Naomi and Ely's No Kiss List by Rachel Cohn and David Levithan

Naomi and Ely's No Kiss List

Penulis: Rachel Cohn and David Levithan
Penerbit: Alfred A. Knopf
Tebal: 240 halaman
Genre: Realistic Fiction - Romance - LGBT
Stew score: Almost - Yummy!
Target: Teen (13 tahun ke atas)

Sececap Naomi and Ely's No Kiss List

Naomi dan Ely (ini cowok ya) adalah dua sahabat karib. Kemana-mana selalu bersama-sama. Dimana ada Naomi, di situ pasti ada Ely. Begitu pula sebaliknya. Dan semua orang tahu itu.

Bahkan untuk mengokohkan persahabatan mereka, mereka berdua membuat daftar orang-orang yang tidak boleh dicium oleh mereka berdua.

Yang tidak disadari Ely adalah bahwa Naomi jatuh cinta padanya. Ucapan "I love You" yang dikatakan Naomi benar-benar memiliki maksud dan bukan seperti yang Ely kira—ungkapan sayang untuk sahabat atau seseorang yang telah dianggap saudara.

Yang dikatakan Naomi pada diri sendirinya adalah bahwa dia dan Ely nantinya akan menikah, meski dia tahu sekali sahabatnya itu gay.

Hingga suatu hari...

Persahabatan mereka mengalami guncangan hebat ketika Ely mencium Bruce the Second, yang saat itu masih berstatus sebagai pacar Naomi!

Citarasa Naomi and Ely's No Kiss List

Jauh lebih bagus dibanding Nick and Norah's Infinite Playlist. Mungkin karena di Naomi and Ely's No Kiss List ini David Levithan lebih banyak porsi nulisnya, atau mungkin Rachel Cohn sedikit meninggalkan gaya berceritanya yang kebanyakan narasi.


Dan sama seperti Nick and Norah's Infinite Playlist, Naomi and Ely's No Kiss List dipenuhi oleh banyak daftar lagu-lagu kesukaan para tokohnya.

Ada beberapa hal yang membuat Naomi and Ely's No Kiss List yang membedakan dengan novel sejenis lainnya. Yang pertama, khusus untuk POV Naomi [buku ini terbagi dalam banyak POV: Naomi, Ely, Bruce the Second, Bruce the First, Gabriel, Robin (female) dan Robin (male) ], bertaburan banyak sekali simbol. Simbol-simbol dalam bentuk gambar. Jadi bagi yang tak mengerti gimana membacanya, ya, agak susah. Yang keduanya, seperti yang kalian baca di atas, banyak tokoh yang namanya sama. Aku tidak merasa duo penulis ini kehabisan nama, tapi aku rasa mereka memang sengaja menggunakan nama yang sama, agar suasana dalam novel ini sangat dekat dengan kehidupan nyata.

Sama seperti namaku. Di kampusku ada yang namanya sama dengan nama depanku. Nama tengahku. Juga nama di tengah nama belakangku.

Dan ide nama sama ini unik. Meski pada awalnya membuatku bingung: Apa yang membedakan Bruce the Second dari Bruce the First? Aku sempat mengira mereka ini satu orang dengan kepribadian ganda lho. Lalu, mana si Robin yang female dan mana Robin yang male, kalau tak memperhatikan simbolnya yang kecil dengan benar?

POV yang paling aku suka adalah POV Bruce the Second, pacar Naomi yang kemudian menjadi mantan Naomi yang kemudian menjadi pacar Ely. Gimana ya? Soalnya aku ngerasa khusus part itu ditulis sendiri oleh David Levithan. Karakternya juga sedikit agak mirip dengan will grayson (huruf kecil). Cuman Bruce ini lebih lugu dan lebih kolot dan lebih kaku tapi kurang humoris dan kurang asertif dibanding will grayson.

Kendati begitu, aku tahu sekali bagaimana rasanya menjadi Naomi. Mencintai seseorang yang tak mungkin mencintai kita balik. Rasanya, yah, sakit. Apalagi membayangnya dirinya bersama orang lain. Dan meski sadar tak mungkin memilikinya, harapan bahwa suatu hari dia mencintai kita balik atau membalas perasaan kita mengendap di sudut hati.

Endingnya cukup sulit ditebak. Aku tahu pada akhirnya Naomi dan Ely bakal baikan, tapi bagaimana caranya. Apakah Ely akan memutuskan Bruce the Second? Yang akan percuma secara Naomi tak pernah mencintai Bruce the Second. Bahkan nama Bruce the Second tak masuk dalam daftar No Kiss List yang berisi daftar orang-orang keren (kebanyakan cowok, tapi ada juga ceweknya).

Overall, Naomi and Ely's No Kiss List lumayan oke. Kadang sedikit boring ketika masuk POV-nya Gabriel dan kedua Robin, ada juga POV saudari Bruce the First, dan kadang... bebebarapa penceritaan dari sudut pandang mereka, seandainya dihilangkan menurutku, tak akan terlalu berpengaruh besar pada kisahnya secara keseluruhan. Secara konfliknya juga cuman dikit. Nggak kompleks dan berlapis-lapis kayak Lord of the Rings (iyalah!). Pengaruhnya mungkin cuman satu: halamannya jadi sedikit dan nanti malah menjadikannya novella. Oh dan satu lagi, aku cukup terkejut dengan bagian endingnya yang oke banget. Jauh lebih oke ketimbang ending Will Grayson, will grayson yang kayak ending di film Holiwut. Secara membahas bahwa cinta dan persahabatan itu tak mempunyai perbedaan. Bahwa cinta itu tak hidup dengan satu orang saja atau hanya dengan pasangan kita saja.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| |

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!