A Monster Calls by Patrick Ness

A Monster Calls

Penulis: Patrick Ness (based on idea by Siobhan Dowd)
Penerbit: Walker Books Ltd
Tahun terbit: 2012
Tebal: 216 halaman
Genre: Horror - Fantasi - Supernatural
Score: Delicious!

Kalimat pertama A Monster Calls

: The monster showed up just after midnight.

A Monster Calls adalah buku keempat Patrick Ness yang aku baca. 

Aku bersyukur sekali karena buku keempat ini pun aku dapatkan secara gratis, bersama buku Patrick yang lain, setelah aku memenangi kuis di Instagram yang diadakan oleh @bookishmamabear!! \m/


Dalam kemenangan itu, aku bebas memilih buku. Dan pilihanku jatuh pada dua buku Patrick Ness, A Monster Calls dan More Than This, satu bukunya David Levithan, Another Day, dan satu bukunya Benjamin Alire Sainz, Aristotle and Dante Discover the Secret of the Universe (yang sayangnya hilang, entah mungkin ditilep orang-orang yang harusnya memastikan buku ini sampai di tanganku, entah karena sebab yang lain).

Jadi curcol x))

Jadi, buku ini soal apa sih? A Monster Calls berkisah mengenai bocah lelaki bernama Conor yang tinggal bersama ibunya. Ayah dan ibunya sudah lama bercerai. Belakangan ini, Conor sering didatangi mimpi buruk. Bukan mimpi buruk biasa. Mimpi buruk ini selalu sama, dan selalu datang lagi dan lagi dan lagi setiap malam, membuat Conor ketakutan. Hingga dia merasa, mimpi buruk itu bisa "hidup" ketika dia masih dalam kondisi sadar.

Tidak ada yang tahu mengenai mimpi buruk yang dialami Conor. Bahkan tidak ibunya. Conor tak memiliki keinginan untuk menceritakannya.

Tapi ada satu entitas yang tahu. Sang monster. Pada awalnya, Conor mengira monster ini adalah monster yang sama yang ada di mimpinya. Tapi ternyata bukan. Monster ini, yang mengejutkan, tidak membuat Conor merasa takut sama sekali. Meski dia besar sekali. Meski penampilannya mengerikan. Meski suaranya menggelegar bak halilintar.

Tapi itu pada awalnya. Sebab monster itu meminta sesuatu yang lebih mengerikan dari penampilannnya dari Conor: Kebenaran. Kebenaran yang sejak awal ibunya memulai pengobatan, disembunyikannya rapat-rapat.

Conor tak bisa menghindar. Oh tapi, sang monster tidak pernah memaksa Conor. Dia datang ... Karena Conor memanggilnya. Kenapa Conor memanggilnya? Dan kenapa monster itu datang? Apa yang membuat panggilan Conor begitu spesial hingga dia harus mendatangi Conor sehabis tengah malam?

Meski banyak yang bilang A Monster Calls karya yang bagus, aku sama sekali tidak terpengaruh. Apa? Terus kenapa aku membaca buku ini dan mengaguminya? Aku heran kalian menanyakannya. Alasannya sederhana saja kok: Karena aku ngefans sama Paddy (panggilan seenaknya sendiri) alias Patrick Ness. Jadi ya mau ada yang bilang karyanya bagus (aku akan tersenyum lebar) atau jelek (hanya bermuka datar tanpa ekspresi ... oke, oke, mataku sedikit memercikkan kalimat, "Beneran engkau tak suka pada bukunya Paddy?"), kata-kata mereka sama sekali tak menggoyahkan keinginanku untuk mengadopsi buku-buku Paddy. Aku akan tetap mengadopsi buku-buku yang ditulis olehnya.

Lalu bagaimana dengan kata mereka yang mengatakan A Monster Calls bagus mahadewa? Kalian mungkin akan mengatakan penilaianku bias. Tapi aku yakinkan pada kalian, baik secara subyektif dan obyektif, bahwa aku tidak ... bisa tidak untuk tidak setuju dengan mereka. A Monster Calls memang keren mahadewa!

A Monster Calls mungkin tipis, tapi sukses membuatku ... Mengalirkan anak sungai (?) Oh ya, buku ini sangat emosinal sekali. Di awal mungkin kita akan dibikin sebal dengan Conor. Nih bocah ... pokoknya minta dijitak. Nyaris bisa dikatakan, tindakan dan alasan di baliknya agak sulit ditebak. Dan dia jago sekali dalam menyembunyikan apa yang mengganggunya. Tapi makin ke belakang aku ... seperti melihat cerminan seseorang yang kukenal sangat baik. Dia selalu berharap dan berharap dan berharap bahwa hari esok akan lebih baik, bahwa esok akan baik-baik saja, bahwa esok akan kembali seperti hari-hari sebelumnya. Dia sadar dia berada dalam penyangkalan, tapi dia juga sadar, kalau dia tidak melakukan itu, maka pegangannya pada harapan yang tipis itu akan merenggang. Dan cintanya pada ibunya ... duh ...

A Monster Calls mungkin tipis, tapi aku bak membaca beberapa cerita, dan kesemuanya bagus pakai dewa!!

Sebenarnya aku tak tahan ingin membocorkan maksud paragraf di atas. Tapi rasanya tak seru bila dibeberkan. Apalagi nih buku kan tipis sekali. Yang pasti, dalam cerita ini ada cerita-cerita yang bikin menganga, tak kalah bikin menganga seperti cerita utamanya sendiri. Singkatnya sih, cerita di dalam cerita.

A Monster Calls mungkin tipis, tapi ... OMG, A Monster Calls dilengkapi oleh ilustrasi ciamik bikinan Jim Kay! Jim Kay yang bikin ilustrasi buat serial Harry Potter edisi ilustrasi!!

Tak ada alasan bagiku untuk tidak memberikan nilai sempurna ;)

Dan aku juga senang, karena buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, sehingga jadi makin banyak orang yang membacanya :')

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
http://feedmebook.blogspot.com/2016/02/master-post-tantangan-membaca-seveneves.html
Kategori: Nomor 7 #1

Oogh my books
Kategori: Stand Alone #1

YA RC | | | |

2 comments:

  1. Jadi pengen baca juga deh. Kayaknya kok sering dijadiin hadiah giveaway dan banyak yg rekomendasi untuk dibaca. Aaah, mas jun "racunnya" memikat...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk batja, Pris. Keren mahadewa. A must read! Sebelum filmnya rilis pertengahan tahun ini >.<

      Hapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!