novel perkenalan, novel ini sukses membuatku terjerat dengan gaya penceritaan penulis sejak halaman pertama.
Bila dibaca sekilas, novel ini tidaklah berbeda dengan novel YA romance yang beredar di pasaran. Dua orang remaja yang bertemu dan lama-kelamaan ada yang timbul di benak mereka masing-masing. Tapi kalau dibaca lebih dalam lagi, kisahnya sendiri sangat berbeda dan cenderung unik.
Dua tokoh utamanya merupakan keunikannya yang pertama. Eleanor memiliki tubuh yang sangat besar untuk gadis seusianya. Tidak besar yang membuatnya terlihat gemuk. Dia tidak gemuk. Tapi besar yang membuatnya sulit untuk tidak terlihat--hal terakhir yang disukai Eleanor. Apalagi ditambah rambut merahnya yang mengembang. Menjadikannya sukses menarik perhatian di mana saja.
Lalu Park. Cowok Amerika-Korea yang terlahir mewarisi gen keimutan ibunya yang Korea asli. Untuk ukuran pria, penampilan Park bisa dibilang sangat sangat cantik. Bahkan menurut Eleanor, Park adalah sosok tercantik mengalahkan semua cewek yang pernah dikenalnya atau ditemuinya. "Kecantikannya" tersebut, serta rasa sukanya pada Eleanor yang badannya lebih mengesankan dia sebagai "cowok", sempat membuat bahkan orangtuanya sendiri menganggap Park gay.
Keunikan yang kedua, cara Rainbow Rowell membangun kisah cinta mereka berdua. Eleanor dan Park merupakan tokoh yang sama-sama pendiam dan tak terlalu suka omong. Jadilah interaksi mereka di awal-awal dibangun dalam diam. Membaca komik bersama (yang awalnya tidak dimaksudkan untuk itu). Meminjamkan komik pada Eleanor tanpa mengatakan apapun. Eleanor yang mengembalikan komik milik Park juga tanpa mengatakan apapun. Dan seterusnya. Yang membuatnya jadi menggemaskan dan bikin geregetan (dalam arti yang baik).
Satu saja komplainku: Klimaks dan endingnya.
Aku sama sekali tidak menduga klimaks dan endingnga bakal seperti itu. Klimaksnya ... Gimana ya menjelaskannya tanpa bikin sop iler? Pokoknya klimaksnya anti klimaks. Klimaks yang entah kenapa, mungkin hanya aku doang, terasa dibikin-bikin. Tokoh yang tak diduga-duga tiba-tiba menjadi penting, dan atmosfir yang awalnya beraroma manis jadi terasa mencekam bak film thriller.
Sementara endingnya ... tiga kata: Ih kok gitu?
Setelah geregetan mengharapkan Eleanor and Park jadian, kali ini aku geregetan karena salah satu tokoh jadi berubah sikap akibat tokoh yang mendadak penting di klimaks. Kenapa harus seperti itu wahai tokoh utama?? Membuatnya menjadi mungkin untuk dibikin sekuel.
Dan mengingat gaya penceritaan Rainbow Rowell yang mudah dicerna, dan enak untuk diikuti, aku tidak keberatan membaca sekuelnya.
Namun sayangnya, tak ada sekuel untuk buku ini. Atau setidaknya, seperti itulah kabar yang kudengar.
0 comments:
Posting Komentar