The Help
Penulis: Kathryn Stockett
Penerbit: Matahati
Tebal: 548 halaman
Genre: Fiksi sejarah - realistic fiction - America Literature
Stew Score: Delicious!
Target: Young - adult (16 tahun ke atas)
Sececap The Help
Jackson, Mississippi, Amerika, tahun 1962. Masa dimana kulit putih dan kulit hitam status dan haknya tidak sama. Masa dimana pemukiman, toko, rumah sakit, juga toilet dibagi-bagi hanya untuk kulit putih atau kulit hitam saja.
Namanya Aibeleen Clark, wanita kulit hitam, pembantu keluarga Leefolt dengan tugas utama mengasuh Mae Mobley Leefolt yang ditelantarkan oleh ibunya. Aibeleen dulunya punya putra yang punya impian besar, sayang putranya tersebut meninggal dalam kecelakaan yang sangat tragis. Butuh waktu tiga bulan baginya untuk bangkit dari dukanya, mendapati dirinya terkejut mengetahui dunia masih ada.
Namanya Minny Jackson, wanita kulit hitam, sahabat Aibeleen, pendek, gemuk, bermulut besar, bersuamikan pria pemabuk yang kasar dan suka memukulinya, terpaksa bekerja sembunyi-sembunyi pada wanita paling tak populer di kota karena bersikap kurang ajar (atau berani) pada nyonya kulit putih yang jahat—sehingga membuatnya sulit mendapatkan pekerjaan.
Namanya Georgina Phelan, tapi seringnya dipanggil, atau dikenal sebagai, Skeeter Phelan, wanita kulit putih, masih muda, dan bercita-cita bekerja di perusahaan penerbitan. Skeeter punya kenangan dan pertanyaan tak terjawab mengenai Constantine Bates, pembantu kulit hitam yang mengasuhnya sejak kecil, namun menghilang tanpa pamit saat Skeeter berkuliah di luar kota.
Tiga wanita itu bergabung, bersama beberapa wanita kulit hitam lainnya, untuk menulis kisah kehidupan pembantu berkulit hitam yang bekerja pada keluarga kulit putih. Mereka harus melakukan hal itu sembunyi-sembunyi, sebab bila ketahuan mereka tak hanya akan kehilangan pekerjaan, teman dan cinta tapi juga nyawa.
Citarasa The Help
Aku awali dengan kemasannya. Kemasannya lumayan, setidaknya aku tidak malu membawanya keluar rumah dibanding Pandemonium (edisi terjemahan, Delirium #2), meski aku lebih suka kemasan The Help versi yang ini:
Lanjut ke endorsment yang ada di belakang buku.
Kata USA Today, "Provokatif... Salah satu novel debutan terbaik yang pernah ada."
Aku tak percaya. Maksudku, baru novel debutan saja sudah LUAR BIASA, gimana novel keduanya nanti?
Kata People Magazine, "Novel yang bijak dan tajam... Anda akan larut bersamanya."
Bijak dan tajam... Aku coba telaah sedikit kondisi Amerika, khususnya di Jackson, Mississippi, sesuai dengan yang dituangkan Miss Stockett. Diskriminasi kulit hitam nyaris pada semua bidang. Contohnya, kulit hitam dilarang menggunakan toilet kulit putih. Tahu apa alasannya? Karena kulit putih tak mau ketularan penyakit kulit hitam.
Alasan yang tak masuk akal? Memangnya sejak kapan penyakit memandang warna kulit? Tapi meski tak masuk akal, hal itulah yang terjadi pada masyarakat saat itu. Seorang pemuda kulit hitam menjadi buta hanya gara-gara dia tak sengaja menggunakan toilet kulit putih. Tak sengaja, dan telah minta maaf, tapi tetap saja dikeroyok massa kulit putih!
Penegak hukum kemana? Well, coba tebak penegak hukumnya warna kulitnya apa? Memang aneh rasanya tak ada polisi kulit hitam, kalau di rumah sakit kulit hitam saja ada dokter kulit hitam.
Tajam? Ya, aku yakin benar The Help ini sangat tajam, tapi bijak?
