Ronggeng Dukuh Paruk

Ronggeng Dukuh Paruk

Penulis: Ahmad Tohari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 64 halaman (versi ebook yang bisa diunduh di Goodreads.com)
Seri: Ronggeng Dukuh Paruk #1
Genre: Indonesia Literature - fiksi sejarah - bildungromans - romance
Stew Score: Sweet!
Target Pembaca: 17 tahun ke atas

Sececap Ronggeng Dukuh Paruk

Orang-orang menyebutnya Dukuh Paruk. Bukan Dukuh Parut, apalagi Buah Dukuh. Satu kawasan kecil, kemungkinan besar di tanah Jawa, tempat tinggal anak-anak, cucu, cicit dari Ki Secamenggala.

Meski kecil, Dukuh Paruk dikenal banyak orang. Jangan tanya Rasus, salah satu penduduk asli Dukuh Paruk, apa yang bikin tanah kelahiran terkenal. Sebab kemungkinan besar dia akan menjawab dengan, Dukuh Paruk terkenal akan kebodohan dan kemiskinan penduduknya.

Tapi bila kalian tanya pada orang lain, mereka akan kompak bilang, "Ronggeng-nya yang cantik!"


Sebenarnya apa sih ronggeng?

Ronggeng adalah penari. Dan merupakan "profesi" paling bergengsi di pedukuhan itu. Tapi menurut kepercayaan penduduk Dukuh Paruk, ronggeng tidak bisa dibentuk, tidak bisa dilatih--kalo begitu sembarang wanita di Dukuh Paruk bisa jadi ronggeng, harus ada roh indang yang merasukinya. Indang adalah semacam wangsit yang dimuliakan di dunia peronggengan.

Adalah Srintil, cucu Sakarya, kamitau Dukuh Paruk, yang terasuki indang ronggeng.

Sejak hal itu diumumkan, hidup Srintil dan Rasus berubah. Srintil jadi pujaan semua orang, bahkan banyak yang ingin menjadikan anak. Sementara Rasus sering uring-uringan, tidak setuju Srintil menjadi ronggeng.

Tapi siapa dia sehingga dia merasa berhak untuk tidak setuju? Apakah karena dia teman Srintil? Apakah karena dia diam-diam menggunakan sosok Srintil sebagai gambaran sosok ibunya? Tapi dia sadar dan tahu, dia tidak berhak untuk tidak setuju. Menjadi ronggeng semacam cita-cita bagi semua wanita Dukuh Paruk, termasuk Srintil. Soalnya, dengan jadi ronggeng kekayaan dan ketenaran, dua hal yang disukai kebanyakan manusia, bisa digenggam.

Tapi menjadi seorang ronggeng tidaklah mudah. Banyak syarat yang mesti dipenuhi. Dan tahukah kamu apa satu syarat terakhir sebelum seorang wanita resmi jadi ronggeng? Ada satu "ritual" namanya Bukak Klambu.

Bukak klambu adalah semacam kompetisi/sayembara di mana pesertanya adalah laki-laki, baik masih single mau pun yang sudah beristri. Dan tahukah kamu apa yang disayembarakan? Keperawanan si calon ronggeng!

Saat batja bagian itu aku kaget. Mulutku menganga lebar, untung nggak ada nyamuk atau lalat atau kecoak. Srintil masih bau kencur, masih usia anak smp, sudah mesti menyerahkan keperawanannya?!

Bagaimana kisah Srintil dan Rasus di Dukuh Paruk selanjutnya?

Cita rasa Ronggeng Dukuh Paruk

Untuk bargian ini aku rasa singkat saja, apalagi bagian "sececap" buku ini panjangnya tak terkira.

Kisah yang bagus, mempertontonkan wajah Indonesia pada zaman dulu--atau mungkin hingga kini masih ada, penceritaannya enak untuk dinikmati dan bikin penasaran. Dari awal, yang bagian Rasus dan teman-temannya mengencingi singkong agar mudah dicerabut dari cengkeraman bumi, hingga Rasus yang membuat keputusan.

Buku Ronggeng Dukuh Paruk ini dibagi dalam dua sudut pandang: Sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang orang pertama melalui kacamata Rasus.

Meski menggunakan tokoh abegeh alias sekitar umur 11 tahunan, batjaan ini menurutku tidak cocok bagi mereka yang umur 11 tahun. Sebab pertama adalah karena bahasanya yang tinggi (ya, karya ini karya sastra) dan kedua adalah... Sebut saja bukak klambu.

Tapi karena ini sastra maka yang bukak-bukakan itu dijabarkan dengan cara yang... Hnn, sebut saja indah.

Tapi aku nggak puas dengan endingnya. Juga kisah romannya yang nanggung banget. Mungkin karena ini awal trilogi kali ya.

Tapi buku ini memuaskan hasratku akan novel Indonesia yang mendunia, yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Sama kayak ketika aku membatja The Girl from the Coast (aka Gadis Pantai) karya Pramoedya Ananta Toer. Di edisi bahasa Inggris judul novel ini, tidak seperti Gadis Pantai, jadi lebih singkat, The Dancer.

Buku ini sudah difilmkan, dengan Prisia Nasution sebagai Srintil dan Oka Antara sebagai Rasus, tapi aku belum sempat nonton penuh. Aku hanya nonton sebagian pas bagian mereka, ehm, satu ranjang bersama (aku nonton di salah satu stasiun tv swasta). Tapi karena aku ngantuk, jam tayang filmnya juga malam banget, jadinya ya... Seperti yang aku bilang tadi, nggak penuh aku nontonnya.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::


0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!