Eona by Alison Goodman

Eona

Penulis: Alison Goodman
Penerbit: Mizan Fantasy dan Noura
Tebal: 672 halaman
Seri: Eon #2
Genre: Fantasi - Romance
Stew score: Delicious!
Target: Young - Adult (16 tahun ke atas)

Penduduk Negeri Naga Khayangan gempar. Punggawa Naga yang selalu bertugas menjaga negeri mereka dari bencana dibunuh! Menyisakan dua punggawa naga terakhir, Lord Ido (punggawa naga tikus, dan merupakan pembunuh 10 punggawa naga lainnya) dan Lord Eon (punggawa naga kembar, yang ternyata merupakan seorang wanita bernama asli Eona.)

Perlu diketahui, wanita dilarang menjadi Punggawa Naga. Dan, naga kembar sempat menghilang selama 5 abad, sebelum menampakkan diri dan memilih Eona sebagai punggawanya.

Di Story Eater Tales telah hadir Eona yang akan berbagi kisahnya yang terjebak di tengah-tengah intrik politik, yang berusaha memanipulasinya, memanfaatkannya, menjebaknya. Aku tak bisa membayangkan bagaimana seorang gadis 16 tahun bisa bertahan menghadapi itu semua. Aku saja yang terjebak dalam kisah asmara yang... Ah, maaf, kebiasaan curhat di tengah-tengah wawancara. Nah, Eona aku harap kamu mau terbuka dan mengatakan dengan jujur dan apa adanya tentang apa yang terjadi di Negeri Naga Khayangan.

Aku jamin, tak ada satu pun orang yang kamu kenal akan mengetahui "perbincangan kecil" kita ini. Jadi kebenaran tidak akan mengancam jiwamu.

Pertanyaan pertama, ada dua kekuatan yang sedang berebut tahta setelah kaisar mangkat yakni High Lord Sethon, adik tiri kaisar, dan Pangeran Kygo, anak dari selir kaisar yang diangkat menjadi putra mahkota, secara kedudukan mereka punya posisi yang sama, tapi kenapa kamu memilih mendukung Pangeran Kygo?
Eona: Karena dia pilihan yang lebih baik. Dia kurang lebih seperti ayahnya: baik, tidak menganggap contraire itu sampah dan mesti dimusnahkan, dan banyak hal lainnya.

Bukan karena dia masih muda dan tampan nih?
Eona: Emm... Yang Mulia dilahirkan dengan kelebihan memiliki wajah yang rupawan. Tampang bukanlah pertimbangan.

Baiklah. Omong-omong, kamu kan baru terpilih menjadi Punggawa Naga Kembar. Dan karena nagamu pernah menghilang selama 500 tahun, otomatis kamu tidak memiliki guru yang bisa menurunkan ilmunya padamu. Apakah... Apakah...
Eona: Apakah maksud Anda soal kekuatan saya? Jujur, pada saat baru bergabung dengan pemberontak (orang-orang yang setia pada Pangeran Kygo, High Lord Sethon menduduki paksa tahta setelah kaisar mangkat), saya belum mahir mengontrolnya. Belum lagi setiap saya menggabungkan diri dengan naga kembar, ke-10 naga yang punggawanya meninggal, menghantam kami dengan gelombang kesedihan.

Itu artinya kekuatanmu tidak bisa digunakan kapan pun kamu mau?
Eona: Bisa, kalau saya mengambil resiko membuat orang-orang di sekitar saya binasa.

Tapi kalau begitu, maaf nih bukannya meremehkan tapi kamu belum mahir dan bisa mengontrol kekuatanku lalu, bagaimana membantu Pangeran Kygo kembali ke tahta yang diwariskan kaisar kepadanya kalau begitu?
Eona: Di situ kami, saya dan Pangeran Kygo, membuat keputusan yang sangat berat: menolong Lord Ido. Satu-satunya punggawa naga yang masih hidup yang bisa melatih dan mengajari saya kekuatan naga—dan mungkin memberi tahu saya bagaimana menangkal kekuatan 10 naga yang bersedih sebab dia pernah melakukannya sebelumnya.