The Help salah satu novel yang bijak. Memberi sentilan, tapi juga menunjukkan bahwa ada banyak kulit putih yang baik: meski kadang mereka menutupi kebaikan itu karena takut dikucilkan oleh masyarakat mereka, dan dipandang dengan mata curiga oleh masyarakat kulit hitam.
Pada masa itu jadi orang yang baik pada warga beda kulit dianggap aneh dan mencurigakan. Bahkan pernikahan antara kulit hitam dan putih merupakan tindakan melanggar hukum!
Apakah aku larut di dalamnya? Sayangnya... Aku akui, ya, aku larut di dalamnya. Saking tak ingin cepat-cepat berpisah dengannya, aku terus-terusan mengingatkan diri untuk membacanya perlahan-lahan (kebiasaanku ketika membaca novel [kecuali fantasi dan berseri] yang akan selalu berakhir di rak favoritku).
Kata The New York Times, "Novel yang berhasil merebut hati pembacanya."
Kalau dilihat dari karakterisi para tokohnya, baik yang baik mau pun yang antagonis, lalu dari fakta sejarah yang dihadirkan, kemudian suasana mencekam dan berbahaya dan bikin jantungku ini berolahraga (aku bahkan sempat cemas pada tiga tokoh utama saat mereka, proyek mereka, nyaris ketahuan) yang dibangun oleh Miss Stockett... Tanpa ragu aku akan bilang, "Ya, novel The Help ini telah menjerat hatiku. Dari bab pertama, kalau boleh aku tambahkan."
Bagaimana dengan cinta? Apakah ada romance di The Help?
Ada banyak cinta di The Help. Ada kisah romance juga lewat karakter Minny, Skeeter dan beberapa tokoh lainnya. Romancenya juga macam-macam: ada yang pahit, ada yang manis-pahit, ada yang sampai bikin kita (atau aku) berkata, "Aw, aw, aw" tapi tanpa terasa keju.
Terus ending? Karena jenis ending yang disukai pembaca adalah ketika semuanya terungkap, maka ya, proyek Skeeter pada akhirnya terungkap. Tapi dengan cara yang, aku bilang cukup, unik. Tidak sedih, tapi juga tak gembira. Layaknya—atau lebih tepatnya, yang kemungkinan besar terjadi di—kehidupan nyata.
Overall, aku berangkat dengan ekspektasi tinggi (secara novel The Help ini telah difilmkan), dan secara mengejutkan novel ini jauh melebihi ekspektasiku. Bagus, keren, fantastis, spektakuler... Langsung masuk dalam rak favoritku begitu aku menutup lembar terakhir. Novel yang mesti dibaca setidaknya satu kali dalam seumur hidup. Novel yang aku prediksi akan jadi novel klasik nantinya.
P.S.
[1] Terima kasih pada kak Riri. Yang tanpa giveaway yang diadakannya, dan memilihku menjadi salah satu juara (juara special), mungkin aku belum sempat membatja kisah para The Help ini.
[2] The Help dibagi dalam tiga POV: Aibeleen, Minny dan Skeeter.
[3] Ada "bonus" kisah pendek, kisah nyata, penulis buku ini dengan pembantu kulit hitamnya di lembar-lembar akhir buku.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
Jun!!! Huwaaa buku ini dapat dimana??? di toko buku sini udah lama gak ada TT
BalasHapusToko buku online, tentu saja ;)
BalasHapusSebenarnya diskriminasi itupun sampai sekarang masih terjadi disana. Tapi mungkin ga terlalu terlihat. Perkawinan kulit putih dan kulit hitam saja masih dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan disana. Ironis bgt ya, pdhl mrka itu katanya menjunjung tinggi toleransi perbedaan ._.
BalasHapusEaps, hal itu memang sampai sekarang masih terjadi. Pas pemilihan Obama dulu kan, masih banyak itu orang yang rasis. Atau jangan jauh-jauh deh, tau Rue yang di The Hunger Games? Nah, kemunculannya di THG banyak diprotes oleh fans yang rasis! >.<
BalasHapusCukup disayangkan. Tapi dunia kan terbagi oleh banyak karakter orang, tak hanya dua .-.
saya pengen baca novel the help tapi di toko buku Jogja sudah tidak ada, mungkin bisa membantu?
BalasHapus