A Tree Grows in Brooklyn by Betty Smith

A Tree Grows in Brooklyn

Penulis: Betty Smith
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2011
Tebal: 664 halaman
Judul terjemahan: Sebatang Pohon Tumbuh di Brooklyn
Genre: Bildungromans - Klasik - Realistic fiction - American Literature - Romance
Stew score: Delicious!
Target: Teen (13 tahun ke atas!)

Kalimat pertama A Tree Grows in Brooklyn
Tenang adalah kata yang cocok untuk Brooklyn, New York.

Sececap A Tree Grows in Brooklyn

Ada sebuah pohon ajaib yang tumbuh di pemukiman miskin Williamsburg, Brooklyn. Kenapa ajaib? Karena... Meski sudah ditebang, atau dilihat dari kondisi sekitarnya yang suram dan identik dengan keputusasaan, pohon itu tetap mati-matian berusaha hidup, berjuang keras menggapai langit. Sebagian orang menyebutnya pohon surga.


Di sekitar pohon itulah Francie Nolan dan adik laki-lakinya, Neeley, biasa bermain.

Sekilas Francie Nolan mungkin seperti gadis kecil di pemukiman itu: kurus, kotor, tampak seperti tak terurus, terlihat seperti jarang mandi, tapi bila kita melihat sorot matanya, kita akan melihat mata yang tak biasa. Bukan karena bola matanya indah, tapi karena mata itu memancarkan rasa ingin tahu yang besar. Rasa haus akan pengetahuan. Rasa haus yang salah satu caranya bisa dipuaskan melalui bangku sekolah.

Yang namanya haus itu dikasih minum. Haus kok dikasih bangku sekolah. Ada-ada saja -_-"

Untungnya kedua orangtuanya, Johny dan Katie Nolan, mendukung keinginan Francie tersebut. Walau hanya tamatan sekolah dasar, Johny dan Katie bagaimanapun caranya mereka akan dan terus berusaha bekerja keras demi pendidikan anak-anaknya. Mereka percaya, pendidikan akan membawa buah hati mereka keluar dari jerat kemiskinan.

Dari sini kalian bisa menebak. A Tree Grows in Brooklyn tidaklah berkisah soal pohon, walau pohon itu ada dan menjadi bagian yang cukup penting dalam cerita. Tapi bukan pohon itu tokoh utamanya.

Tapi unik juga kalau pohon itu jadi tokoh utamanya. Jarang-jarang ada pohon jadi tokoh utama dalam sebuah cerita :D

Tokoh utamanya adalah Francie Nolan. Dan ini adalah kisahnya, memoarnya, bersama keluarganya tercinta.

Citarasa A Tree Grows in Brooklyn

Sejujurnya... aku bingung bagaimana mau mereview buku ini.

Kalau bingung, Jun, mending nggak usah kamu review. Gitu aja kok repot -_-"

Aku bahkan juga bingung bagaimana membuat "sececap" yang menarik untuk buku ini karena... aku ingin buku ini kalian masukkan dalam antrian baca kalian sebab buku ini buku yang keren dan ada kata sekali di belakangnya!

Saking kerennya aku ingin menceritakan setiap detailnya pada kalian!

Tapi itu bukan hal baik. Takutnya kalau aku menceritakan semuanya, kalian jadi tak minat lagi buat baca A Tree Grows in Brooklyn ini. Padahal buku ini luar biasa keren dan memiliki efek "super" yang mungkin membuatmu merasa... Lebih baik. Dan efek "supernya" itu harus dirasakan sendiri dengan satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkannya: membacanya.

Hnn, enaknya kita mulai dari mana ya?

Bagaimana kalau karakternya?

Tentu. Kita mulai dari para karakternya. Tidak semuanya, tapi yang penting-penting saja.

Karakter-karakter tokoh di buku ini amat sangat kuat. Terutama karakter Francie (tentu saja!), Katie (ibu Francie), Johny (ayah Francie), dan beberapa tokoh lainnya.

