The Golem's Eye by Jonathan Stroud

Kalimat pertama The Golem's Eye
Saat matahari terbenam, musuh menyalakan api unggun satu per satu, jauh lebih banyak daripada malam-malam sebelumnya.

Sececap The Golem's Eye

Dua tahun sudah berlalu sejak insiden Amulet Samarkand. Dan semenjak dua tahun tersebut, karir Nathaniel—yang kini dikenal dengan nama John Mandrake—di pemerintah melesat naik bak roket. Di usianya yang masih sangat muda yakni 14 tahun, ia telah menjadi asisten kepala Departemen Urusan Dalam Negeri. Dan tugasnya adalah menangani Resistance.


Resistance adalah organisasi bawah tanah yang bermaksud menggulingkan pemerintahan dimana Kitty bergabung. Sayangnya, meski cukup meresahkan dan membuat repot, Resistance bukanlah organisasi besar. Resistance tidak mempunyai gerakan nyata selain mencuri pernak-pernik sihir dari rumah penyihir lalu menggunakannya untuk menciptakan keonaran-keonaran kecil. Saking kecilnya, tidak pernah ada kerusakan besar yang ditimbulkan para anggota Resistance ini.

Hingga, suatu malam, daerah pertokoan diserang oleh sesuatu yang tak dikenal. Sesuatu yang kuat. Sesuatu yang tidak meninggalkan jejak sihir. Sesuatu yang dapat membunuhi makhluk sihir!

Resistance dituduh sebagai pelaku utama kejadian tersebut.

Tapi John Mandrake tidak merasa kerusakan parah di distrik pertokoan itu ulah Resistance. Sebagai seseorang yang membuntuti dan mengenal pola serangan Resistance, ia tahu serangan ini terlalu besar untuk ukuran mereka.

Ditengah kebingungannya, dan mungkin kepanikannya, Nathaniel sekali lagi memanggil Bartimaeus, jin unyu yang dikenal memiliki lidah setajam pisau.

Citarasa The Golem's Eye

Dibanding semua buku dalam seri, The Golem's Eye adalah yang paling tebal. Bahkan The Ring of Solomon juga kalah tebal. Dibanding The Amulet of Samarkand, The Golem's Eye jauh lebih kompleks secara plot. Mungkin karena ada tiga narator di sini sehingga masalah tampak bertumpuk-tumpuk. Pesan yang diangkat pun jadi lebih banyak di antaranya; keadilan, peperangan, dan ya, kasta dan perbudakan.

Dan di antara kesemua seri, mungkin The Golem's Eye ini yang paling berat dibatjanya.

Masih ingat ketika Bartimaeus diserang anak-anak commoner (manusia non-penyihir) di Amulet Samarkand? Nah, salah satu dari anak itu, yang bernama Kitty, menjadi tokoh utama di sini. Dan dia bergabung menjadi anggota Resistance, dan menceritakan kisah dari sudut pandang orang biasa yang berada di bawah rezim penyihir.

Seperti yang sempat kusinggung di review The Amulet of Samarkand, commoner seringnya diperlakukan tak adil oleh penyihir. Nah lewat Kitty inilah dipertontonkan ketidakadilan tersebut. Kitty dan temannya pernah terlibat masalah dengan seorang penyihir. Masalah ini akan bermuara pada dua hal: pertama, Kitty merasakan tidak nikmatnya ketidakadilan (Kitty memang salah, tapi si penyihir tidak mau memaafkannya dan temannya, dan sebagai balasan si penyihir mengirimkan jinnya, merasa pengadilan akan memenjarakan si penyihir Kitty pun menuntutnya, tapi karena statusnya yang commoner... Yah, dia tidak bisa menang, plus penyihir yang jadi lawannya adalah orang penting. Otomatis omongannya dianggap angin lalu meski benar), sementara yang kedua, dia jadi sadar dengan kemampuannya: dia anti terhadap sihir. Diserang sihir seperti apapun dalam takaran tertentu dia tidak akan kenapa-kenapa.

Itulah kenapa gerakan bawah tanah tersebut oleh pendirinya disebut Resistance. Yang bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti ketahanan. Dan dalam konteks ini, mereka— anggota Resistance—memang tahan pada kekuatan para makhuk gaib dalam batas tertentu.

Sayangnya, meski Resistance cukup merepotkan bagi pemerintah, terutama Nathaniel yang menemukan mereka merupakan tugas utamanya, dan sering disalahkan atas insiden yang kurang menyenangkan yang terjadi di kerajaan (masih ingat dong serial ini mengambil setting di semesta alternatif?), Resistance ini ya cuman merepotkan. Itu saja. Mereka belum bisa melakukan pengrusakan besar-besaran.

Lewat Nathaniel, kita akan disuguhi drama politik yang saling sikut satu sama lain. Sedetik berkawan, detik berikutnya musuhan. Dan karena dia yang bertanggungjawab untuk menangkap kelompok Resistance, dia mendapat tekanan dari banyak pihak; perdana menteri, sekutunya, dan lawannya. Plus, dia juga disalahkan untuk kegemparan yang memorakporandakan banyak daerah yang hanya dia satu-satunya yang yakin bukan Resistance pelakunya.

Dan dari situlah judul bukunya. Dari misteri yang memorakporandakan banyak daerah tersebut. Misteri yang nyaris merenggut nyawa Bartimaeus ketika menemukannya: mata golem.

Tidak seperti The Amulet of Samarkand, The Golem's Eye diawali dengan karir masa lalu Bartimaeus di Praha, ketika Praha belum ditaklukkan oleh Inggris dan masih menjadi pusat dunia. Ceritanya seru, dan khas Bartimaeus—di waktu tergenting pun dia tidak kehilangan keceriaannya dan rasa humornya. Dan humor itu terasa pas. Tidak salah tempat. Dan merupakan pertemuan pembaca dengan sosok Barty sebelum bertemu dengannya lagi di Bagian Dua (bagian Praha yang ini merupakan prolog, bagian satu digunakan oleh Nathaniel dan Kitty untuk membangun plot).

Untuk sampulnya, perhatikan dua sampul di bawah di bawah ini...


Karena tidak menemukan cover lama di GR, jadi pakai foto dari Pojok Penjualan

Mana yang kalian suka? Versi baru atau versi lama?

Aku, tetep, masih lebih suka cover lama. Ekspresi ceria Bartimaeus di sampulnya benar-benar tak tergantikan!

Oh iya, di awal-awal aku melihat gambar Bartimaeus ini, maksudku sebelum aku memiliki bukunya dan menyadari kalau gambar makhluk yang ada di sampul adalah si jin, aku sempat mengira makhluk yang ada di gambar itu adalah si golem. Dan dengan sotoynya bilang, Bukannya golem seringnya terbuat dari batu atau tanah? Dan bukannya itu bentuk minotaur? Apakah golemnya berbentuk seperti golem?

Dan kesotoyan itu kena batunya (?) tatkala menyadari bahwa sesungguhnya makhluk yang nampang di sampul adalah, tak lain dan tak bukan, adalah si Sakr Al Jinni aka Bartimaeus!

Secara keseluruhan, aku menikmati membatja Bartimaeus. Terutama di pembatjaan yang pertama. Di pembatjaan yang kedua, hnn, agak membosankan karena banyak hal yang dimasukkan di dalamnya. Hal yang diperlukan agar buku sekuelnya, yakni The Ptolemy's Gate, tidak dijejali banyak hal sehingga terasa lebih ringan. Perkembangan karakter Nathaniel dari sekuelnya cukup baik. Dia tidak terlalu menyebalkan seperti di Amulet Samarkand.

Kitty memang mencuri perhatian sejak di buku pertama, tapi kemunculannya yang sekilas mudah terlupakan, tidak seperti di Golem's Eye ini. Dia sangat dominan. Mungkin akan banyak yang memfavoritkannya, karena di antara tiga tokoh utama, dia yang digerakkan oleh hati yang tulus. Tidak seperti Nate yang kasar dan suka banget membentak, tidak pula seperti Barty yang... se[erti itu. Tapi aku tetap akan memfavoritkan Bartimaeus. Habis dia lutju dan menggemaskan sih XD

Oh iya, ada fakta seru yang mungkin kalian pengen tahu (ih, siapa gue? xD ). Di pembatjaan yang pertama, sejak tahu Kitty kebagian peran, aku sudah menunggu-nunggu dia ketemu dengan Natty. Dan ketika hal itu terjadi... aku langsung menyelesaikan buku ini hingga selesai dalam waktu semalam. Aku memaksa mataku membuka lebar hingga jam setengah empat! :)))

Bagi yang suka kisah fantasy, terutama high-fantasy dan dibumbui humor yang kental, dan/atau kisah yang mengangkat isu-isu kemanusiaan dan keberanian kalian mungkin akan suka pakai dewa dengan The Golem's Eye, dan mungkin keseluruhan buku dalam seri.

The Golem's Eye

Penulis: Jonathan Stroud
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Maret 2010 (cetakan keempat) - Juli 2007 (cetakan pertama
Tebal: 624 halaman
Seri: Bartimaeus #2
Genre: Fantasi - Humor - Adventure
Score: Delicous (5/5 bintang!)
Target: Young - Adult (15 tahun ke atas!)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
https://perpuskecil.wordpress.com/2015/01/15/lucky-no-15-reading-challenge/
Kategori: Bargain All The Way

| |

2 comments:

  1. mungkin.. mungkin ya karena gua baca buku ini setelah mendengar (atau lebih tepat dibilang membaca) sanjung puji tentang serial ini dan bartimaeus yang kocak, gua malah jadi ga terlalu menikmati pas akhirnya membaca sendiri bukunya XD

    baru baca dua buku pertama dan menunda2 baca the golem's eye.. somehow gua lebih suka lockwood and co :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin juga, kak. Kitanua jadi berekspektasi tinggi, dan ternyata... ceritanya gitu doang :))

      Batja yang terakhir, kak Indah, yang Ptolemy's Gate. Ini yang paling ringan di antara kisah Nate bersama Barty :D

      Hapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!