Matilda
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Puffin Books
Tebal: 240 halaman
Genre: Fantasi - klasik
Stew score: Sweet!
Target: Children (9 tahun ke atas!)
Sececap Matilda
Sekilas Matilda seperti bocah empat tahun pada umumnya. Tapi saat kalian mengajaknya bicara... Beuh! Dia seperti orang dewasa yang terperangkap di tubuh anak kecil!
Matilda punya hobi yang unik untuk anak seusianya. Membaca buku. Bukan buku cerita anak-anak yang full gambar, tapi novel anak-anak berhalaman cukup banyak seperti The Secret Garden karya Frances Hodgson Burnett. Juga novel-novel "berat" karya Charles Dickens dan penulis kenamaan lainnya.
Matilda adalah bocah yang istimewa. Dia sudah bisa membaca di usianya yang dini itu. Dia bisa menghitung angka-angka yang jumlah digitnya banyak. Dia—
Tunggu sebentar deh, Jun. Itu kan bukan hal yang istimewa. Kebisaan Matilda itu bisa saja karena sejak kecil orangtuanya—
Ah, ya. Orangtuanya. Orangtua Matilda memang pintar. Tapi pintar dalam hal lain. Dan yang jelas bukan dalam hal akademis. Namun, meski mereka pintar, mereka sama sekali tidak menyayangi putri mereka tersebut. Jadi, sudah bisa menebak kan apa yang mereka lakukan pada putri kandung mereka sendiri?
Penasaran seperti apa kehidupan Matilda si gadis cilik genius? Eits, tapi jangan terkejut ketika menemukan sedikit unsur fantasi di dalamnya.
Citarasa Matilda
Aku iri pada Matilda. Iri karena dia membaca banyak sekali buku-buku bagus! Masa dia sudah baca A Great Expectation, Oliver Twist dan karya Dickens lainnya? Aku saja baru baca satu karya penulis legendaris itu dan itu pun yang novella, jumlah halamannya dikit: A Christmas Carol.
Coba di sini ada perpustakaan, atau rental buku, yang mana meminjamkan buku-buku klasik.
Anyway, pembukaan buku ini cukup bagus. Meski belum sebagus pembukaan How to Cook with Childrens? karya Keith McGowan. Menggunakan fakta tentang orangtua... Yang sangat benar sekali.
Fakta itu menyebutkan ada dua jenis orangtua. Yang "tutup mata" dan "yang tak pedulian."
Sekejab, kata itu punya makna yang nyaris sama. Temukan perbedaannya, atau makna komplitnya, dengan membaca bukunya sendiri ;)
Matilda bacaan yang worth it kok. Full komedi dan sarat akan pesan moral yang tak hanya bagus untuk anak-anak, tapi juga bagi orangtua (atau yang baru calon.)
Yang tak aku duga adalah buku ini ada unsur fantasinya. Sangat sedikit, tapi cukup krusial. Dan meski agak absurd, penjelasan mengenai keajaiban itu sangat masuk akal sekali.
Eh, nggak sedikit-sedikit amat sih. Soalnya keajaiban-keajaiban itu tak terjadi hanya pada tokoh utama saja. Ada satu tokoh jahat yang punya kebiasaan atau kegemaran melempar-lempar barang. Tidak hanya barang mati, kalau boleh kutambahkan. Jadi, bisa kalian bayangkan dong apa yang terjadi pada benda hidup ketika dia dilemparkan sangat amat tinggi, bahkan hingga tampak sebagai titik kecil?
Yap, benda hidup yang dilempar itu tetap hidup! Dia cuman memar saja! X))
Overall, meski bukan buku yang luar biasa, Matilda buku yang bagus. Aku sebenarnya tak terlalu cemas dengan versi terjemahannya, secara jenis umpatan di England sono berbeda dengan yang ada di Indonesia. Dan aku juga yakin penerjemahnya pasti memperlunak umpatan tersebut sehingga menjadi umpatan yang tak terlalu berarti. Tapi walau demikian, aku menyarankan orangtua ikut membaca buku ini. Selain untuk mencari tahu anda masuk dalam kategori orangtua yang mana ("yang tutup mata" atau "yang tak pedulian"), anda juga mungkin akan menemukan beberapa hal menarik lainnya.
P.S.
Kecurigaanku bahwa Mr. Dahl tidak suka pada tv makin membesar.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar