Orang-orang Tanah by Poppy D. Chusfani

Orang-orang Tanah

Penulis: Poppy D. Chusfani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2013
Tebal: 200 halaman
Genre: Fantasi - Supernatural - Antologi - Misteri
Stew score: Almost - Yummy!
Target: Young - Adult (16 tahun ke atas!)

Sececap Orang-Orang Tanah

Pada awalnya Jendela itu berupa celah sempit, tapi semakin lama jendela itu makin besar dan besar. Ada apa di balik jendela tersebut?

Lara adalah seorang gadis yang taat. Sejak kecil dia sangat hormat pada sang Ratu, saat dewasa dia siap mengabdi pada junjungannya. Lantas kenapa dia kemudian terlibat dalam Pelarian ?

Seorang penulis bermaksud mencari ketenangan dengan menyewa Pondok Paling Ujung, namun apa yang didapatinya di sana membuatnya terkejut setengah mati.

Sebuah insiden berlatarkan Bulan Merah raksasa, merenggut nyawa lebih dari satu orang. Padahal langkah antipasi, yang sudah lama jadi rutinitas, telah diambil, lantas kenapa insiden itu bisa terjadi?

Dia adalah Dewa Kematian, dan dia menunggu perempuan itu menyelesaikan wawancaranya.

Entah bagaimana Kiran bisa berada di suatu tempat yang asing. Semua orang yang ditemuinya terus-menerusnya menyarankannya agar tidak keluar dari jalan setapak. Jalan yang menuntunnya menuju Pintu Kembali.

Lelaki Tua dan Tikus. Dua entitas yang tampaknya tak terpisahkan dan telah menjadi ciri khas dari sebuah apartemen tempat tinggal Sari. Sari yang merupakan tetangganya kadang bertanya-tanya, kenapa lelaki tua tersebut suka sekali dengan binatang yang identik dengan kotoran tersebut?

Walau Sang Penyihir memiliki hati yang baik, warga selalu mengucilkannya. Tapi kenapa? Apakah karena dia memiliki ilmu sihir? Apakah seseorang yang bisa sihir pasti orang jahat?

Pada awalnya Alia tidak percaya dengan cerita teman barunya mengenai Orang-Orang Tanah. Tapi ketika dia tahu bahwa temannya tidak mengada-ada, timbul satu ide di benaknya untuk meminta bantuan mereka guna mendapatkan kasih sayang ayahnya kembali.

Dan itulah 9 cerita pendek fantasi yang siap memukaunya ketika dirimu memutuskan membuka sampul cerah beraroma suram Orang-Orang Tanah.

Oh ya, soal kesuraman itu... Buku ini tidak akan mengecewakanmu.

Citarasa Orang-Orang Tanah

Kalau kalian adalah orang-orang yang suka mencari benang merah dari sebuah buku antologi, maka kalian tidak akan mendapatinya selain bahwa benang merah Orang-Orang Tanah adalah kisah-kisahnya bergenre fantasi.

Atau mungkin hanya aku yang tidak dapat menemukan benang merah buku ini selain kesamaan genrenya.

Sebelum lanjut, perlu dicatat, yang aku komentari adalah kisahnya. Bukan gaya penulisan sang penulis. Untuk gaya ini, sudah tak perlu dikomentari lagi karena... Sudah sangat bagus!

Cerpen pertama yang akan menyambut kita saat membuka buku ini untuk pertama kalinya, dengan catatan membacanya secara urut, adalah Jendela. Jendela... Hnn, menurutku cerita yang sangat biasa sekali. Tidak ada yang menarik, aku juga tak jatuh iba pada tokoh utamanya. Jendela ini mengisahkan seorang anak kecil bersama ibunya yang disiksa oleh seorang laki-laki kejam. Anak kecil ini yang menyadari soal celah kecil yang kian hari kian membesar hingga membentuk sebuah jendela yang entah bagaimana menyuguhinya pemandangan yang tak biasa.

Kisah kedua berjudul Pelarian. Cerpen pertama dalam kumcer ini yang bersifat high-fantasy. Mengambil set di dunia rekaan buatan penulis. Cerita pendek yang merupakan cerita yang paling aku favorit dalam antologi ini, sangat berpotensi sekali untuk dikembangkan.

Pondok Paling Ujung merupakan kisah horor. Kisah yang bagus dan menegangkan. Sempat bikin aku ngeri juga, hahah. Dan... Entah kenapa bikin aku gemas untuk mengubah judulnya menjadi Ghostwriter.

Bulan Merah berkisah soal manusia serigala yang mana bisa menangkal keliaran dengan mandi darah ayam. Kisah yang lumayan, dengan ending yang mudah kutebak.

Dewa Kematian dikisahkan dengan menggunakan sudut pandang orang kedua. Cerita yang keren tapi mudah kutebak apa yang bakal kutemui di ending. Ada hal yang ngeganjal dengan adegan-adegan menuju ending. Pertama, sikap jutek dadakan pewawancara. Tak ada yang salah memang dengan hal itu, secara karakter manusia itu bermacam-macam, dan sifat macam pewawancara itu, yakni lembut di awal jutek di belakang, bukanlah hal yang baru. Tapi... Apa ya? Kesannya kayak habis manis sepah dibuang. Yang kedua, kalimat pewawancara yang kesannya sotoy. Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan hal itu, dan sekali lagi juga, manusia ada yang sikapnya seperti itu juga (seperti aku misalnya, hahah). Hal ini akibat dari dua kalimat yang kontradiktif, bagiku. Kalimat pertama menyebut kata "mabuk" dan yang selanjutnya menyebut kata "pilihanmu sendiri" yang dibarengi dengan penghakiman Rasanya tidak etis menyalahkan seseorang yang membuat keputusan dalam kondisi tidak sadar.

Aku sempat mengira tokoh utama kisah di Pintu Kembali ini cewek. Tapi ternyata cowok. Dan masih anak-anak, yang awalnya aku kira sudah usia remaja. Pintu Kembali ini merupakan cerpen terpanjang di antologi ini yang... Err, jujur, kisahnya agak membosankan. Tapi idenya cukup lumayan. Memfantasikan apa yang terjadi di dunia nyata.

Lelaki Tua dan Tikus merupakan satu-satunya cerpen yang sanggup membuatku terkejut dengan endingnya. Salah satu cerpen terkeren di kumcer ini.

Sama seperti Pelarian, Sang Penyihir, bagiku, merupakan cerpen yang masuk golongan high-fantasy. Kisah yang bagus dengan, ending yang mudah ditebak dan, pesan moral yang oke punya.

Sebagai judul antologi ini, ketika sebelum membaca Orang-Orang Tanah aku memasang ekspektasi yang cukup tinggi. Dan... Orang-Orang Tanah tidak mengecewakanku. Kisahnya keren. Walau, bagiku, belum sekeren Pelarian dan Lelaki Tua dan Tikus.

Secara keseluruhan, Orang-Orang Tanah kumcer fantasi yang oke. Bagi yangmendambakan bacaan fantasi lokal yang oke, aku rasa Orang-Orang Tanah dapat memuaskan hasratmu akan hal itu :3


Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!