Kalimat pertama Irresistible
Astaga. Ada di mana, sih?
Sececap Irresistible
Semua kesialan yang menimpa Sophie berawal dari sebuah tabrakan.
Pertama, gara-gara tabrakan itu mobilnya lecet dan mesti masuk bengkel.
Kedua, gara-gara tabrakan itu ia mesti terjebak selama sebulan bersama si penabrak, Antonio Azzaro. Sophie ingin sekali menendangnya jauh-jauh, tapi ia tak bisa melakukannya. Bukan karena si Antonio ini gantengnya pakai dewa, atau baiknya pakai dewa, atau perhatiannya pakai dewa, tapi karena Antonio merupakan klien penting perusahaan tempat dia bekerja. Bila si Antonio ini tak jadi menjalin kerjasama dengan perusahaannya, Sophie dan timnya terancam dirumahkan!
Ketiga, gara-gara tabrakan itu ia jadi mengenal sosok Antonio. Dan diakuinya atau tidak, dibalik ancaman-ancamannya yang menawan, Antonio sebenarnya cocok untuk dijadikan patjar. Sosok lelaki idaman setiap wanita. Pesonanya benar-benar nyaris susah ditolak oleh Sophie!
Tapi Sophie tidak mau menjalin hubungan dengan Antonio. Menurutnya, masalahnya sudah banyak tanpa ia harus terlibat dengan seorang mafia.
Citarasa Irresistible
Saat baru selesai membatja sinopsis singkatnya, yang kalau buku ini merupakan buku fisik akan dicetak di punggung bukunya, aku sempat mengira Sophie atau Antonio—aku tebak bakal—punya darah Indonesia, atau setidaknya bakal nyebut Indonesia.
Tapi ternyata enggak.
Sophie Belanda tulen, sementara Antonio orang Italia tapi sempat tumbuh besar di Belanda. Bagiku ini bagus. Tidak perlu menyisipkan hal itu. Takutnya jatuhnya jadi tak berguna (disebut sekali, setelah itu tak muncul lagi, karena tak memberi kontribusi berarti pada plotnya) atau maksa.
Sophie adalah karakter yang cukup mudah disukai. Yah, kadang dia cukup menjengkelkan tapi, hei, namanya juga manusia. Namun, kalian akan jatuh hati pada Antonio. Dia sopan, dia baik, dia perhatian pada Sophie, dia lutju. Pokoknya dia itu, seperti yang sempat kusinggung di sececap, dan yang diomong oleh si judul, benar-benar irresistible banget. Sebagian besar cewek pasti pengen punya cowok seperti dia!
Berbanding terbalik dengan Antonio, ada Tina, kakak Sophie, yang paling pengen kujitak. Aku tahu dia punya masalah dan lain-lain, tapi emang cuman dia aja yang punya masalah? Apa susahnya menerima bantuan? Dan kalau tujuannya untuk itu apa tindakanya dengan 'menyiksa diri' sudah benar?
Untuk karakter lain, yang menonjol itu sahabat Sophie, seorang cewek keturunan Asia (bukan Indonesia, sebelum kalian mempertanyakannya), dan bosnya Sophie. Dua-duanya cukup oke. Atau berkontribusi setjara pas. Terutama sahabat Sophie.
Untuk setting, settingnya oke. Digambarkan dengan baik. Cuaca mendung dan hujan mulu bikin aku pengen ke sana, hahah. Aku bukan fans hujan atau suasana sendu, tapi aku suka memakai baju tebal xD
Gaya bertjerita oke. Tak ada masalah. Tak banjir bahasa Inggris, bagi mereka yang tak suka novel metropop (atau sepantarannya) yang kuantitas bahasa Inggrisnya banyak sekali.
Karakter oke, setting oke, gaya bertjerita oke, HUMORnya juga oke.
Iya, aku ngikik bak kuda poni (?) sepanjang membatja buku ini. Humornya terasa pas, tidak jayus, dan muntjul di saat yang tepat xD
Ada beberapa hal yang bikin aku bertanya-tanya. Yakni soal perangkat lunak yang dijual ke perusahaan Antonio. Lanjutannya ini merupakan spoiler yak (risiko tanggung sendiri): perusahaan Sophie ini ternyata membeli perangkat lunak dari perusahaan lain. Aku cukup tercengang. Aku kira nih, dengan waktu yang cukup lama itu, perangkat lunak itu dibikin oleh Sophie dan timnya sendiri.
Jadi, apakah perangkat lunak itu hanya dioprek-oprek terus dijual ke Antonio?
Kalau aku jadi Antonio, aku lebih suka langsung beli di perusahaan tempat perusahaan Sophie membeli. Jelas akan lebih murah setjara biaya, dan aku yakin perusahaan itu sama bisanya dengan timnya Sophie.
