Adegan ke-21, dari sebuah buku, yang ingin kubagikan pada dunia.
"Itu kan tidak masuk akal..."
"Memang. Saya sendiri, karena saya menjalani profesi ini, saya kini sampai pada kesimpulan bahwa manusia tidak bisa dipaparjelaskan dengan dilihat dari sudut logika semata-mata. Manusia sungguh-sungguh makhluk aneh. Penuh kontradiksi, dengan lapisan-lapisan yang begitu dalam sehingga kita takkan bisa berharap bisa menyelaminya... Suatu misteri yang sama sekali tidak bisa dipecahkan... Apa yang baru saja saya ceritakan tadi kedengarannya mungkin seperti cerita-cerita khayalan, tetapi semuanya benar-benar pernah terjadi. Apa pun juga bisa terjadi dengan manusia. Kami kalangan ilmuwan akhirnya sampai pada kesimpulan itu."
Skandal by Shusaku Endo, halaman 239
Adegan ini masih ada korelasinya dengan SoT sebelumnya: SoT #20, bahwa manusia itu makhluk yang aneh. Saking anehnya, kadang mereka melakukan hal-hal di luar nalar.
Seperti semisal ketika si manusia dijangkiti sesuatu yang disebut cinta (perlu diketahui, di Portland, Amerika, cinta diidentifikasikan sebagai sebuah penyakit paling mematikan diantara yang paling mematikan! Kalau tidak percaya silakan meluncur ke sini). Si manusia terjangkit ini katakanlah dulunya paling malas bangun pagi dan paling malas yang namanya sekolah, namun ketika cinta menjangkitinya amat sangat mendadak dia suka bangun pagi-pagi sekali dan menjadi suka ke sekolah dan benci sekali dengan yang namanya libur!
Ada lagi manusia yang suka pakai dewa nonton film-film horor dan seram yang melibatkan darah dan adegan potong-memotong, tapi selalu menghindar ketika ada acara penyembelihan ayam atau kambing/sapi kurban dengan alasan ngeri dan tak tega melihatnya.
Ada pula manusia yang suka sekali dengan film yang bertema mayat hidup aka zombie, tapi takut 1000% menginjakkan kaki di permakaman.
Ada pula yang setiap hari ngegalauin cinta dan memenuhi sosial medianya dengan apa yang sedang dirasakannya tapi benci dengan cerita cinta yang menye-menye.
Ada juga yang mengkritik tontonan di televisi itu tidak mendidik untuk keluarganya, tapi diri sendiri tak mau mendidik keluarganya--hanya menyerahkan urusan didik mendidik itu pada badan sensor pertelevisian.
Ada juga yang mengkritik tontonan di televisi itu tidak mendidik untuk keluarganya, tapi diri sendiri tak mau mendidik keluarganya--hanya menyerahkan urusan didik mendidik itu pada badan sensor pertelevisian.
Dan seterusnya dan sebagainya, persis yang dibilang oleh kata-kata di atas: penuh kontradiktif, tidak pernah bisa terpecahkan. Mungkin, itulah kenapa ketidakpastian adalah hal paling pasti di dunia ini. Kalau matematika itu pasti, itu karena para ahli sepakat bahwa satu tambah satu sama dengan dua. Dan mungkin juga, itulah kenapa banyak hal yang menyangkut manusia itu selalu menjadi perdebatan.
Juga, itulah kenapa terkadang kita menemukan karya fiksi itu jauh lebih masuk akal daripada kehidupan di dunia nyata.
Juga, itulah kenapa terkadang kita menemukan karya fiksi itu jauh lebih masuk akal daripada kehidupan di dunia nyata.
Bagaimana pendapat kalian?
Punya adegan favorit juga? Berikut tata cara ikutan meme ini::
Iya, memang manusia itu penuh kontradiksi dan paradoks, mungkin termasuk kita juga, hehe
BalasHapusya, termasuk kita juga, heheh.
Hapus