Bukan karena Lord Ido punya daya tarik yang... sangat macho?
Eona: Emm... Tidak. Penyelamatan Lord Ido murni untuk tujuan mengambil kembali tahta yang diambil paksa oleh High Lord Sethon.

Aku dengar ada dua manuskrip yang muncul dalam petualanganmu.
Eona: Manuskrip merah dan manuskrip hitam. Manuskrip merah berisi catatan Kinra, punggawa naga kembar 500 tahun yang lalu, yang kebetulan pula nenek moyangku. Sementara manuskrip hitam... isinya masih misteri.

Kinra itu punggawa naga kembar dan nenek moyangmu?! Tapi bukannya perempuan tidak boleh menjadi punggawa naga? Dan dia... Bukannya mau memfitnahnya, atau merusak kenangannya, tapi yang kudengar dia seorang pengkhianat kaisar. Apakah mungkin itulah yang membuatnya dieksekusi dan naga kembar menghilang selama 5 abad?
Eona: Anda mungkin tak bisa membayangkannya. Saya pernah menjauhi barang-barang Kinra demi—
Ah ya, kedua pedangnya yang berisi amarah. Aku tebak itu pasti amarah balas dendam. Tebakanku juga, dia bukan pengkhianat kaisar tapi dia menolak menjadi selir kaisar. Benar kan? Oh, aku tahu, jangan dijawab! Biarkan aku mencari tahunya sendiri!

Satu pertanyaan terakhir, Eona, jika kamu diminta memilih antara kehilangan orang yang kamu cintai atau kehilangan kekuatan nagamu, mana yang akan kamu pertahankan?
Eona: Itu... Pilihan yang sangat sulit. Apakah aku harus benar-benar harus mengatakan pilihanku, Mr. Ismarianto?

Tidak kalau kamu tidak ingin mengatakannya.

Pilihan. Setiap kali, di dalam hidup kita, kita sering mendapati persimpangan, yang mengharuskan kita memilih salah satu jalan. Kalau jalan yang diambil tepat, senyum kebahagiaan pasti nangkring di bibir kita. Namun, bagaimana kalau jalan yang diambil salah dan mengantarkan langsung pada lubang kenestapaan? Apa yang akan kamu lakukan: menyesalinya atau merelakannya... atau lainnya?

Saya F.J. Ismarianto, dan inilah Story Eater Tales.

P.S.
[1] Adegan di Eona tak seintens seperti di Eon, ada beberapa gimmick di Eona. Tak banyak dan sangat berguna untuk pembaca makin mengenal para tokohnya.

[2] Kak Ally (panggilan maksa akrabku untuk penulis) menurutku sangat piawai dalam memotret dan memasukkan hal-hal yang, mungkin tabu, terjadi pada masyarakat. Seperti contraire (seorang dengan dua jiwa, dalam kasus di dalam buku: jiwa perempuan yang berada di tubuh lelaki) yang kadang ada yang membencinya, tapi ada yang mau menerimanya dan menjadikannya teman. Lalu hubungan Dela, sang contraire, dan Ryko. Belum lagi yang memasukkan penyamaran sebagai kupu-kupu malam.

Mungkin menyamar sebagai penjaja cinta merupakan hal yang biasa, karena ada banyak novel yang menggunakan adegan yang sama. Tapi entah memang kak Ally memasukkan maksud tersembunyi atau hanya bisa-bisanya aku saja, aku merasa ada semacam "teriakan" bahwa penjaja cinta itu juga manusia, tak sepatutnya diberlakukan hina meski pekerjaannya... Mungkin tak baik. Pekerjaannya itu sendiri sama beresikonya dengan pekerjaan lain.

[3] Endingnya oke, bagus, bisa dikatakan happy ending... tapi aku merasa kurang puas. Untuk menggambarkannya, katakanlah Eona itu mirip dengan Harry Potter and The Deathly Hallows tapi tanpa bagian "19 tahun kemudian."

[4] Entah hanya perasaanku saja, atau memang buku Eona ini mengalami penyensoran. Ada beberapa bagian yang aku rasa kurang lengkap, sehingga membuatku kesulitan mentransformasikannya dalam bentuk imajinasi.

[5] Entah kenapa, saat baca nama pendesain cover, aku langsung kepikiran dia itu orang Indonesia.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | read big

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!