The Girl with the Dragon Tattoo

The Girl with the Dragon Tattoo

Penulis: Stieg Larsson
Penerbit: Qanita
Tebal: 784 halaman
Seri: Millennium / Blomkvist dan Salander #1
Genre: Mistery, Sweden Literature, Thriller
Stew Score: Yummy

Sececap The Girl with the Dragon Tattoo

Michael Blomkvist adalah seorang jurnalis investigasi, sekaligus salah satu pemilik majalah Millennium, yang dikenal sangat kritis dan berpegang teguh pada kebenaran. Hanya saja kali ini dia tidak beruntung. Investigasinya, yang juga dimuat di majalahnya, mengenai salah satu tokoh ekonomi di Swedia berujung di meja hijau.

Blomkvist kalah. Dia mesti rela dikenai denda yang menguras kekayaannya dan menghabiskan beberapa bulan hidupnya di penjara.

Kekalahan Blomkvist berdampak pada kredibilitasnya sebagai jurnalis, dicap buruk dan tukang fitnah.


Anehnya, ditengah-tengah hiruk pikuk cercaan dan hinaan, ada satu orang dari keluarga paling terkemuka dan berpengaruh di Swedia, yakni Henrik Vanger, yang ingin sekali menggunakan kemampuan Blomkvist untuk menyelidiki sebuah kasus. Kasus yang hingga nyaris 40 tahun belum diketemukan ujungnya: kasus menghilangnya Harriet Vanger, keponakan Henrik Vanger.

Meski kasus ini belum terpecahkan, meski tidak ditemukan mayat, diperparah lagi tidak ada saksi dan tidak ada bukti, sang paman yakin Harriet Vanger telah dibunuh. Dan dia yakin pembunuhnya adalah orang dalam: salah seorang keluarga Vanger!

Dalam investigasinya Blomkvist dibantu oleh seorang gadis, yang dicap negara sebagai gadis asosial berpenampilan punk yang tidak bisa mengurusi kebutuhannya sendiri sehingga membutuhkan seorang wali untuk mengurusi beberapa hal, bernama Lisbeth Salander, yang jenius dan memiliki, kelebihan yang kadang membuat iri orang, memori fotografis.

Satu lagi kelebihan Salander yang tidak diketahui oleh banyak orang: Dia sangat jago hacking!

Hanya saja, ketika mereka menyelidiki kasus Harriet Vanger secara tak sengaja mereka menemukan kasus lain, kasus yang sangat mengerikan, kasus pembunuhan berantai wanita-wanita Swedia yang tak pernah terpecahkan!

Sanggupkah Blomkvist dan Salander memecahkan kasus menghilangnya Harriet? Kemana dia menghilang? Mungkinkah ke alam baka? Benarkah dia dibunuh? Jika benar dibunuh, siapakah pembunuhnya? Lalu, apa hubungan menghilangnya Harriet dengan kasus pembunuhan berantai? Apakah dia termasuk salah satu korbannya?

Lalu, siapakah gadis yang memiliki tato naga?

Jangan kaget ketika kalian "menguntit" Blomkvist atau Salander tiba-tiba ada orang menyergap! Sebab tak ada jaminan pihak pembunuh tidak akan muncul dan menghabisi nyawa kedua orang itu!

Citarasa The Girl with the Dragon Tattoo

Kita mulai dari kemasan.

Kebetulan aku mendapatkan cover versi film atau istilah bekennya cover Movie Tie-in. Wajah Daniel Craig yang menghadap depan, dan wajah Rooney Mara yang menghadap ke samping, yang merupakan salah satu poster filmnya, dipilih untuk digunakan penerbit Qanita untuk memikat calon pembatja. Tapi sayangnya aku bukan salah satunya. Sebab aku bukan penggemar Daniel Craig atau pun Rooney Mara, pemeran Blomkvist dan Salander, jadi jenis cover ini bukanlah jenis cover yang bakal kuambil ketika mengunjungi toko buku, baik online mau pun offline. Kalau bukan karena kontroversinya dan rekomendasi dari teman-temanku, mungkin hingga sekarang aku tidak bakal membatja kisah menawan yang menggunakan setting Daratan Balkan ini.

Lalu kenapa aku memiliki buku The Girl with the Dragon Tattoo dengan versi cover film ini? Sebab yang cover cetakan awal atau edisi lama, cetakan Juli 2009, sudah susah banget dicarinya (semua toko buku online langgananku memajang keterangan out of print untuk cover edisi lama).

Anehnya, untuk cover edisi Movie Tie-in ini harganya lebih murah. Mungkinkah karena telah lama "gentayangan" sehingga pihak penerbit memutuskan untuk memangkas harganya? Bukannya biasanya kalau edisi cover film harganya jadi agak mahalan? Atau malah jadi murah?

Ah, kenapa memusingkannya. Mari lanjut ke desain isi atau layout.

Selama aku membatja buku-buku terbitan Qanita, layout penerbit buku itu tak pernah mengecewakanku. Selalu rapi dan ukuran fontnya sangat pas untuk mataku. Dan khusus untuk buku The Girl with the Dragon Tattoo ini, di tiap awal bagian (buku ini dibagi dalam 4 bagian) ada ilustrasi buram yang diambil dari cover depan cetakan edisi lama.

Masuk ke petualangan Blomkvist dan Salander dalam memecahkan kasus Hariett Vanger. Pada awalnya, aku mengira sejak lembar-lembar awal dua tokoh sentral ini bakal bertemu dan langsung berkolaborasi. Tapi kenyataannya, mereka punya kisah masing-masing sebelum dipertemukan di bagian tiga. Di dua bagian pertama, Blomkvist dan Salander sibuk dengan masalah-masalahnya masing-masing.

Blomkvist dengan kasusnya dengan seorang public figure dan Salander dengan... Kehidupan sehari-harinya yang bagiku agak... Pokoknya bikin aku bersyukur dengan kehidupanku sendiri. Tampaknya dua bagian awal ini digunakan sang penulis untuk memperkenalkan dua sosok utama dalam serialnya. Perkenalan yang sangat baik dan berkesan, setidaknya bagiku.

Meski dua bagian awal--ketika dua tokoh utama belum menguak lebih dalam rahasia kelam keluarga Vanger--dari deskripsiku di atas kelihatannya menjemukan, aku jamin buku ini, jauh sekali dari kata itu. Mr. Larsson tahu bagaimana membuat emosi pembatja bukunya naik turun bak jungkat-jungkit (bukan roller coaster. Dan omong-omong, menurutku, roller coaster nggak naik turun deh, dia itu hanya berjalan lurus mengikuti alur. Eh, kenapa jadi ngomongin wahana di taman bermain ya? Hahah).

Malah sebenarnya, The Girl with the Dragon Tattoo ini bakal kelihatan biasa-biasa saja kalau dua bagian awal itu nggak dibikin kayak gitu sama penulis. Apalagi pas sedang menyorot Lisbeth Salander, salah satu tokoh paling mencuri perhatian (-ku) di buku ini, dan bahkan digadang-gadang bakal menjadi salah satu tokoh fiksi yang bakal dikenang sepanjang masa.

Denger-denger juga, lewat aktingnya memerankan Lisbeth, Rooney Mara dibanjiri banyak sekali pujian--jelaslah, orang namanya masuk dalam nominasi Academy Award untuk kategori Best Performance by an Actress in a Leading Role. Dia juga jadi nominasi di Saturn Award dan Empire Award untuk kategori Best Actrees.

Selain Lisbeth, daya tarik buku ini ada pada setting tempatnya: Swedia. Semuanya tidak disorot, tentu saja. Tapi banyak fakta menarik yang dimasukkan oleh penulisnya di dalam bukunya--sebenarnya, kebanyakan fakta-fakta buruk yang terjadi di negara itu sih. Semisal soal wali. Orang-orang yang tak punya keluarga dan tidak mampu mengurusi dirinya oleh negara disediakan wali untuk merawat mereka.

Tidak heran Swedia masuk dalam jajaran negara sukses. Meski di dalam novelnya, penulis juga menunjukkan kecacatan sistem yang baik itu.

Untuk menambah kesan nyata, penulis memasukkan unsur sejarah terkenal di dalamnya. Tahu dong jarak Jerman ke Swedia itu lumayan dekat. Tahu dong organisasi terkenal dari Jerman yang dipimpin oleh lelaki kharismatik yang dikabarkan meninggal dengan cara bunuh diri. Yak, penulis memasukkan sedikit "bumbu" Nazi di dalam karyanya yang fenomenal ini.

Bagi yang typo-phobia, The Girl with the Dragon Tattoo sangat minim typo, tapi ada satu kata (atau dua?) yang menurutku jadi agak aneh bila diterjemahan. Kata itu adalah "keyboard" yang diterjemahkan jadi Papan Kunci. Anggap saja aku sotoy, tapi bukannya harusnya papan ketik ya? Mungkin Papan Kunci benar juga, cuman aku jarang saja menemukan kata itu digunakan.

Aku juga punya masalah dengan pengungkapan identitas para pelakunya yang bagiku kehilangan kejutannya. Terasa hambar. Aku bahkan tidak terkejut sama sekali. Apa mungkin karena sejak awal aku telah menebak siapa para pelakunya? Mungkin saja *tanya sendiri, jawab juga sendiri, hahah.

Tapi... Aku terkejut dengan alasan yang melatarbelakangi para pelakunya melakukan perbuatannya. Satu, benar-benar... Bikin miris dan sekali lagi, bikin aku mensyukuri kehidupanku yang lebih baik. Dua, bikin aku... Tak percaya: ada ya orang kayak gitu.

Untuk filmnya, aku tidak mau komentar panjang lebar. Buku dan film itu media yang berbeda. Jadi aku tidak heran kalau di film kisahnya jadi lebih dramatis. Aku juga tidak mempermasalahkan beberapa bagian yang sengaja dihilangkan karena keterbatasan durasi. Tapi jangan cemas, filmnya bagus kok. Kalau tidak, kenapa mendapat rating yang bagus di imdb (7.9 dari 10) dan rottentomatoes (86% fresh)? Kenapa juga menjadi nominasi, beberapa diantaranya jadi pemenang, di penghargaan-penghargaan bergengsi?

Akhir kata, berani coba menaklukkan "buku bantal" ini? ;)

Target pembaca: Ada label dewasa di cover depan. Tidak heran sih, mengingat banyak kejadian miris yang menimpa para tokohnya--juga korban tokoh antagonisnya. Belum lagi romansa para tokohnya, baik pria mau pun wanita. Terutama tokoh utama pria yang tampaknya tidak bisa berlabuh di satu dermaga saja. Tapi... Bukan berarti remaja tidak boleh membaca buku ini. Remaja yang merasa dirinya open-minded aku rasa boleh juga membaca mahakarya Mr. Larsson ini.

P.S.
[1] Seperti yang banyak orang tahu, penulis novel trilogi ini meninggal sesaat setelah mengirimkan tiga naskah novelnya. Hal itu, katanya memicu kontroversi, hal itu juga yang memancing rasa penasaranku, seperti apa sih kisah yang ditulisnya. Sehingga ketika mendapatkan kesempatan membaca buku ini (Terima kasih Kak Ren!), aku langsung menyambarnya.

[2] Masih soal kontroversi. Aku hanya penasaran, kenapa serial ini memicu kontroversi ya? Apa benar hanya karena penulisnya meninggal sesaat setelah mengirim naskah-naskahnya? Atau ada sebab lainnya? Apa karena bukunya menunjukkan "borok" yang dimiliki Swedia? Atau karena di buku ini tokoh antagonisnya memparodikan suatu hal yang suci? Atau, berpikir seperti penggemar konspirasi, jangan-jangan kontroversi itu timbul sebab tim publisisnya sengaja... Nggak jadi deh, heheh.

[3] Sebut saja aku ketinggalan info, tapi baru dari buku ini aku tahu bahwa ada pendeta perempuran.

[4] Posting ini punya kembaran di Kaskus.


Printscreen data buku::

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | Hotter Potter |

2 comments:

  1. masak sih kosong dimana-mana ? aq masih sering lihat kok di tobuk :D
    salah satu buku yang luar biasa karena reaksi setelah membacanya melampaui ekspatasiku. Dan adaptasi film (edisi Hollywood) ini cukup mampu memberikan gambaran serupa dari bukunya :D

    BalasHapus
  2. iya, di toko online yang biasa saya kunjungi out of stock semua ._.

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!