Dan fakta bahwa Antonio pasti tahu darimana perusahaan Sophie membeli software, sebab logo perusahaan si penjual ada di perangkat lunak si makelar, membuatku bertanya-tanya, kenapa Antonio membeli program itu di perusahaan tempat Sophie bekerja?
Jawabannya bukan karena Sophie, ya. Mereka baru kenal ketika tabrakan terjadi. Dan itu pun keduanya tak tahu bahwa mereka akan bekerja sama.
Aku sempat curiga, jangan-jangan kemuntjulan poin ini guna memuntjulkan satu tokoh lain, digunakan untuk memberi “sesuatu” untuk salah satu tokoh?
UPDATE: Jadi, pertanyaanku di atas itu dijawab oleh kak Francisca. Aplikasi yang kena peringatan bukan aplikasi yang akan dijual ke Antonio. Aku salah tangkap karena, pelaku yang terlibat adalah Sophie dan timnya, maka kukira itu aplikasi yang sama. Tampaknya mulai sekarang aku mesti mempertimbangkan, kalau batja mesti sedia air kemasan deh biar nggak hilang fokus :))
UPDATE: Jadi, pertanyaanku di atas itu dijawab oleh kak Francisca. Aplikasi yang kena peringatan bukan aplikasi yang akan dijual ke Antonio. Aku salah tangkap karena, pelaku yang terlibat adalah Sophie dan timnya, maka kukira itu aplikasi yang sama. Tampaknya mulai sekarang aku mesti mempertimbangkan, kalau batja mesti sedia air kemasan deh biar nggak hilang fokus :))
Secara keseluruhan, Irresistible batjaan yang fun. Beberapa adegannya, jelas, membuatku tertawa. Chemistry yang terjalin antara Sophie dan Antonio terasa mulus dan natural. Dan tidak. Buku ini tidak full romansa. Ada masalah keluarga yang mesti dihadapi Sophie, masalah dengan kakaknya yang pengen kujitak tadi. Masalah dengan bosnya. Masalah dengan temannya. Dan masalah-masalah lainnya yang mesti diselesaikan oleh Sophie.
Oh ya, Irresistible ini dulunya sempat terbit dalam versi cetak dan dengan judul Mafia Espresso lho. Dan, karena Sophie kurang meyakinkanku bahwa Antonio adalah mafia (aku lebih condong ke keyakinan si temen dan si kakak yang nggak pertjaya Antonio itu mafia, kecuali di bagian klimaks), aku rasa judul itu akan membantu membentuk gambaran mafia tersebut. Aku juga merasa sebenarnya judul itu lebih bikin penasaran. Tapi bila disandingkan dengan desain cover terbaru, judul itu memang tidak cocok. Bukan berarti Irresistible judul yang jelek. Judulnya cukup tepat dalam menggambarkan si Antonio Azzaro.
Dalam satu kesempatan, Sophie sempat nyaris menyebut 'mafia', dia berkata, “Ma—” sebelum akhirnya mengendalikan diri, dan menggantinya dengan kata “Mau.” Nah, ini buatku bertanya-tanya juga, karena Sophie berbitjara bahasa Belanda, apakah bahasa Belanda untuk “mau” memiliki awalan “Ma—” juga?
Dan omong-omong soal bahasa Belanda, karena tokoh utamanya orang Belanda asli, maka sepanjang membatja Irresistible ini kita akan mendapati beberapa kata atau kalimat dalam bahasa Belanda. Dan karena Antonio orang Italia, bonus sedikit bahasa Italia.
Sayangnya, mungkin karena format buku digital tak mengizinkan footnote, atau footnote bakal bikin rusak tata letak, keterangan atau terjemahan dari bahasa itu dikumpulkan di satu tempat di halaman setelah ending cerita.
Agak bikin sedikit repot bagi mereka yang tak terbiasa batja buku digital. (Aku sih enggak xD )
Dan, untuk ukuran novel metropop, atau chicklit, dan dengan setting Belanda, aku cukup terkejut buku ini bersih dari adegan dewasa. Tapi ini masuk akal sih setjara Sophie dan Antonio ...
Jadi penasaran, di buku keduanya nanti mereka bakal ... Nggak ya? XD
Irresistible
Penulis: Francisca Todi
Penerbit: self publishing
Tahun terbit: 2015
Tebal: 255 halaman
Seri: Mafia Espresso #1
Genre: Romance - Komedi - Realistic Fiction
Score: Sweet
Target: Young Adult (16 tahun ke atas!)
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
P.S. Terima kasih untuk kak Francisca yang telah berbaik hati memberiku buku digital ini (beserta sekuelnya)
0 comments:
Posting Komentar