The Amulet of Samarkand by Jonathan Stroud

Kalimat pertama The Amulet of Samarkand
Temperatur dalam ruangan menurun drastis.

Sececap The Amulet of Samarkand

Akibat dihinggapi dendam pada gurunya dan Simon Lovelace, seorang penyihir tenar yang angkuh, Nathaniel, seorang penyihir remaja yang masih belajar, diam-diam memanggil Bartimaeus, jin lutju dan menggemaskan berusia 5000 tahun. Jin kuat yang bahkan gurunya takut untuk memanggilnya. Jin kuat yang diperintahnya untuk mencuri Amulet Samarkand, benda sihir kuat milik Lovelace.

Saat memerintahkan Bartimaeus mencurinya, Nathaniel sama sekali tidak tahu fungsi amulet itu. Yang dia tahu, benda itu benda berharga milik Lovelace, dan Nate hanya ingin membalaskan rasa sakit hatinya sekaligus membuktikan diri bahwa dirinya adalah penyihir yang hebat. Lebih hebat dari gurunya yang pengecut!

Tapi pencurian itu justru menyeret Nathaniel, dan juga Bartimaeus, ke dalam intrik-intrik panas dan berbahaya yang bila mereka tidak hati-hati, nyawa mereka menjadi taruhannya.

Citarasa The Amulet of Samarkand

Buku kedua dari seri Bartimaeus yang aku baca. Aku membaca The Amulet of Samarkand ini setelah The Ring of Solomon karena ingin mengurutkannya secara kronologis waktu. Tapi ternyata, The Ring of Solomon bisa berdiri sendiri tanpa perlu digabung ke dalam tiga buku yang terbit dan beredar lebih dahulu: The Amulet of Samarkand, The Eye of Golem The Golem's Eye, The Gate of Ptolemy The Ptolemy's Gate.

Sama seperti di The Ring of Solomon, POV di The Amulet of Samarkand juga dibagi-bagi. Namun, bila di Cincin Solomon ada banyak, di Amulet Samarkand POV hanya dibagi jadi dua, antara Bartimaeus (POV orang pertama) dan Nathaniel (POV orang ketiga).

The Amulet of Samarkand diawali dengan adegan Bartimaeus menggambarkan kondisi sekitarnya saat pertama kali dipanggil Nathan ke Bumi. Bahwa dia adalah jin, dan dia datang karena dipanggil, secara paksa karena sang pemanggil tahu namanya (nama amat sangat krusial di sini, kecuali mungkin bagi commoner, manusia non-penyihir). Nathan, yang tentu saja merahasiakan nama aslinya dan karena dia baru beranjak ke usia 12 tahun maka dia belum memiliki nama resmi, meminta Bartimaeus untuk mencuri amulet milik master penyihir yang punya kedudukan cukup kuat di pemerintahan, Simon Lovelace.

Bartimaeus yang sudah berpengalaman, dipanggil dan diperbudak oleh banyak master penyihir, curiga sekaligus merasa kasihan pada anak bau temulawak (?) di hadapannya. Pasti ada yang membantu si anak untuk memanggilnya, jin yang... Meski nggak kuat-kuat amat tapi cukup lumayanlah kekuatannya. Jin kelas menengah. Dan di pemanggilan perdananya ini, si anak langsung menyuruhnya mencuri benda yang sangat amat berharga. Benda sihir yang sangat kuat! Sesuatu yang agak mustahil dilakukan seorang anak yang masih polos. Jadi, Barty menyimpulkan, dia pasti dimanfaatkan oleh masternya.

Meski pada akhirnya berhasil mencuri amulet Samarkand itu, tugas yang diemban Bartimaeus ini tidaklah mudah. Dia bertemu dengan kawan-kawan lamanya yang jauh lebih kuat dibanding dirinya dan mesti menghadapi mereka. Bukan hal yang mudah. Barty juga sempat terpojok di salah satu ruangan saat hendak melarikan dirinya. Tapi karena satu dan lain hal, dia tak jadi tertangkap. Dia bisa berkelit dan keluar dari kandang macan dalam kondisi berantakan tapi tidak terluka.

Pernah tahu peribahasa, keluar dari kandang singa, masuk ke kandang buaya? Bartimaeus mengalami peribahasa tersebut. Sehabis melarikan diri dari rumah Lovelace yang dilengkapi keamanan yang cukup ketat, dan Bartimaeus hendak beristirahat sejenak hingga fajar datang—waktu dimana Nate akan memanggilnya, Bartimaeus dikejutkan oleh gerombolan anak muda yang entah bagaimana dapat menembus selubung gaibnya. Dan dapat melihat amulet yang disembunyikan Barty di balik baju.

Kerennya, anak-anak ini bukanlah anak-anak penyihir. Mereka adalah para commoner! Tapi kalau mereka commoner bagaimana mereka bisa menembus selubung ilusi yang diciptakan Bartimaeus untuk menutupi dirinya dari mata dunia? Dan juga, bagaimana mereka bisa tahu Bartimaeus membawa amulet Samarkand? Apa sih istimewanya amulet itu hingga jadi judul novel ini rebutan banyak orang?

