Little House in the Big Woods
Penulis: Laura Ingalls WildersPenerbit: Harper Trophy
Tebal: 238 halaman
Seri: Little House #1
Genre: Historical-fiction
Stew score: almost-sweet
Sececap Little House in the Big Woods
Dahulu kala, sekitar tahun 1870-an, hidup seorang gadis kecil bernama Laura Ingalls. Laura tinggal bersama ayahnya (dia memanggilnya Pa), ibunya (Ma), kakaknya, Mary, dan adik bayinya, Carrie. Mereka sekeluarga tinggal di rumah kayu di dalam hutan yang disebut Big Woods, yang masih berada di dalam kawasan Wisconsin, Amerika.Kejadian menarik apa saja yang dialami oleh Laura di rumah kecilnya di Big Woods?
Citarasa Little House in the Big Woods
Jujur saja, seandainya aku tidak ikut Children's Literature, aku mungkin tidak akan pernah baca buku Little House in the Big Woods ini--malahan aku tahu buku dan penulisnya ini dari Tantangan Membaca yang diadakan oleh kak Busyra itu.Ketika tahu nama tokoh utamanya Laura (penambahan Ingalls ada di bab-bab selanjutnya), aku curiga jangan-jangan buku ini non-fiksi lagi. Dan ternyata... buku ini memang inspirasinya dari pengalaman masa kecil sang penulis.
Buku ini juga mengejutkanku dengan beberapa hal yang dituliskan di buku ini:
- Menginterupsi atau memotong omongan orang itu nakal
- Mesti berbagi, dilarang egois
Maksudku buku ini menggunakan setting Amerika, yang mana negara itu... Kalian tahu-lah--mungkin yang bilang "gitu" hanya orang yang belum tahu soal Amerika yang sebenarnya, atau mungkin yang ditulis Laura Ingalls itu adalah kondisi Amerika yang sebenarnya di tahun 1870-an.
Kondisi saat itu jarak rumah satu dan lainnya sangat berjauhan. Yang jaraknya empet-empatan cuman di daerah perkotaan. Tidak seperti sekarang ini, desa dan kota nyaris sama ramainya.
Oh iya, for your information, tahun 1870-an, yang aku gunakan, itu sebenarnya hasil analisaku sendiri: Laura Ingalls menerbitkan buku ini pada tahun 1932. Kalimat pertama buku Little House Rin the Big Woods ini ada tertulis "sixty years ago."
Selain dua hal itu, ada beberapa kesan lagi dari buku ini yang aku suka.
Yang pertama, Pa dan Ma sangat tahu bagaimana mengasuh, Mary dan Laura. Pa sering mendongengi mereka, menyanyi untuk mereka, dan lain-lain. Lebih bagusnya lagi adalah kemarahan orangtua disini, entah kenapa, tidak terasa "keras" dan benar-benar pas dan sesuai dengan konsep "marah sebab sayang anak."
Kedua, cara mengolah beberapa makanan. Seperti sirup maple, madu, dst.
Ketiga, saat datang sebuah mesin yang aku yakini sebagai mesin selep--mesin yang digunakan untuk mengolah hasil panen, misal, padi dijadikan gabah atau gabah kering dijadikan nasi. Di tempat tinggalku aku sering melihat mesin kayak gitu, tapi tentu bentuknya lebih modern zaman sekarang sebab tidak menggunakan kuda lagi. Yang bikin aku terkesima adalah, dari dulu sampai sekarang ternyata bayarannya sama: Hasil panen yang diolah itu--meski di zaman sekarang kadang ada tambahan bayaran uang.
Sejujurnya, buku ini cukup membosankan bagiku. Mohon maaf buat penggemarnya, tapi aku seolah membaca kisah dalam buku-buku teks sekolah di zaman SD. Bagus, bisa dinikmati, penuh pembelajaran, tapi kurang bikin greget. Makanya butuh waktu lama bagiku untuk menyelesaikannya.
Target Pembaca: Buku ini sendiri bisa aku bilang, sangat cocok sekali dibaca semua umur.
Anak-anak oke, kalau pun anak-anak atau adik-adik teman-teman belum bisa membaca, buku Little House in the Big Woods ini sangat cocok juga digunakan sebagai buku dongeng pengantar tidur, orang dewasa juga oke. Bagi orang dewasa, menurutku sebagai seseorang yang cukup terbilang dewasa, buku ini bisa memberi banyak saran bagaimana mengasuh anak yang baik dan benar.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar