Misteri Hilangnya Kucing Siam by Enid Blyton

Misteri Hilangnya Kucing Siam

Penulis: Enid Blyton
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 211 halaman
Judul asli: The Mystery of The Dissappearing Cat
Seri: Pasukan Kepo Mau Tahu #2
Genre: Misteri - adventure
Stew score: Sweet!
Target: Children (7 tahun ke atas) + butuh bimbingan orangtua.

Sepandai-pandainya tupai melompat, pada suatu momen, akhirnya jatuh juga. Sepandai-pandainya penjahat menyembunyikan kejahatannya, pada suatu momen dia akan terburu-buru dan ceroboh dan, akhirnya belangnya kelihatannya. Persis seperti Pasukan Mau Tahu yang secara tak sengaja membuat pencuri kucing siam mahal terburu-buru hingga kedoknya ketahuan.


Di sini sudah ada lima anggota Pasukan Mau Tahu: Philip (aka Pip), Elisabeth (Aka Bets), Laurence (aka Larry), Daisy dan Frederick (aka Fatty), yang baru saja membersihkan nama sahabat mereka, Luke, yang dituduh mencuri kucing siam. Nah, apa kabar anak-anak?
All: Baik.

Bisa kalian ceritakan bagaimana misteri hilangnya kucing siam berawal?
Fatty: Meski kecil-kecil begini kami hebat lho, Mr. Ismarianto. Eh, apakah Anda ingin tahu kehebatanku yang—
Pip, Larry dan Daisy: Diamlah, Fatty.
Bets: Tetangga kami yang baru, Lady Candling punya kucing yang baaaanyak sekali. Muka, ekor, kaki mereka berwarna cokelat tua. Sedang bulu tubuh mereka berwarna kuning susu.
Larry: Dan matanya biru cerah.
Fatty: Semua kucing-kucing itu berharga. Sudah sering menang pertandingan.
Daisy: Tapi ada satu kucing siam yang istimewa. Namanya Dark Queen. Dan harganya sangat mahal.
Pip: Lalu suatu hari kucing itu menghilang. Apakah anda tahu benda apa yang kami temukan di dalam kandang?

Aku dengar Luke pandai membuat peluit. Mungkinkah... peluit Luke?
Bets: Ya, darimana anda tahu itu?
Aku... Err... Pokoknya peluitnya itu akan menjadi bukti yang memberatkannya.
Pip: Tapi kami tahu Luke. Dia sahabat kami. Dia mungkin sangat naif tapi kami yakin dia tak mungkin berbuat jahat seperti itu.
Daisy: Ya, anak itu sangat jujur wataknya. Yang lebih mungkin melakukan itu adalah Pak Tupping, tukang kebun atasan Luke yang sangat jahat.
Belum tentu. Dan meski mungkin, harus ada bukti yang membuktikan kejahatannya.
Larry: Kami kemudian membuat daftar siapa-siapa saja yang mungkin mencuri Dark Queen. Kami juga memasukkan nama Lady Candling ke dalamnya.

Ah, pikiran kalian cerdas. Tentu saja kemungkinan itu ada. Kalau benar Dark Queen semahal kabar yang kudengar, dia pasti diasuransikan. Lalu apa yang kalian lakukan pada peluit itu? Apakah kalian menyerahkannya pada pak Goon?
Fatty: Tentu saja tidak. Bagi orang seperti si Ayo Pergi, yang melihat cuma sejauh ujung hidungnya sendiri, pasti akan langsung menjadikan barang bukti. Tanpa melihat kemungkinan bisa saja peluit itu sengaja diletakkan di sana oleh pencuri sebenarnya.
Larry: Kami tidak bisa membiarkan bukti palsu itu berada di sana.
Pip: Jadi kami mengambilnya.
Fatty: Aku yang berhasil mengambilnya. Itu sih bukan apa-apa. Pernah suatu kali—
Pip, Daisy, Larry: Tutup mulutmu, Fatty.

Apa?! Kalian mengambilnya? Tapi... Tapi...
Larry: Kami sangat yakin itu tanda bukti palsu. Lagipula Pip, meski ide itu keluar tanpa disengaja, punya ide cemerlang dengan melemparkan banyak barang ke dalam kandang sebagai barang bukti.

[Tertawa] Kalian nakal sekali. Kalian pasti membuat si Ayo Pergi, eh, maksudku pak Goon kebingungan dengan tanda bukti kalian.
All: [Tersenyum]
Fatty: Tentu saja.
Larry: Jelas kepalanya akan pusing tujuh keliling.

Tapi bukannya itu beresiko? Bagaimana kalau pak Goon tahu barang-barang yang kalian masukkan ke dalam kandang adalah milik kalian?
Daisy: Jujur kami, terutama saya, saat itu juga cemas akan hal itu.
Bets: Tapi untung Fatty punya cara seandainya ada yang mengenalinya.
Fatty: [membusungkan dada, bergaya sok penting]

Wah, kalian memang anak-anak cerdas. Pasti Luke bangga dan senang punya teman kalian.
Bets: Tapi kami tak mungkin berhasil kalau tidak dibantu Inspektur Jenks.

Tentu saja. Nah, anak-anak terima kasih sudah datang ke Story Eater dan berbagi kisah petualangan kalian yang mendebarkan.
All: Sama-sama.
Fatty: Kami tidak keberatan lho kalau diundang lagi.
All and I: [tertawa]
Salam ya buat Buster.

Luke membuatku iri, memiliki teman-teman baik seperti kalian. Mending aku tutup dengan kalimat yang mungkin sudah jutaan kali kalian baca: "Teman yang baik tidak hanya ada ketika kita bahagia, tapi juga saat kita mengalami kesulitan atau musibah."

Saya F.J. Ismarianto, dan inilah Story Eater Tales.

P.S.
[1] Bagi beberapa pembaca, mereka bisa langsung tahu siapa pencuri kucing siam sebenarnya. Tapi beberapa pembaca yang tahu pasti akan takjub bagaimana cara si pencuri mencuri kucing mahal milik Lady Candling.

[2] Anak-anak Pasukan Mau Tahu kadang mengumpat. Tapi karena ini buku terjemahan, dan tiap negara punya umpatannya sendiri, jadi menurutku tak ada masalah.

[3] Beberapa tokoh yang belum dewasa kadang menyebut Luke tolol. Menurutku tidak begitu. Menurutku dia itu lugu dan naif, sepanjang aku "mengamatinya" hingga lembar terakhir. Memang dia tak sepintar Fatty, Pip, Larry dan Daisy, tapi ada banyak jenis kepintaran di muka bumi ini. Mungkinkah itu sifat paksaan agar Luke tak dilibatkan proses mikir?

[4] Kalimat singkat untuk buku ini: bacaan misteri ringan, menghibur, tapi sanggup membuat beberapa orang terkejut.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::

4 comments:

  1. Ahhh aku juga lagi baca buku-buku Enid Blyton kembali ^^ *toss

    BalasHapus
  2. Pengen baca Malory Towers saya sebenarnya, tapi susah nyari yang terjemahan .-.

    BalasHapus
  3. waaahh.. ini model review yang menarik and bikin ketawa pas baca pasukan 'kepo', ahahahahahahaha :))

    BalasHapus
  4. Hahah, makasih :">
    Sering berkunjung ke Story Eater Tales ya sobat Indah :'D

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!