The Amulet of Samarkand menggunakan dua alur. Alur maju dan alur mundur. Alur mundur hanya ada di POV Nathaniel dimana digunakan untuk menceritakan kisah-kisah Nathaniel saat dia masih kecil dan saat-saat ada hal penting atau tak terlupakan yang perlu diketahui pembaca di masa lalunya.

Saat membaca The Amulet of Samarkand, aku sedikit terkejut mendapati settingnya adalah setting semesta alternatif (The Ring of Solomon menggunakan setting zaman lampau, yang konon memang masih banyak praktik sihir jadi semesta alternatif tak pernah melintas di benakku). Dimana menggunakan timeline dan kondisi waktu seperti zaman sekarang: sudah ada mobil, ada telepon (dengan kabel), dan benda elektronik lainnya. Dimana masyarakat dibagi jadi dua, penyihir dan commoner. Dimana pemerintahan dipegang (atau tepatnya dikuasai) oleh penyihir. Dimana semua sektor penting ditangani penyihir. Dan commoner kebagian sektor lain, yang mana ada yang menguntungkan ada pula yang tidak. Tapi seringnya commoner diperlakukan tak lebih dari budak sebab seringnya tidak diacuhkan dan bekerja sebagai pelayan.

Cukup terkejut bahwa The Amulet of Samarkand menyentuh ranah kemanusiaan? Aku sendiri cukup terkejut. Sebelum membatja buku ini, aku memasukkan buku ini dalam daftar batjaan karena dua hal, (a) ketenaran Bartimaeus, (b) katanya Bartimaeus jin yang lutju dan kocak, sebagai penggemar komedi kelas berat tentu saja aku tergelitik untuk mentjobanya. Dan komedinya memang tidak mengecewakan. Fantasi kan seringnya dikenal sebagai karya yang serius: topiknya, rancang bangun dunianya. Jarang ada fantasi yang humornya menguar kuat. Tapi tidak dengan seri Bartimaeus ini. Humornya kuat dan terasa pas!

Bahkan, khusus untuk The Ring of Solomon, sejak paragraf-paragraf awal kita sudah dibuat terpingkal-pingkal oleh tingkah si Bartimaeus.

Bila dibandingkan dengan The Ring of Solomon, menurutku sifat Bartimaeus masih kurang lucu dan ceria di The Amulet of Samarkand ini. Aku merasa ini dikarenakan The Ring of Solomon terbit belakangan, sebab karakter Bartimaeus ketika di Solomon sama kuatnya dengan karakternya di The Ptolemy's Gate.

Mari membahas sampulnya. Perhatikan dua sampul di bawah ini, sampul edisi baru dan edisi lama:

cover edisi baru

edisi lama (ini menggunakan cover English, tapi cover yang pertama modelnya seperti ini)

Mana yang kalian suka? Aku pribadi, jelas, lebih suka sampul yang edisi lama.

Sampul edisi baru keren kok. Terlihat gahar dan komposisi warnanya juga oke. Tapi ekspresi ceria Bartimaeus di sampul edisi lama begitu menarik perhatian dan susah untuk tidak ikut tertawa melihat senyumnya yang mengatakan bahwa dia senang dan bangga dengan dirinya sendiri. Bukan, itu bukan ekspresi sarkastis, ya, emang Barty keliatan sedang ngenyek itu?

Secara keseluruhan, The Amulet of Samarkand novel yang keren pakai dewa! Karakternya oke, plotnya sederhana dan oke, pesannya oke, tiap halaman diisi dengan hal-hal penting sehingga nyaris tanpa filler, dan yang terpenting, humornya kece badai! Aku jarang sekali menemukan novel fantasi yang humornya banyak sekali, dan The Amulet of Samarkand memberikan kombinasi dan takaran yang pas, baik adegan yang serius maupun yang diisi oleh humor.

The Amulet of Samarkand

Penulis: Jonathan Stroud
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2007 (cetakan keempat [Nov], cetakan pertama [Mei])
Tebal: 512 halaman
Seri: Bartimaeus #1
Genre: Fantasi - Humor - Adventure - Supernatural
Stew score: Almost - Delicous (4.5/5 bintang!)
Target: Young - Adult (15 tahun ke atas!)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
Kategori: Super Series

| |

4 comments:

  1. Footnote nya juga selalu bikin ngakak :v
    Kalau soal sampul, jujur sih lebih suka yang baru. Barty juga jadi salah satu tokoh favoritku ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Barty emang karakter yang top. Nggak sabar nunggu buku Barty yang lainnya muntjul :D

      Hapus
  2. baru baca 2 buku pertama dari trilogi bartimaeus tapi ga tau kenapa.. ga githu suka XD jadi mandek dhe mau baca buku ke-3.. lebih suka serial lockwood and co. :D

    soal cover, lebih suka yang cover lama.. ekspresinya itu bisa diartikan macam2, hahaha :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal bagus, lho, kak seri Barty ini :D

      Tapi emang agak berat untuk ukuran anak-anak sih bukunua, apalagi bahas-bahas soal pemberontakan dan penindasan, dan... politik :)))

      Suka dengan cover lama? Tos dulu berarti :p

      Hapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!