Pena Beracun
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 296 halaman
Judul asli: The Moving Finger
Seri: Miss Marple #
Genre: Misteri - Kriminal - Romance
Stew score: Sweet!
Target: Adult!
Sececap Pena Beracun
Demi alasan kesehatan, Jerry Burton disarankan oleh dokternya untuk menenangkan diri sejenak di daerah pedesaan, yang suasananya jauh lebih tenang dari perkotaan. Namun ternyata ketenangan merupakan barang mewah bagi Jerry, sebab di Lymstock pun, desa tempat dia tinggal memulihkan diri, dia dibuat gundah dan penasaran oleh surat kaleng yang berisi fitnah.
Pada awalnya Jerry dan Joanna, adik Jerry, menganggap itu satu-satunya surat kaleng yang terkirim di Lymstock. Salah satu "lelucon" dari salah satu penduduk lokal yang tak suka pada mereka. Tapi ternyata bukan hanya mereka yang mendapat surat kaleng tersebut, tapi nyaris semua penduduk!
Lymstock resah, tapi tak banyak yang berubah. Penduduknya masih sama, melakukan kegiatannya seperti biasa. Sebab meski menaikkan tensi darah, surat yang ditulis oleh pena beracun itu tak ubahnya seperti omong-kosong belaka. Apa-apa yang tertulis di dalamnya bersifat fiktif belaka. Jadi tak benar-benar ada yang menganggapnya serius.
Namun semuanya berubah ketika Lymstock berubah jadi panggung pembunuhan!
Citarasa Pena Beracun
Aku sengaja membaca kisah ini karena penasaran dengan sosok Miss Marple, tokoh detektif, yang katanya (bila dibandingkan dengan detektif yang satunya—yang berkebangsaan Belgia), favorit pengarangnya. Tapi ternyata aku harus bersabar sebelum bertemu dengannya. Sebab dia muncul di bab-bab akhir buku. Alias detik-detik menuju klimaks.
Kalian pasti penasaran, kenapa tidak membaca yang lainnya saja? Buku-buku Miss Marple kan banyak.
Masalahnya, yang kutemukan cuman yang ini.
Saat membaca kisahnya pertama kali, aku sempat merasa salah buku. Bahkan perasaan itu tak sampai benar-benar hilang hingga ketika Miss Marple muncul di bagian-bagian terakhir novel ini. Maksudku, gaya bercerita di sini agak berbeda dengan buku Hercule Poirot yang (konsisten?) menggunakan pov Captain Hastings. Di sini menggunakan pov Jerry yang, pada awalnya aku kira teman Miss Marple, ternyata orang asing bagi si nenek pintar itu. Dan setelah sampai lembar terakhir, aku yakin Jerry ini hanya muncul di Pena Beracun ini saja. Tidak di buku Miss Marple yang lain.
Untuk kisahnya sendiri sebenarnya biasa saja. Sedikit tidak menarik untuk diikuti. Meski bagi yang mendewakan ending yang tak terduga, Pena Beracun masih lumayan kompeten untuk hal itu. Yang membuatnya oke (di mataku) justru celetukan-celetukan atau sindiran-sindiran akan apa yang terjadi di dunia ini (yang masih aktual hingga sekarang). Satu lagi yang oke, interaksi Jerry dan Joanna yang seru. Akur, tapi sering sekali saling ledek. Tingkah-polah mereka hampir selalu menghadirkan tawa di bibirku.
Secara keseluruhan, walau kasus kejahatannya tak terlalu menarik, dan proses penulusurannya kurang mengesankan, Pena Beracun masih cukup menghibur dan bikin gregetan pengen segera tahu siapa si pengirim surat kaleng dan si pembunuh. Endingnya juga sulit di tebak. Namun, yang bikin aku terkejut justru bukan endingnya, sebab penjelasan Miss Marple sangat memuaskan (meski porsi kemunculannya sangat teramat sedikit). Melainkan bahwa novel misteri ini punya kisah romansa di dalamnya.
P.S.
Posting ini disertakan dalam posting bareng BBI tema detektif.
0 comments:
Posting Komentar