Kalian pasti tak akan kesulitan menyukai Francie. Dia gadis kutu buku. Sejak kecil ibunya sudah membacakan buku Shakespeare untuknya dan Neeley, adiknya. Hingga kedua kakak beradik itu jadi hapal di luar kepala. Dan sejak dia bisa meminjam buku di perpustakaan, dia selalu datang ke sana. Setiap hari. Demi memenuhi prinsipnya yakni, membaca satu buku tiap satu hari.

Karakter kedua terkuat adalah Katie, ibu Francie. Dia... Bisa dibilang wanita yang keras, tapi tidak sampai sekeras Rosa Hubermann dari The Book Thief. Tapi sama seperti Rosa, dia merupakan tulang punggung keluarganya. Dia tahu bagaimana caranya berhemat. Dia tahu toko mana yang mesti dituju untuk membeli bahan makanan yang murah tapi dengan kualitas cukup dan layak makan. Dia selalu merasa bersalah pada Francie karena dia lebih sayang pada Neeley.

A Tree Grows in Brooklyn edisi terbitan Gramedia
Karakter ketiga, ayah Francie, Johny Nolan. Untuk pertama kalinya, aku tidak memandang karakter dalam novel yangg memiliki kecanduan dengan sebelah mata. Walau bukan karakter favoritku, aku tidak bisa benci pada Johny. Dia sayang sekali pada Francie. Dia tampan. Dia jago nyanyi, dan hanya itu yang dia bisa. Dan itulah pekerjaan yang dia bisa, menjadi pramusaji penyanyi (seperti yang dilakukan Mary Jane Watson di Spiderman 3), hingga akhir hayatnya.

Walau Neeley, adik Francie, juga sering muncul. Menurutku karakternya tak terlalu kuat dibanding ketiga karakter utama lainnya. Bahkan karakter bibinya jauh lebih menonjol dibanding dirinya.

Ada yang unik dengan nama Neeley. Saat membacanya pertama kali, aku mengira Neeley ini, dari namanya adalah anak perempuan. Tapi ternyata bukan. Dia anak laki-laki dan Neeley itu adalah nama panggilannya yang, terkena logat Brooklyn, diambil dari namanya, Cornelius.

Aku tidak tahu lagi harus menuliskan apalagi. Buku ini bikin aku... Writeless.

Secara keseluruhan, aku suka dengan semua aspek dalam A Tree Grows in Brooklyn ini. Kisah yang diceritakan penulisnya begitu dekat dengan kehidupan kita. Drama tapi tidak sampai berlebihan. Karakternya tidak sampai terlalu baik, tapi tidak sampai terlalu jahat. Tidak ada tokoh antagonis di sini. Tidak ada persaingan antara tokoh utama juga. Tapi aku jamin, untuk yang punya selera yang sama denganku, kisahnya jauh dari kesan lempeng atau datar.

Selama proses pembacaan, aku... Sama seperti ketika membaca The Help karya Kathryn Stockett, aku tidak ingin kisahnya cepat-cepat berakhir. Aku sudah berusaha tiap hari membaca sesedikit halaman tapi... Aku tak bisa. Aku suka sekali pada keluarga Nolan. Mereka mungkin keluarga yang kekurangan secara materi, tapi entah kenapa membaca tentang mereka memberiku kehangatan yang sulit untuk dijelaskan.

Dan itulah yang membuatku memfavoritkan A Tree Grows in Brooklyn. Buku yang awalnya bikin aku tertarik membacanya karena desain ciamik sampulnya.

4 comments:

  1. Sepertinya bagus ini ceritanya. Masukin wishlist :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus banget! Nggak bakal nyesel deh sob beli buku ini :D

      Hapus
  2. Memandang buku punyaku yg msh ada dlm timbunan. Waktu itu beli pas ada diskon, tp blm sempat baca. Jd semangat lg setelah baca review ini. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senang reviewku bisa membantu menimbulkan semangat membaca :') Selamat membaca ya, sobat :D

      Hapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!